About

Minggu, 08 Desember 2013

Ulkus Diabetikum

2.1  Pengertian
                   Ulkus Diabetikum merupakan Suatu komplikasi kronik dari penyakit diabetes mellitus tipe 2 yang ditandai dengan luka yang terbuka pada jaringan kulit atau selaput lendir yang ditandai juga dengan adanya kematian jaringan dan invasi kuman saprofit. (iizmccandless, 2011).
2.2  Etiologi
                   Etiologi ulkus diabetikum disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor endogen dan faktor ekstrogen (iizmccandless, 2011).
Faktor endogen diantaranya :
Ø  Genetik metabolik.
Ø  Angiopati diabetik.
Ø  Neuropati diabetik.
Faktor eksogen diantaranya :
Ø  Trauma.
Ø  Infeksi
Ø  Obat
                   Ulkus diabetikum disebabkan oleh proses aterosklerosis pada bagian pembuluh darah perifer yang mengakibatkan glukosa dalam pembuluh darah tidak dapat mengalir dengan baik ke pembuluh perifer yang menyebabkan disfungsi endotel mikrovaskuler sehingga terjadilah mikroangiopati. Mikroangiopati ini melandasi terjadinya neuropati yaitu suatu keadaan dimana saraf – saraf perifer menjadi lemah dan mati rasa. Dari proses inilah yang terjadi secara berkelanjutan (kontinyu) menyebabkan hipoksia jaringan hingga pada akhirnya ulkus terjadi (Porth, 2009).

2.3  Manifestasi Klinis
-        Daerah akral tampak merah dan terasa hangat akibat peradangan (iizmccandless, 2011).
-        Biasanya teraba pulsasi arteri di bagian distal (iizmccandless, 2011).
-        Pain (nyeri) (iizmccandless, 2011).
-        Paleness (kepucatan) (iizmccandless, 2011).
-        Paresthesia (kesemutan) (iizmccandless, 2011).
-        Pulselessness (denyut nadi hilang) (iizmccandless, 2011).
-        Paralysis (lumpuh) (iizmccandless, 2011).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis, Smeltzer dan Bare (2001: 1220) :
a.     Stadium I : Asimtomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).
b.     Stadium II : Terjadi klaudikasio intermiten.
c.      Stadium III : Timbul nyeri saat beristirahat.
d.     Stadium IV : Terjadi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
2.4  Pemeriksaan Diagnostik :
-        Pemeriksaan fisik  (iizmccandless, 2011) :
·       Inspeksi :
a)     Denervasi kulit menyebabkan produktivitas keringat menurun, sehingga kulit kaki kering, pecah, rambut kaki / jari (-), kalus, claw toe.
·       Palpasi :
a) Kulit kering, pecah-pecah, tidak normal
b) Klusi arteri dingin,pulsasi ( – )
c) Ulkus :kalus tebal dank eras.
-        Pemeriksaan vaskuler
                   Tes vaskuler noninvasive : pengukuran oksigen transkutaneus, ankle brachial index (ABI), absolute toe systolic pressure. ABI : tekanan sistolik betis dengan tekanan sistolik lengan.
-        Pemeriksaan Radiologis : gas subkutan, benda asing, osteomielitis.
-        Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1)     Pemeriksaan darah
                   Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2)     Urine.
                   Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
3)     Kultur pus
                   Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
2.5  Studi Kasus

Case : Ulkus Diabetikum + Amputasi.
            Tn. R 50 thn datang ke RS dengan alasan terdapat borok/luka yang tidak sembuh-sembuh pada kaki kiri sejak 1 tahun yang lalu. Dari hasil pengkajian didapatkan klien telah menderita DM sejak 2 tahun yang lalu dan mengaku rajin control kadar gula darah. Sejak 6 bulan yang lalu klien merasakan berat badannya turun drastis dan sering merasa mual serta muntah. Klien mengatakan kakinya tertusuk duri akibat tidak menggunakan alas kaki ketika pergi ke kebun, luka dibiarkan saja, tapi makin lama makin besar disertai busuk dan bernanah serta terasa nyeri. Perawat yang melakukan pengkajian mendapatkan data TD : 150/110 mmHg; RR= 28x/menit; N= 100x/menit; suhu= 37°C. Kesadaran compos mentis; Refleks pupil baik; suara paru bersih; kapiler refill 4 detik. Pada kaki kiri terdapat ulkus dengan ukuran 3x2x2 cm; pus (+); edema (+); sensasi nyeri (+). Hasil Lab didapatkan : Hb = 8,3 gr%; leukosit = 14.400 gr/dL; Gula darah acak : 298 gr/dL; klien melakukan amputasi. Pada klien terpasang Martos 12 tetes/menit. Insulin 3x8 IU. Obat : Cefotaxim 3x2. Diet : 1900 kal.
Diagnosa Medis : DM tipe 2 + Ulkus DIabetikum
2.6  Pengkajian 11 Fungsional Gordon :

1.     Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
                   Tn R. 50 thn masuk rumah sakit dengan keluhan luka/borok yang tidak sembuh – sembuh pada kaki bagian kirinya sejak 1 bulan yang lalu. Klien menambahkan luka pada bagian kakinya tersebut disebabkan karena tertusuk duri akibat tidak menggunakan alas kaki saat pergi berkebun hingga mengakibatkan luka, luka tersebut dibiarkan saja, dan makin lama luka tersebut makin membesar disertai dengan busuk dan bernanah serta nyeri. Klien mengaku bahwa beliau mempunyai riwayat DM sejak 2 tahun yang lalu dan mengaku rajin mengontrol gula darahnya. Akan tetapi sejak 6 bulan yang lalu, klien mengaku berat badannya turun drastis dan sering merasa mual dan muntah.
                   Saat ini klien mendapatkan terapi diet makanan TKTP dengan konsumsi 1900 kal, klien juga mendapatkan terapi obat cefotaxim 3x2, Insulin 3x8 IU, serta IVDL martos 12 tts/menit. Klien juga mendapatkan terapi perawatan ulkus pada kaki bagian kirinya dengan rivanol dan larutan kalium permanganate 1:500 mg.
2.     Nutrisi – Metabolik
                   Klien mengaku saat ini berat badannya mengalami penurunan yang drastis dimana (BB = 42 kg, TB = 160 cm, BMI = 15,625 yang mengindikasikan bahwa klien masuk dalam kategori yang sangat kurus). Dari hasil pemeriksaan fisik didapati : bibir klien tampak kering dan pucat, carries gigi (+), turgor kulit klien abnormal (kembali dalam waktu 4 detik), rambut klien tipis.
                   Dari hasil pemeriksaan labor didapatkan : (Hb = 8,3 gr%; HCT = 32%; Leukosit = 14.400 gr/dl; Trombosit = 90.000/ul; Laju Endap Darah (LED) = 13mm/jam; Glukosa darah acak = 298 gr/dl; HDL = 50 mg/dl; LDL = 189mg/dl; Kreatinin = 1,4 mg/dl; Ureum = 60 mg/dl; Albumin = 2,9 gr%; Globulin = 2,0 gr%; Kalium = 3 mmol/L; Natrium = 155 mmol/L; Clorida = 85 mmol/L).
                   Kondisi klinis klien saat ini : (Klien mengaku sering merasa mual dan muntah, dan nafsu makannya menurun. Klien mengaku tubuhnya saat ini terasa lemas.
                   Sebelum masuk RS, klien mengaku nafsu makannya menurun sehingga tidak banyak makanan yang masuk kedalam tubuhnya, Intake makanan klien sebelum masuk RS berkisar 1 – 2x sehari dengan komposisi makanan yang sembarangan (sesuai selera), dan juga jam makannya yang tidak teratur. Selain itu, Intake cairan klien normal dimana klien mengaku sering minum daripada makan. Intake cairan klien berkisar 9 gelas/harinya. Akan tetapi setelah masuk RS klien mendapatkan terapi makan dengan diet tinggi kalori (1900 kalori). Selain itu saat ini pada klien terpasang IVDL martos 12 tetes/menit, serta klien juga mendapatkan insulin 3x8 IU. Intake cairan klien pun masih tetap normal yaitu berkisar 10 -12 gelas/harinya.
3.     Eliminasi
                   Frekuensi BAK klien berkisar 10x/hari, dengan volume urine berkisar 600 ml dalam 1x miksi, dan karakteristik warna urine kuning pekat. Frekuensi BAB klien berkisar 5x/hari dengan karakteristik feses semi cair. Klien saat ini dipasangkan kateter untuk pola BAKnya serta Pampers sebagai alat bantu BABnya.
                   Dari hasil urinalisisnya didapatkan : Glukosa (+); Protein (+).
4.     Aktifitas – Latihan
                   Klien mengaku sudah lebih dari 6 bulan yang lalu, beliau merasakan nyeri kesemutan pada bagian kakinya. Dan sejak 1 bulan yang lalu setelah kakinya mendapat luka, klien mengaku aktifitasnya terganggu dimana pola aktifitasnya menjadi kurang dan klien menambahkan beliau lebih sering berdiam diri di rumah tanpa aktifitas yang keras setelah kakinya mendapatkan luka. Klien mengaku dalam kesehariannya beliau adalah seorang perokok yang rata – rata mengkonsumsi rokok sekitar 1 bungkus per harinya. Akan tetapi, sejak 6 bulan yang lalu beliau berhenti merokok. Klien sebelumnya juga pernah mempunyai riwayat DM sejak 2 tahun yang lalu dan mengaku rajin mengkontrol kadar gula darahnya. Saat ini kondisi kaki kiri klien terdapat ulkus dengan ukuran 3x2x2 cm, pus (+), edema (+), sensasi nyeri (+). Dari hasil pemeriksaan TTV : (TD = 150/100 mmHg; RR = 28x/menit; N = 100x/menit; Suhu = 37°C) serta didapatkan suara nafas klien bersih.
5.     Istirahat – Tidur
                   Klien mengaku pola tidurnya terganggu akibat penyakit yang dirasakannya saat ini. Beliau menambahkan suasana rumah sakit membuat beliau menjadi tidak nyaman dan sulit untuk tidur. Frekuensi tidur klien berkisar 1x/harinya dimana beliau hanya menghabiskan rata – rata 6 jam tidur dalam semalam. Klien mengaku susah tertidur dan baru akan tertidur pada pukul 23.00 dan bangun pada pukul 05.00. Klien juga menambahkan bahwa kualitas tidurnya tidak adekuat dimana beliau mengaku sering merasa lelah saat terbangun dari tidurnya.
6.     Kognitif – Perseptual
                   Dari hasil pemeriksaan didapatkan : (refleks pupil klien baik, pendengaran baik, pembau baik). Akan tetapi klien mengalami masalah dengan sensasi perabaan pada bagian kakinya dimana beliau mengaku sering mengalami kesemutan dan terasa nyeri jikalau lama berdiri. Klien menambahkan luka yang terdapat pada bagian kaki sebelah kirinya memberikan rasa nyeri dan tidak nyaman bagi klien. Saat ini tingkat kesadaran klien compos mentis dengan GCS = 15. Dari hasil pengkajian juga didapatkan bahwa klien terkadang juga mengeluhkan nyeri kepala.
7.     Persepsi Diri – Konsep Diri
                   Klien mengaku saat ini beliau merasa kurang percaya diri dengan kondisi tubuhnya yang sedikit cacat. Klien menambahkan bahwa beliau terkadang malu dengan kondisi luka yang dialaminya karena luka tersebut terkadang membuat orang – orang yang berada disekitarnya menjadi menjauh darinya. Saat ini beliau juga cemas akan operasi yang akan dihadapinya dimana beliau baru pertama kalinya akan mengalami operasi ini.
8.     Peran – Hubungan
                   Klien merupakan seorang ayah dengan 5 orang anak. Klien sebelumnya pernah bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta. Akan tetapi sejak DM mendera beliau sejak 2 tahun yang lalu, membuat klien berhenti dari pekerjaannya dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat di rumah. Klien memiliki 3 orang anak yang sudah berpenghasilan tetap sehingga ekonomi keluarga bisa ditangani dari penghasilan ketiga anaknya tersebut.
9.     Seksualitas
       Tidak terkaji.
10.  Koping – Toleransi Stress
                   Saat ini kondisi klien tampak cemas karena akan menghadapi operasi/amputasi. Klien mengaku untuk menghilangkan rasa takutnya tersebut beliau sering berdoa dan bertawaqqal akan kondisinya kepada Allah SWT. Akan tetapi dari hasil pengkajian didapatkan bahwa manajemen koping klien negative karena klien terkadang sering mengeluh dan tampak pucat menjelang operasi.

11.  Nilai – Keyakinan
                   Klien merupakan seorang muslim dan mengaku masih jarang beribadah. Akan tetapi sejak sakit beliau sudah mulai memperbaiki dirinya menjadi lebih baik dan berniat lebih taat lagi dalam beribadahnya.

2.7  Aplikasi NANDA NOC – NIC terkait kasus :

No
Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
1
Pola nafas tidak efektif berkaitan dengan sesak nafas yang dialami klien.

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, Kriteria hasil yang diharapkan :
-        Jumlah pernafasan klien kembali normal (16-20x/menit).
-        Ritme pernafasan klien kembali normal.
-        Memelihara kelancaran saluran udara klien.
-        Mengatur peralatan oksigen dan memberikannya melalui system humidifier.
-        Memonitor aliran liter oksigen.
-        Memonitor keefektifan terapi oksigen.

2
Ketidakseimbangan Nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan normal tubuh berkaitan dengan status BMI klien yang sangat kurus serta gejala klinis lainnya seperti mual, muntah, dan anoreksia.
Setelah dilakukannya intervensi keperawatan, Kriteria hasil yang diharapkan :
-        Intake makanan kembali normal.
-        Intake cairan kembali normal.
-        Nafsu makan klien kembali normal.
-        Intake kalori menjadi adekuat.
-        Intake protein menjadi adekuat.
-        BMI kembali mencapai angka normal (18,5 – 25 kg/m²).
-        Nilai serum albumin kembali normal.
-        Nilai hematokrit kembali normal.
-        Nilai Hemoglobin kembali normal.
-        Nilai gula darah klien kembali normal.
-        Nilai kolesterol klien kembali normal.
Intervensi keperawatan yang dilakukan :
-        Mendorong klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori.
-        Mendorong klien untuk mengkonsumsi makanan dengan tinggi protein.
-        Mengajarkan klien bagaimana untuk membuat daftar makanan hariannya.
-        Memonitor intake makanan yang bernutrisi dan mengandung kalori.
-        Mengukur berat badan klien pada interval waktu tertentu.
-        Berkolaborasi dengan ahli gizi mengenai jumlah kalori dan jenis zat bergizi yang dibutuhkan untuk mencapai syarat –syarat makanan yang bernutrisi.
-        Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan yang mengandung kadar tinggi kalium.
-        Memonitor hasil lab.
-        Mengajarkan klien dan keluarganya untuk menjaga pola dietnya.
3
Gangguan integritas kulit berkaitan dengan ulkus yang dialami klien pada bagian kaki sebelah kirinya.

Setelah dilakukannya intervensi keperawatan, Kriteria hasil yang diharapkan :
-        Inflamasi luka menjadi tidak menyebar.
-        Nekrosis pada bagian kulit dapat dibatasi.
-        Edema pada luka menghilang.
-        Kapiler refill pada bagian jari kaki kembali normal.
-        Tekanan darah klien kembali normal.
-        Rasa kesemutan pada bagian kaki klien bisa teratasi.
Intervensi keperawatan yang dilakukan :
-        Memonitor karakteristik luka klien meliputi : drainase, warna, ukuran, serta bau.
-        Melakukan perawatan luka ulkus.
-        Memelihara tekhnik berpakaian steril ketika melakukan perawatan luka.
-        Mengajarkan pasien atau keluarga pasien mengenai prosedur – prosedur perawatan luka.
-        Mendokumentasikan perkembangan penyembuhan luka klien (lokasi, ukuran, serta tampilan).
4
Kecemasan berkaitan dengan gangguan perubahan dalam status kesehatan sebelum melakukan operasi.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, Kriteria hasil yang diharapkan :
-        Klien mengekspresikan penurunan level kecemasan.
-        Menunjukkan hilangnya indicator bahasa tubuh klien yang merujuk ke arah kecemasan, seperti : (tekanan wajah, rasa gelisah, dilatasi pupil, berkeringat, peningkatan Tekanan darah, serta peningkatan denyut nadi).
Intervensi yang dilakukan :
-        Pengajaran sebelum operasi meliputi pengkajian awal mengenai pengalaman operasi klien dan kemudian menyediakan informasi yang faktual untuk meningkatkan pengetahuan pasien.
-        Melakukan komunikasi dengan pasien untuk mengungkapkan perasaan yang dirasakan oleh klien saat ini yang bisa membantu mengurangi ketakutan klien.
-        Menganjurkan klien untuk beristirahat secara optimal.
-        Mengajarkan keluarga klien untuk membantu mengurangi rasa cemas klien dengan selalu memberikan dukungan dalam perawatan klien.

0 komentar:

Posting Komentar