About

Rabu, 05 November 2014

ANATOMI USUS HALUS – ANUS


Usus Halus
Usus halus adalah saluran sistem pencernaan (alimentary) yang berupa tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari pilorus sampai katup ileosekal yang menyatu dengan usus besar. Usus halus dalam keadaan bekerja dapat mencapai panjang 3 – 5 meter, dan dapat mencapai 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi. Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm (Sloane, E, 2004).
Struktur usus halus
1.    Duodenum
Duodenum memiliki bentuk melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum. Panjang duodenum sekitar 25 – 30 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum.
2.    Jejenum
Gambar 1. Usus Halus
Jejenum mempunyai panjang berkisar 1,0 -1,5 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.


3.    Ileum
Pada dasarnya, ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ± 2 – 2,5 m. Ileum merupakan bagian usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum. (Sloane, E, 2004)
Anatomi Mikroskopik dinding usus :
Ada tiga spesialisasi struktural yang memperluas permukaan absortif usus halus kurang menjadi lebih 600 kali.
a.       Plicae circulares adalah lipatan lipatan sirkulas membran mukosa yang permanen dan besar. Lipatan ini hampir secara  keseluruhan mengitari lumen.
b.      Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai jari ( tingginya 0,2 mm sampai 1,00 mm) yang memanjang ke lumen dari permukaan mukosa. Vili hanya ditemukan pada usus halus; setiap vilus mengandung jaring-jaring kapiler dan pembuluh limfe yang disebut lakteal.
c.       Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membran sel yang muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel epitel.
Pankreas
Gambar 2. Pankreas
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang berbentuk memanjang dan terletak melintang pada dinding abdomen dorsal, dorsal terhadap lambung. (Moore, Keith L dalam Anatomi Klinis Dasar, 2002). Pankreas pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu : 1) Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan 2) Pulau pankreas (Langerhans), menghasilkan hormon
Cairan pankreas mengandung enzim untuk mencerna protein, karbohidrat dan lemak seperti :
1)      Enzim proteolitik pankreas (protease), yakni : tripsinogen, kimotripsin, karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase
2)      Lipase Pankreas, berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsikan oleh garam-garam empedu.
3)      Amilase pankreas, berfungsi untuk menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).
4)      Ribonuklease dan deoksiribonuklease berfungsi untuk menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.

Hati
Hati merupakan sebuah kelenjar yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Hepar terbagi menjadi lobus hepatis dexter dan lobus hepatis sinister.
a.       Lobus hepatis dexter, lebih besar daripada lobus hepatis sinister dan memiliki tiga bagian utama : lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.
b.     
Gambar 3. Hati
Ligamen Falsiform memisahkan lobus dexter dan lobus sinister. Diantara kedua lobus terdapat porta hepatis, yakni jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. (Sloane, E. 2004).
Fungsi Utama Hati adalah :
1)      Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak.
2)      Metabolisme.
-          Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatik gula darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
-          Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak.
-          Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak.
3)      Penyimpanan. Hati menyimpan mineral seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut lemak (A,D,E, dan K)
4)      Detoksifikasi.

Empedu
Kantong empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 7 – 10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati dan terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Kapasitas total kantung empedu kurang lebih 30 – 60 ml.
Komposisi empedu :
a.       Pigmen Empedu, terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini merupakan hasil penguraian hemoglobin yang terintegrasi.
b.     
Gambar 4. Empedu
Garam Empedu, terbentuk dari asam empedu yang berkaitan dengan kolesterol dan asam amino.


Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu pencernaan (emulsifikasi), absorbsi lemak dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Usus Besar
Usus besar merupakan saluran berbentuk tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Rata-rata usus besar memiliki diameter sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.
Gambaran umum usus besar : 1) Tidak memiliki vili, tidak memiliki plicea circulares (lipatan sirkular), 2) Serabut otot longitudinal dalam muskularis esterna membentuk tiga pita, taeniae coli, yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra. 3) Katup ileosekal adalah mulut sfingter antara usus halus dan usus besar.
Bagian-bagian usus besar terdiri dari :
a.       Sekum
Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal apendiks. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Apendiks vermiform adalah suatu tabung buntu yang sempit yang berisi jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.
b.      Kolon
·         Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.
·        
Gambar 5. Usus Besar
Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah fleksura splenik.
·         Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
c.       Rektum
Merupakan bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson. (1999). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Jones and Barret Publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia.  Jakarta : EGC.
Gibson. (1995). Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Kahle, W., et all. (1991). Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta : EGC.
Lutjen, et all. (2001). Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia Edisi 2. Jakarta : EGC.
Moore, KL & Agur, AMR. (2002).  Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : EGC.
Pearce. (1999). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Watson, R.. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi 10. Jakarta : EGC.

















0 komentar:

Posting Komentar