Keputusasaan merupakan status emosional yang
berkepanjangan dan bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat
adanya alternatif lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul
atau untuk mencapai apa yang diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (carpenito, 563).
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang
individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang
tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan,
ketidakmampuan,keraguan, duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. ( Cotton dan Range,
1996 ). Sedangkanmenurut (Pharris,
Resnick,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa keputusasaan merupakan kondisi yang
dapat menguras energi.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu
merasa bahwa kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain
mustahil ). Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan
bisa membantunya.
2.1
ETIOLOGI KEPUTUSASAAN
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a.
Faktor
kehilangan
b.
Kegagalan yang
terus menerus
c.
Faktor Lingkungan
d.
Orang terdekat
( keluarga )
e.
Status
kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f.
Adanya tekanan
hidup
g.
Kurangnya iman
2.2
MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN
a.
Mayor ( harus
ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam ,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai
hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
Contohungkapan :
1. “Lebihbaiksayamenyerahkarenasayatidakmampumemperbaikikeadaan.”
2. “Masadepansayaseolahsuram.”
3. “Sayatidakdapatmembayangkanmasadepansaya 10
tahunkedepan.”
4. “Sayasadar, sayatipernahmendapatkanapa yang
sayainginkansebelumnya.”
5. “Rasanyasayatidakmungkinmenggapaikepuasandimasa
yang akandatang.”
1)
Fisiologis :
· respon terhadap stimulus melambat
· tidak ada energi
· tidur bertambah
2)
emosional :
· individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
· tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan
· tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
· hampa dan letih
· perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
· tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
3)
Individu
memperlihatkan :
· Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
· Penurunan verbalisasi
· Penurunan afek
· Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
· Ketidakmampuan mencapai sesuatu
· Hubungan interpersonal yang terganggu
· Proses pikir yang lambat
· Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya
sendiri.
4)
Kognitif :
· Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
· Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan
masalah yang dihadapi saat ini
· Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
· Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
· Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
· Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan
· Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
· Tidak dapat mengenali sumber harapan
· Adanya pikiran untuk membunuh diri.
b.
Minor ( mungkin
ada )
1)
Fisiologis
· Anoreksia
· BB menurun
2)
Emosional
· Individu marasa putus asa terhadap
diri sendiri dan orang lain
· Merasa berada diujung tanduk
· Tegang
· Muak ( merasa ia tidak bisa)
· Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
· Rapuh
3)
Individu memperlihatkan
· Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
· Penurunan motivasi
· Keluh kesah
· Kemunduran
· Sikap pasrah
· Depresi
4)
Kognitif
· Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
· Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa
datang
· Bingung
· Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
· Distorsi proses pikir dan asosiasi
· Penilaian yang tidak logis
2.3
AKIBAT KEPUTUSASAAN
Akibat yang dapatditimbulkandariterjadinyakeputusasaanyaitu :
a. Stres
b. Depresi
c. Galau
d. Sakit
f. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
g. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia
sibuk dengan rasa putus asa yang ada.
h. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang
kedua kalinya.
i. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian
orang
j. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu
larut, beban pikiran yang berlebihan.
k. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan
tidak hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis
yang berlebihan.
2.4 PENCEGAHAN
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1)
Berbaik
sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya. Semua
ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
2)
Berpikir
bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan ber buat hal-hal baru.
3)
Tetapkan
tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4)
Bersikap
lebih fleksibel, kehidupan
tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka
ketegangan kita kan berkurang.
5)
Kembangkan
tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN APA BAGI SAYA
DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6)
Evaluasi
setiap situasi. Pikirkan
segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di dapatkan pemecah masalah yang
baik.
7)
Lihat
sisi positifnya. Kegagalan
memang merupakan pengalaman yang menyakitkan. Tapi daripada
memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang telah
kita pelajari.
8)
Bertanggung
jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana mengatasinya?
9)
Pelihara
selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi akan
membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam
kegelapan.
10)
Ingatlah
bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.
2.5
PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN
Penatalaksanaanmedispada orang yang
mengalamikeputusasaanyaitu :
a.
Psikofarmaka
Terapi dengan
obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
b.
Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan
apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai
tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman
diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi
agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk
memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan
pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk
memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi
kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan
untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional
sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik
dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk
memulihkan gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu
menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita
dan keluarganya.
c.
Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar
mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban
keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih
tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
d.
Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi
penderita gangguan jiwa. Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen
agama berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini
berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan
puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
e.
Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi
persiapan penempatan kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya
dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit
jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi
kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi
fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam,
rekreasi, dsbnya.
Pada umumnya program rehabilitasi ini
berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit
dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan
evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke
masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a)
Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama,
jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, dan dignosa medis.
b)
Keluhan utama
Pengkajian
meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang dipikirkan,
dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa
percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang mereka
pikir dan rasakan adalah :
a.
Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b.
Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap
suatu masalah
c.
Perilaku koping yang adekuat selama proses
c)
Faktor
predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang
respon keputusasaan adalah:
a.
Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan
dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
b.
Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan
fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi
stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan
fisik
c.
Kesehatan Mental : Individu yang mengalami
gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram,
biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami
keputusasaan.
d.
Struktur Kepribadian
b.
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan
rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif
terhadap stress yang dihadapi.
d) Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan
perasaan keputusasaan adalah:
1.
Faktor
kehilangan
2.
Kegagalan yang
terus menerus
3.
Faktor
Lingkungan
4.
Orang terdekat
( keluarga )
5.
Status
kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6.
Adanya tekanan
hidup
7.
Kurangnya iman
e)
Respon
Emosional
Mayor (harus ada):
1.
individu yang
putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
2.
tidak mampu
memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3.
tidak memiliki
makna atau tujuan dalam hidup
4.
hampa dan letih
5.
perasaan
kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6.
tidak
berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
1.
Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang
lain
2.
Merasa berada diujung
tanduk
3.
Tegang
4.
Muak ( merasa ia tidak
bisa)
5.
Kehilangan kepuasan
terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6.
Rapuh
f)
Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
1.
Penurunan
kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan
2.
Mengurusi
masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat
ini
3.
Penurunan
fleksibilitas dalam proses pikir
4.
Kaku (
memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5.
Tidak punya kemampuan
berimagenasi atau berharap
6.
Tidak dapat
mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
7.
Tidak dapat
membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8.
Tidak dapat
mengenali sumber harapan
9.
Adanya pikiran
untuk membunuh diri.
Minor (mungkin ada)
1.
Penuruna
kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2.
Hilangnya
persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3.
Bingung
4.
Ketidakmampuan
berkomunikasi secara efektif
5.
Distorsi proses
pikir dan asosiasi
6.
Penilaian yang
tidak logis
3.2 Aplikasi Nanda, NOC, NIC
No.
|
Diagnosa
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Keputusasaan
|
Status
kenyamanan: psyikososial
Indicator:
·
Kesejahteraan
Psikologis
·
Harapan
·
Konsep
Diri
·
GambaranI
nternal Diri
·
EfekKetenangan
·
Ekspresi
·
Optimis
·
Penentuan
Tujuan
·
Makna
Dan Tujuan DalamHidup
·
Kepuasan
Spiritual
·
Depresi
·
Kegelisahan
·
Takut
·
KehilanganSpiritual
·
Pikiran
Untuk Bunuh Diri
Kontrol
depresi diri
Indikator:
·
Memonitor
Kemampuan Untuk Berkonsentrasi
·
Memonitor
Intensitas Depresi
·
Mengidentifikasi
Penyebab Depresi
·
Memonitor
Manifestasi Perilaku Depresi
·
Laporan
Tidur Yang Cukup
·
Laporan
Meningkat Nafsu
·
Memonitor
Manifestasi Fisik Dari Depresi
·
Laporan
Memperbaiki Suasana Hati
·
Berpartisipasi
Dalam Aktivitas Menyenangkan
·
Mentaati
Jadwal Terapi
·
Menghindari
Penyalahgunaan Alkohol
·
Menghindari
Penyalahgunaan Obat Non Resep
·
MenghindariPenggunaan
Narkoba
·
MenjagaKebersihan
Pribadi DanPerawatan
Harapan
Indicator:
·
Mengutarakan Harapan
Masa Depan Yang Positif
·
Mengekspresikan
Keyakinan
Mengutarakan Kehendak Untuk Hidup
·
Mengutarakan Alasan
Untuk Hidup
·
Mengutarakan Makna
Hidup
·
Menyatakan Optimisme
·
Mengungkapkan
Keyakinan Diri
·
Mengutarakan
Kepercayaan Lain
·
Mengutarakan
Kedamaian Batin
·
Mengutarakan Rasa
Kontrol Diri
·
Pameran Semangat
Hidup
·
Menetapkan Tujuan
Ketahanan pribadi
Indicator:
·
Verbalisasi
Positif Melihat Keluar
·
Menggunakan
Strategi Koping Yang Efektif
·
MengekspresikanEmosi
·
Berkomunikasi
Dengan Jelas Dan Tepat Untuk Usia
·
Pameran
Suasana Hati Yang Positif
·
Pameran
Positif Harga Diri
·
Mengutarakan
Kenyamanan DenganKesendirian
·
Mengutarakan
Rasa Percaya Diri
·
Bertanggung
JawabAtas Tindakan Sendiri
·
Mencari
Dukungan Emosional
·
Beratnya
Alternatif Untuk Memecahkan Masalah
·
MenghindariPenyalahgunaan
Narkoba
·
Menghindari
Penyalahgunaan Alkohol
·
Menggunakan
Sumber Daya
·
Pendidikan Dan Kejuruan
·
Verbalisasi
Kesiapan Untuk Belajar
|
DukunganSpiritual
Aktivitasnya:
· Menggunakan komunikasi terapeutik untuk membangun kepercayaan dan
empati peduli
· menggunakan alat untuk memonitor dan mengevaluasi kesejahteraan
rohani yang sesuai
· memperlakukan individu dengan bermartabat dan hormat
· mendorong partisipasi dalam interaksi dengan anggota keluarga,
teman, dan lain-lain
· memberikan privasi dan ketenangan untuk kegiatan spiritual
· mengajarkan metode relaksasi dan meditasi
· menyediakan music spiritual, sastra, radio, atau program tv
· untuk individu
· terbuka terhadap sifat individu yang merasa kesepian dan tidak
berdaya
· membantu individu untuk bisa mengekspresikandan meringankan
kemarahan dengan cara yang tepat
· menggunakan nilai teknik klarifikas iuntuk membantu individu
memperjelas keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai
INSPIRASI HARAPAN
· membantu pasien /keluarga untuk mengidentifikasi daerah-daerah
harapan dalam hidup
· menghindari tindakan menutupi kebenaran
· membantu pasien mengembangkanspiritual diri
·
menciptakan
lingkungan yang memfasilitasi pasien
berlatih agama yang sesuai
· memberikan pasien /keluarga kesempatan untuk terlibat dengan
kelompok pendukung
· mendorong hubungan terapeutik dengan penting lainnya
· memfasilitasi pasien yang memasukkan kerugian pribadi ke dalam
gambar tubuhnya
|
2.
|
Koping individu tidak efektif
|
Koping
Indicator :
· Menunjukan
fleksibilitas peran
· keluarga
menunjukan fleksibilitas peran para anggotanya
· pertentangan
masalah
· nilai
keluarga dapat mengatur masalah-masalah
· melibatkan
anggota keluarga dalam membuat keputusan
· mengekspresikan
perasaan dan kebebasan emosional
· menunjukan
strategi untuk memanaj masalah
· menggunakan
strategi penurunan stress
· peduli
terhadap kebutuhan anggota keluarga
· menentukan
prioritas
· menentukan jadwal
untuk rutinitas danm aktivitas keluarga]
· menjadwalkan
untuk respite care
· mempunyai
perencanaan pada kondisi kegawatan
· memelihara
kestabilan financial
· mencari
bantuan ketika dibutuhkan
· menggunakan
support social
keterangan penilaian NOC
1= tidak dilakukan sama sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu
dilakukan
|
Peningkatan
koping
· hargai
pemahaman pasien tentang proses penyakit dan konsep diri
· hargai dan
diskusikan alternative respon terhadap situasi
· hargai sikap klien
terhadap perubahan peran dan hubungan
· dukung
penggunaan sumber spiritual jika diminta
· gunakan
pendekatan yang tenang dan berikan jaminan
· sediakan
informasi actual tentang diagnosis, penangan dan prognosis
· sediakan
pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
· dukung
penggunaan mekanisme defensive yang tepat
· dukung
keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
· Bantu pasien
untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan
mengelola gaya hidup dan perubahan peran
· Bentu klien
mengidentifikasi kemungkinan yang dapt terjadi
· Bantu klien
beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien
|
3.
|
Isolasi sosial
|
Dukungan
Sosial
Indikator :
· Kesediaan untuk
memanggil orang lain untuk bantuan
· Uang yang tersedia dari orang lain
bila diperlukan
· Bantuan yang diberikan oleh orang
lain
· Waktu yang
disediakan oleh orang lain
· Kerja yang
disediakan oleh orang lain
· Informasi yang
diberikan oleh orang lain
· Bantuan emosional
yang diberikan oleh orang lain
· Hubungan
kepercayaan
orang yang bisa
· Membantu sesuai
kebutuhan
· Jaringan sosial
bantu
· Kontak sosial
yang mendukung
· Jaringan sosial
yang stabil
Keterampilan Interaksi Sosial
Indikator :
· Menggunakanpengungkapanyang sesuai
· Pameranreseptif
· Bekerja samadengan orang lain
· Pamerankepekaan terhadaporang lain
· Menggunakanperilakutegasyang sesuai
· Menggunakankonfrontasiyang sesuai
· Melibatkanorang lain
· Menggunakankompromiyang sesuai
Menggunakan strategiresolusi konflik
|
Peningkatan
Sosialisasi
Aktivitas :
· Mendorong
peningkatan keterlibatan dalam hubungan yang sudah mapan
· Mendorong
kesabaran dalam perkembangan hubungan
· Mempromosikan
hubungan dengan orang-orang yang memiliki kepentingan dan tujuan bersama
· Mendorong
kegiatan sosial dan masyarakat
· Mempromosikan
berbagai masalah umum dengan orang lain
· Mendorong
kejujuran dalam menyajikan diri kepada orang lain
· Mempromosikan
keterlibatan dalam kepentingan yang sama
· Mendorong rasa
hormat terhadap hak orang lain
· Memfasilitasi
penggunaan alat bantu defisit sensorik seperti kacamata dan alat bantu dengar
· Memberikan umpan
balik tentang perbaikan dalam
· Menjaga
penampilan pribadi atau kegiatan lainnya
· Menghadapi klien
tentang gangguan penilaian, jika diperlukan
· Memberikan umpan
balik positif ketika pasien menjangkau orang lain
Mengeksplorasi kekuatan dan kelemahan dari
jaringan saat ini hubungan
|
4.
|
Defisit perawatan diri
|
Self care : aktifitassehari-hari
Kriteriahasil:
· Klien
terbebas dari bau
badan
· Menyatakankenyamanan
terhadapkemampuan untukmelakukan ADLs
Dapat
melakukan ADLSdengan bantuan
|
Self Care
assistane : ADLs
· Monitor
kemempuan klien untukperawatan diri yang mandiri.
· Monitor
kebutuhan klien untuk alat-alatbantu
untuk kebersihan diri,berpakaian, berhias, toileting danmakan.
· Sediakan
bantuan sampai klienmampu secara utuh untuk melakukanself-care.
· Dorong klien
untuk melakukanaktivitas sehari-hari yang normal sesuaikemampuan yang
dimiliki.
· Dorong untuk
melakukan secaramandiri, tapi beri bantuan ketika klientidak
mampumelakukannya.
· Ajarkan
klien/ keluarga untukmendorongkemandirian, untukmemberikan bantuan hanya jika
pasientidak mampu untuk melakukannya.
· Berikan
aktivitas rutin sehari- harisesuai kemampuan.
· Pertimbangkan
usia klien jikamendorong pelaksanaan aktivitassehari-hari.
|
terimakasih atas informasinya, apakah ada buku referensinya?
BalasHapus