2.1 Pengertian
Ulkus Diabetikum merupakan
Suatu komplikasi kronik dari penyakit diabetes mellitus tipe 2 yang ditandai
dengan luka yang terbuka pada jaringan kulit atau selaput lendir yang ditandai
juga dengan adanya kematian jaringan dan invasi kuman saprofit. (iizmccandless, 2011).
2.2
Etiologi
Etiologi ulkus diabetikum
disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor endogen dan faktor ekstrogen (iizmccandless, 2011).
Faktor endogen diantaranya :
Ø
Genetik metabolik.
Ø
Angiopati diabetik.
Ø
Neuropati diabetik.
Faktor eksogen diantaranya :
Ø
Trauma.
Ø
Infeksi
Ø
Obat
Ulkus diabetikum disebabkan
oleh proses aterosklerosis pada bagian pembuluh darah perifer yang
mengakibatkan glukosa dalam pembuluh darah tidak dapat mengalir dengan baik ke
pembuluh perifer yang menyebabkan disfungsi endotel mikrovaskuler sehingga
terjadilah mikroangiopati. Mikroangiopati ini melandasi terjadinya neuropati
yaitu suatu keadaan dimana saraf – saraf perifer menjadi lemah dan mati rasa.
Dari proses inilah yang terjadi secara berkelanjutan (kontinyu) menyebabkan
hipoksia jaringan hingga pada akhirnya ulkus terjadi (Porth, 2009).
2.3
Manifestasi Klinis
-
Daerah akral tampak merah dan terasa
hangat akibat peradangan
(iizmccandless,
2011).
-
Biasanya teraba pulsasi arteri di bagian
distal (iizmccandless, 2011).
-
Pain (nyeri) (iizmccandless, 2011).
-
Paleness (kepucatan) (iizmccandless, 2011).
-
Paresthesia (kesemutan) (iizmccandless, 2011).
-
Pulselessness (denyut nadi hilang) (iizmccandless, 2011).
-
Paralysis (lumpuh) (iizmccandless, 2011).
Bila terjadi
sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis, Smeltzer dan Bare (2001: 1220) :
a.
Stadium I : Asimtomatis atau gejala
tidak khas (kesemutan).
b.
Stadium II : Terjadi klaudikasio
intermiten.
c.
Stadium III : Timbul nyeri saat
beristirahat.
d.
Stadium IV : Terjadi kerusakan jaringan
karena anoksia (ulkus).
2.4 Pemeriksaan
Diagnostik :
-
Pemeriksaan fisik (iizmccandless, 2011) :
·
Inspeksi :
a) Denervasi kulit
menyebabkan produktivitas keringat menurun, sehingga kulit kaki kering, pecah,
rambut kaki / jari (-), kalus, claw toe.
· Palpasi :
a) Kulit kering, pecah-pecah, tidak normal
b) Klusi arteri dingin,pulsasi ( – )
c) Ulkus :kalus tebal dank eras.
a) Kulit kering, pecah-pecah, tidak normal
b) Klusi arteri dingin,pulsasi ( – )
c) Ulkus :kalus tebal dank eras.
-
Pemeriksaan vaskuler
Tes vaskuler noninvasive :
pengukuran oksigen transkutaneus, ankle brachial index (ABI), absolute toe
systolic pressure. ABI : tekanan sistolik betis dengan tekanan sistolik lengan.
-
Pemeriksaan Radiologis : gas subkutan,
benda asing, osteomielitis.
-
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
adalah :
1)
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi :
GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial
> 200 mg/dl.
2)
Urine.
Pemeriksaan didapatkan adanya
glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ).
Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau (+), kuning
(++), merah (+++), dan merah bata (++++).
3) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada
luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
2.5 Studi Kasus
Case : Ulkus Diabetikum + Amputasi.
Tn. R 50 thn datang ke RS dengan
alasan terdapat borok/luka yang tidak sembuh-sembuh pada kaki kiri sejak 1
tahun yang lalu. Dari hasil pengkajian didapatkan klien telah menderita DM
sejak 2 tahun yang lalu dan mengaku rajin control kadar gula darah. Sejak 6
bulan yang lalu klien merasakan berat badannya turun drastis dan sering merasa
mual serta muntah. Klien mengatakan kakinya tertusuk duri akibat tidak
menggunakan alas kaki ketika pergi ke kebun, luka dibiarkan saja, tapi makin
lama makin besar disertai busuk dan bernanah serta terasa nyeri. Perawat yang
melakukan pengkajian mendapatkan data TD : 150/110 mmHg; RR= 28x/menit; N=
100x/menit; suhu= 37°C. Kesadaran compos mentis; Refleks pupil baik; suara paru
bersih; kapiler refill 4 detik. Pada kaki kiri terdapat ulkus dengan ukuran
3x2x2 cm; pus (+); edema (+); sensasi nyeri (+). Hasil Lab didapatkan : Hb =
8,3 gr%; leukosit = 14.400 gr/dL; Gula darah acak : 298 gr/dL; klien melakukan
amputasi. Pada klien terpasang Martos 12 tetes/menit. Insulin 3x8 IU. Obat :
Cefotaxim 3x2. Diet : 1900 kal.
Diagnosa
Medis : DM tipe 2 + Ulkus DIabetikum
2.6 Pengkajian
11 Fungsional Gordon :
1.
Persepsi
Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Tn R. 50 thn masuk rumah
sakit dengan keluhan luka/borok yang tidak sembuh – sembuh pada kaki bagian
kirinya sejak 1 bulan yang lalu. Klien menambahkan luka pada bagian kakinya
tersebut disebabkan karena tertusuk duri akibat tidak menggunakan alas kaki
saat pergi berkebun hingga mengakibatkan luka, luka tersebut dibiarkan saja,
dan makin lama luka tersebut makin membesar disertai dengan busuk dan bernanah
serta nyeri. Klien mengaku bahwa beliau mempunyai riwayat DM sejak 2 tahun yang
lalu dan mengaku rajin mengontrol gula darahnya. Akan tetapi sejak 6 bulan yang
lalu, klien mengaku berat badannya turun drastis dan sering merasa mual dan
muntah.
Saat ini klien mendapatkan
terapi diet makanan TKTP dengan konsumsi 1900 kal, klien juga mendapatkan
terapi obat cefotaxim 3x2, Insulin 3x8 IU, serta IVDL martos 12 tts/menit.
Klien juga mendapatkan terapi perawatan ulkus pada kaki bagian kirinya dengan
rivanol dan larutan kalium permanganate 1:500 mg.
2.
Nutrisi
– Metabolik
Klien mengaku saat ini berat
badannya mengalami penurunan yang drastis dimana (BB = 42 kg, TB = 160 cm, BMI
= 15,625 yang mengindikasikan bahwa klien masuk dalam kategori yang sangat
kurus). Dari hasil pemeriksaan fisik didapati : bibir klien tampak kering dan
pucat, carries gigi (+), turgor kulit klien abnormal (kembali dalam waktu 4
detik), rambut klien tipis.
Dari hasil pemeriksaan labor
didapatkan : (Hb = 8,3 gr%; HCT = 32%; Leukosit = 14.400 gr/dl; Trombosit =
90.000/ul; Laju Endap Darah (LED) = 13mm/jam; Glukosa darah acak = 298 gr/dl;
HDL = 50 mg/dl; LDL = 189mg/dl; Kreatinin = 1,4 mg/dl; Ureum = 60 mg/dl;
Albumin = 2,9 gr%; Globulin = 2,0 gr%; Kalium = 3 mmol/L; Natrium = 155 mmol/L;
Clorida = 85 mmol/L).
Kondisi klinis klien saat ini
: (Klien mengaku sering merasa mual dan muntah, dan nafsu makannya menurun.
Klien mengaku tubuhnya saat ini terasa lemas.
Sebelum masuk RS, klien
mengaku nafsu makannya menurun sehingga tidak banyak makanan yang masuk kedalam
tubuhnya, Intake makanan klien sebelum masuk RS berkisar 1 – 2x sehari dengan
komposisi makanan yang sembarangan (sesuai selera), dan juga jam makannya yang
tidak teratur. Selain itu, Intake cairan klien normal dimana klien mengaku
sering minum daripada makan. Intake cairan klien berkisar 9 gelas/harinya. Akan
tetapi setelah masuk RS klien mendapatkan terapi makan dengan diet tinggi
kalori (1900 kalori). Selain itu saat ini pada klien terpasang IVDL martos 12
tetes/menit, serta klien juga mendapatkan insulin 3x8 IU. Intake cairan klien
pun masih tetap normal yaitu berkisar 10 -12 gelas/harinya.
3.
Eliminasi
Frekuensi BAK klien berkisar
10x/hari, dengan volume urine berkisar 600 ml dalam 1x miksi, dan karakteristik
warna urine kuning pekat. Frekuensi BAB klien berkisar 5x/hari dengan
karakteristik feses semi cair. Klien saat ini dipasangkan kateter untuk pola
BAKnya serta Pampers sebagai alat bantu BABnya.
Dari hasil urinalisisnya
didapatkan : Glukosa (+); Protein (+).
4.
Aktifitas
– Latihan
Klien mengaku sudah lebih
dari 6 bulan yang lalu, beliau merasakan nyeri kesemutan pada bagian kakinya.
Dan sejak 1 bulan yang lalu setelah kakinya mendapat luka, klien mengaku
aktifitasnya terganggu dimana pola aktifitasnya menjadi kurang dan klien
menambahkan beliau lebih sering berdiam diri di rumah tanpa aktifitas yang
keras setelah kakinya mendapatkan luka. Klien mengaku dalam kesehariannya
beliau adalah seorang perokok yang rata – rata mengkonsumsi rokok sekitar 1
bungkus per harinya. Akan tetapi, sejak 6 bulan yang lalu beliau berhenti
merokok. Klien sebelumnya juga pernah mempunyai riwayat DM sejak 2 tahun yang
lalu dan mengaku rajin mengkontrol kadar gula darahnya. Saat ini kondisi kaki
kiri klien terdapat ulkus dengan ukuran 3x2x2 cm, pus (+), edema (+), sensasi
nyeri (+). Dari hasil pemeriksaan TTV : (TD = 150/100 mmHg; RR = 28x/menit; N =
100x/menit; Suhu = 37°C) serta didapatkan suara nafas klien bersih.
5.
Istirahat
– Tidur
Klien mengaku pola tidurnya
terganggu akibat penyakit yang dirasakannya saat ini. Beliau menambahkan
suasana rumah sakit membuat beliau menjadi tidak nyaman dan sulit untuk tidur.
Frekuensi tidur klien berkisar 1x/harinya dimana beliau hanya menghabiskan rata
– rata 6 jam tidur dalam semalam. Klien mengaku susah tertidur dan baru akan
tertidur pada pukul 23.00 dan bangun pada pukul 05.00. Klien juga menambahkan
bahwa kualitas tidurnya tidak adekuat dimana beliau mengaku sering merasa lelah
saat terbangun dari tidurnya.
6.
Kognitif
– Perseptual
Dari hasil pemeriksaan
didapatkan : (refleks pupil klien baik, pendengaran baik, pembau baik). Akan
tetapi klien mengalami masalah dengan sensasi perabaan pada bagian kakinya
dimana beliau mengaku sering mengalami kesemutan dan terasa nyeri jikalau lama berdiri.
Klien menambahkan luka yang terdapat pada bagian kaki sebelah kirinya
memberikan rasa nyeri dan tidak nyaman bagi klien. Saat ini tingkat kesadaran
klien compos mentis dengan GCS = 15. Dari hasil pengkajian juga didapatkan
bahwa klien terkadang juga mengeluhkan nyeri kepala.
7.
Persepsi
Diri – Konsep Diri
Klien mengaku saat ini beliau
merasa kurang percaya diri dengan kondisi tubuhnya yang sedikit cacat. Klien
menambahkan bahwa beliau terkadang malu dengan kondisi luka yang dialaminya
karena luka tersebut terkadang membuat orang – orang yang berada disekitarnya
menjadi menjauh darinya. Saat ini beliau juga cemas akan operasi yang akan
dihadapinya dimana beliau baru pertama kalinya akan mengalami operasi ini.
8.
Peran –
Hubungan
Klien merupakan seorang ayah
dengan 5 orang anak. Klien sebelumnya pernah bekerja sebagai karyawan di salah
satu perusahaan swasta. Akan tetapi sejak DM mendera beliau sejak 2 tahun yang
lalu, membuat klien berhenti dari pekerjaannya dan lebih banyak menghabiskan
waktu untuk beristirahat di rumah. Klien memiliki 3 orang anak yang sudah
berpenghasilan tetap sehingga ekonomi keluarga bisa ditangani dari penghasilan
ketiga anaknya tersebut.
9.
Seksualitas
Tidak
terkaji.
10.
Koping –
Toleransi Stress
Saat ini kondisi klien tampak
cemas karena akan menghadapi operasi/amputasi. Klien mengaku untuk
menghilangkan rasa takutnya tersebut beliau sering berdoa dan bertawaqqal akan
kondisinya kepada Allah SWT. Akan tetapi dari hasil pengkajian didapatkan bahwa
manajemen koping klien negative karena klien terkadang sering mengeluh dan
tampak pucat menjelang operasi.
11.
Nilai –
Keyakinan
Klien merupakan seorang
muslim dan mengaku masih jarang beribadah. Akan tetapi sejak sakit beliau sudah
mulai memperbaiki dirinya menjadi lebih baik dan berniat lebih taat lagi dalam
beribadahnya.
2.7
Aplikasi NANDA NOC – NIC terkait kasus :
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi
Keperawatan
|
1
|
Pola nafas tidak efektif
berkaitan dengan sesak nafas yang dialami klien.
|
Setelah dilakukan intervensi keperawatan,
Kriteria hasil yang diharapkan :
-
Jumlah pernafasan klien kembali normal
(16-20x/menit).
-
Ritme pernafasan klien kembali normal.
|
-
Memelihara kelancaran saluran udara
klien.
-
Mengatur peralatan oksigen dan
memberikannya melalui system humidifier.
-
Memonitor aliran liter oksigen.
-
Memonitor keefektifan terapi oksigen.
|
2
|
Ketidakseimbangan Nutrisi tubuh
kurang dari kebutuhan normal tubuh berkaitan dengan status BMI klien yang
sangat kurus serta gejala klinis lainnya seperti mual, muntah, dan anoreksia.
|
Setelah dilakukannya intervensi
keperawatan, Kriteria hasil yang diharapkan :
-
Intake makanan kembali normal.
-
Intake cairan kembali normal.
-
Nafsu makan klien kembali normal.
-
Intake kalori menjadi adekuat.
-
Intake protein menjadi adekuat.
-
BMI kembali mencapai angka normal
(18,5 – 25 kg/m²).
-
Nilai serum albumin kembali normal.
-
Nilai hematokrit kembali normal.
-
Nilai Hemoglobin kembali normal.
-
Nilai gula darah klien kembali normal.
-
Nilai kolesterol klien kembali normal.
|
Intervensi keperawatan yang dilakukan
:
-
Mendorong klien untuk mengkonsumsi
makanan tinggi kalori.
-
Mendorong klien untuk mengkonsumsi
makanan dengan tinggi protein.
-
Mengajarkan klien bagaimana untuk
membuat daftar makanan hariannya.
-
Memonitor intake makanan yang
bernutrisi dan mengandung kalori.
-
Mengukur berat badan klien pada
interval waktu tertentu.
-
Berkolaborasi dengan ahli gizi
mengenai jumlah kalori dan jenis zat bergizi yang dibutuhkan untuk mencapai
syarat –syarat makanan yang bernutrisi.
-
Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi
makanan dan cairan yang mengandung kadar tinggi kalium.
-
Memonitor hasil lab.
-
Mengajarkan klien dan keluarganya
untuk menjaga pola dietnya.
|
3
|
Gangguan integritas kulit
berkaitan dengan ulkus yang dialami klien pada bagian kaki sebelah kirinya.
|
Setelah dilakukannya intervensi
keperawatan, Kriteria hasil yang diharapkan :
-
Inflamasi luka menjadi tidak menyebar.
-
Nekrosis pada bagian kulit dapat
dibatasi.
-
Edema pada luka menghilang.
-
Kapiler refill pada bagian jari kaki
kembali normal.
-
Tekanan darah klien kembali normal.
-
Rasa kesemutan pada bagian kaki klien
bisa teratasi.
|
Intervensi keperawatan yang
dilakukan :
-
Memonitor karakteristik luka klien
meliputi : drainase, warna, ukuran, serta bau.
-
Melakukan perawatan luka ulkus.
-
Memelihara tekhnik berpakaian steril
ketika melakukan perawatan luka.
-
Mengajarkan pasien atau keluarga
pasien mengenai prosedur – prosedur perawatan luka.
-
Mendokumentasikan perkembangan
penyembuhan luka klien (lokasi, ukuran, serta tampilan).
|
4
|
Kecemasan
berkaitan dengan gangguan perubahan dalam status kesehatan sebelum melakukan
operasi.
|
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan, Kriteria hasil yang diharapkan :
-
Klien mengekspresikan penurunan level
kecemasan.
-
Menunjukkan hilangnya indicator bahasa
tubuh klien yang merujuk ke arah kecemasan, seperti : (tekanan wajah, rasa
gelisah, dilatasi pupil, berkeringat, peningkatan Tekanan darah, serta
peningkatan denyut nadi).
|
Intervensi yang dilakukan :
-
Pengajaran sebelum operasi meliputi
pengkajian awal mengenai pengalaman operasi klien dan kemudian menyediakan
informasi yang faktual untuk meningkatkan pengetahuan pasien.
-
Melakukan komunikasi dengan pasien
untuk mengungkapkan perasaan yang dirasakan oleh klien saat ini yang bisa
membantu mengurangi ketakutan klien.
-
Menganjurkan klien untuk beristirahat
secara optimal.
-
Mengajarkan keluarga klien untuk
membantu mengurangi rasa cemas klien dengan selalu memberikan dukungan dalam
perawatan klien.
|
0 komentar:
Posting Komentar