1
Pengertian Tumor Otak
Tumor Otak
merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak
(Batticaca F, 2008). Tumor ganas di susunan saraf pusat adalah semua proses
neoplastik yang terdapat dalam ruang intrakranial atau dalam kanalis spinalis,
yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti
yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk juga tumor yang
berasal dari sel-sel penunjang (neurologis), sel epitel pembuluh darah, dan
selaput otak (Padmosantjojo,2002).
Tumor otak adalah
proses desak ruang ( space occupying lession ) yang timbul dalam ronga
tengkorak baik didalam kompartemen supra tentosial maupun intra tentosial ( D,
Joko, 1998 ). Tumor otak atau tumor intrakranial termasuk juga lesi desak ruang
(lesi/bekas organ yang karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada
disekitarnya, sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan) jinak maupun
ganas, yang tumbuh di otak meningen dan tengkorak (Ariani,TA dalam Sistem
Neurobehavior, 2012).
Tumor otak dapat
tumbuh dimanapun pada struktur otak dan pemberian nama dilakukan berdasarkan
sel atau jaringan dimana tumor tersebut terletak, misalnya tumor cerebral.
Tumor primer merupakan tumor yang langsung menyerang pada saraf pusat (CNS) dan
bermetastasis (menyebar) di luar area ini. Tumor otak sekunder merupakan hasil
metastasis dari daerah lain pada tubuh, misalnya lambung, payudara, paru-paru,
saluran usus (Workman, 2010).
2 Klasifikasi
Secara umum, tumor otak terbagias atas Tumor Benigna (bukan
kanker) dan tumor tumor maligna (kanker). Tumor otak dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa kelompok besar :
1)
Tumor yang muncul dari pembungkus otak, seperti meningioma dura.
Meningioma adalah
tumor pada meningens, yang merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan
medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat manapun di bagian otak
maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di hemisfer otak di semua
lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign), sedangkan meningioma
malignan jarang terjadi.
2)
Tumor yang berkembang di dalam
atau diatas saraf cranial, seperti neuroma
akustik.
Neuroma akustik
merupakan sebuah tumor pada saraf cranial kedelapan, saraf untuk pendengaran
dan keseimbangan. Itu biasanya muncul juga dalam meatus auditor internal,
dimana ini sering berkembang sebelum pengisian serebelopontin berhenti. Pasien
biasanya mengalami kehilangan pendengaran, tinnitus dan gaya berjalan
sempoyongan. Akibat tumor menjadi membesar, sensasi nyeri pada wajah dapat
terjadi pada sisi wajah yang sama, sebagai hasil tekanan tumor pada saraf
cranial kelima.
3)
Tumor yang berasal dari dalam
jaringan otak, seperti pada jenis glioma.
Glioma malignan biasanya banyak terjadi pada neoplasma otak yang jumlahnya kira-kira 45% dari semua tumor otak. Biasanya
tumor-tumor ini tidak dapat dibuang secara total, karena tumor menyebar dengan
infiltrasi ke dalam sekitar jaringan saraf dan ini tidak dipertimbangkan untuk
direseksi tanpa meyebabkan kerusakan sekali pada struktur vital.
4)
Tumor pembuluh darah, seperti Angioma.
Angioma otak : bentuk pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal
yang didapat di dalam atau di luar daerah otak. Beberapa kehidupan yang
terdapat angioma tanpa menyebabkan gejala. Adanya perdarahan serebral pada
orang dibawah 40 tahun memberi kesan mungkn adanya angioma.
Penyebab pasti
dari tumor otak belum diketahui. Beberapa hal yang dikaji yaknia faktor
genetik, hereditas, kesalahan dalam perkembangan janin, radiasi ion,
elektromagnetik, bahaya lingkungan, nutrisi, virus, dan cidera. Penggunaan
telpon seluler telah diteliti dapat menyebabkan tumor otak, namun temuan ini
belum dikonfirmasi (Workman, 2010).
Faktor-faktor yang
perlu diprakirakan sebagai penyebab tumor otak antara lain :
a.
Genetik
Faktor keturunan memainkan peran yang kecil dalam penyebab brain tumor. Dibawah 5% penderita glioma
mempunyai sejarah keluarga yang menderita brain tumor. Beberapa penyakit
warisan seperti tuberous sclerosis, neurofibriomatosis tipe I, Turcot syndrome
dan Li-Fraumeni cancer syndrome, mempengaruhi pasien menjadi penderita glioma.
Bagaimanapun juga, tumor-tumor tersebut cenderung terjadi pada anak-anak dan
orang dewasa dan tidak terjadi pada mayoritas penderita glioma.
b. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada
anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber
yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor
familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada
bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang
kuat pada neoplasma.
c.
Kimia dan Virus
Pada binatang telah
ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya neoplasma
primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masih
belum jelas.
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar
yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
d.
Radiasi
Pada manusia
susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan terbentuknya neoplasma
setelah dewasa. Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
e.
Trauma
Trauma yang
berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh
trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.
f.
Faktor Lingkungan
Prior cranial irradiation adalah satu-satunya yang beresiko menyebabkan
neoplasma intrakranial.
g.
Karakteristik Gaya Hidup
Brain tumor tidak berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok, minuman
beralkohol atau penggunaan ponsel.
h. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic
Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
i. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
4
Manifestasi Klinis
Gejala klinis
pada tumor otak dikenal dengan istilah trias klosis / trias klasi tumor otak,
yaitu nyeri kepala, muntah, papiledema.
Namun gejala sangat bervariasi bergantung pada tempat lesi dan kecepatan
pertumbuhannya.
1.
Nyeri kepala
Nyeri kepala
merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus menerus, tumbuh dan
kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada waktu pagi hari dan menjadi
lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya meningkatkan
tekanan intrakranial, seperti membungkuk, batuk, atau mengejan sewaktu BAB. Nyeri kepala
sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres dingin pada tempat yang
sakit.
Nyeri kepala yang
dihubungkan dengan tumor otak disebabkan oleh traksi dan penggeseran struktur
peka nyeri dalam rongga intrakranial. Struktur peka nyeri ini termasuk arteri,
vena, serta sinus-sinus vena dan saraf otak.
2.
Mual/ Nausea dan muntah
Nausea dan muntah
terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medula oblongata. Muntah
paling sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial dan batang otak. Mutah dapat terjadi tanpa diawali nausea dan
dapat proyektil.
3.
Papiledema
Papiledema
disebabkan oeh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla saraf optikus.
Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi, tanda ini mengisyaratkan peningkatan
tekanan intracranial. Sering kali sulit menggunakan tanda ini sebagai diagnosis
tumor otak karena pada beberapa individu fundus tidak memperlihatkan edema
meskipun tekanan intrakranial amat tinggi. Menyertai papil adema dapat terjadi
gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis (saat-saat
dimana penglihatan berkurang).
4.
Gejala yang lain yang menyertai 3 gejala utama di atas adalah
kelemahan, ubun - ubun menonjol, peningkatan TIK, perdarahan intrakranial,
kejang, ganguan mental, dan ganguan pada endokrin.
Tanda dan gejala
menurut lokasi tumor :
1.
Lobus frontalis
Gangguan mental / gangguan
kepribadian ringan : depsresi, bingung, tingkah laku aneh, sulit member
argumentasi / menilai benar/tidak, hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.
2.
Korteks presentalis posterior
Kelemahan . kelumpuhan pada
otot-oto wajah, lidah dan jari.
3.
Lobus parientalis
Kelemahan pada ekstremitas
bawah.
4.
Lobus oksipitalis
Kejang, gangguan
penglihatan.
5.
Lobus temporalis
Tinitus, halusinasi
pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan otot wajah.
6.
Lobus parietalis.
Hilang fungsi sensorik,
kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan penglihatan.
7.
Cerebellum.
Papillemdema, nyeri kepala,
gangguan motorik, hipotonia, hiperekstremitas sendi.
5
Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif.
Gejala-gejalanya timbul secara berurutan. Gangguan neurologik pada tumor otak
biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebabkan oleh
tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan
otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan
jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor
yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri
pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin
dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor,
dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Beberapa tumor dapat menyebabkan
perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah
otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan
tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel
lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak
berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini
antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim,
kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum
yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui
insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.
Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat. Perubahan
fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan
gangguan pernafasan.
6 Penatalaksanaan
1.
Operatif
Untuk mendapatkan
diagnosa pasti dengan dekompresi internal mengingat bahwa obat – obatan anti
edema tidak bisa diberikan secara terus menerus.
2.
Terapi konservatif
Untuk tumor
susunan saraf pusat sama dengan menggunakan
sinar X / gama dan radiologi lainya.
3.
Kemoterapi
Obat – obat yang
digunakan untuk kemoterapi seperti HU ( hidroxsiurea ) kemoterapi diberikan
intra venus dan intra arterial.
4.
Imunoterapi
Yang mendasari
terapi ini adalan bahwa tumor disebabkan oleh gangguan sistem imun tubuh
sehingga diharapkan dengan menekan sistim imun dapat menekan sel tumor.
7 Pengobatan
Pengobatan pada
tumor otak dapat berupa :
1. Supportive Therapy
Supportive treatment
berfokus pada meringankan gejala dan meningkatkan fungsi neuroligik pasien.
Supportive treatment yang utama digunakan adalah anticonvulsants dan
corticosteroid.
a. Anticonvulsants
Anticonvulsants diberikan
pada pasien yang menunjukan tanda-tanda seizure. Phenytoin (300-400mg/d) adalah
yang paling umum digunakan, tapi carbamazepine (600-1000mg/h), Phenobarbital
(90-150mg/h), dan valproic acid (750-1500mg/h) juga dapat digunakan.
b. Corticosteroids
Corticosteroid
mengurangi edema peritumoral dan mengurangi tekanan intracranial. Efeknya
mengurangi sakit kepala dengan cepat. Dexamethasone adalah corticosteroid yang
dipilih karena aktivitas mineralocorticoid yang minimal. Dosisnya dapat
diberikan mulai dari 16 mg/h, tetapi dosis ini dapat ditambahkan maupun
dikurangi untuk mencapai dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol gejala
neurologik.
2.
Definitive
Therapy
Definitive treatment intracranial tumor meliputi :
a.
Pembedahan
Berbagai
pilihan pembedahan telah tersedia, dan pendekatan pembedahan yang dipilih harus
berhati-hati untuk meminimalisir resiko deficit neurologic setelah operasi.
Tujuan pembedahan :
1.
Menghasilkan diagnosis histologic yang akurat
2.
Mengurangi tumor pokok
3.
Memberikan jalan untuk CSF mengalir
4.
Mencapai potensial penyembuhan.
b.
Terapi Radiasi
Terapi
radiasi memainkan peran penting dalam pengobatan brain tumor pada orang dewasa.
Terapi radiasi adalah terapi nonpembedahan yang paling efektif untuk pasien
dengan malignant glioma dan juga sangat penting bagi pengobatan pasien dengan
low-grade glioma.
c.
Kemoterapi
Kemoterapi
hanya sedikit bermanfaat dalam treatment pasien dengan malignant glioma.
Kemoterapi tidak memperpanjang rata-rata pertahanan semua pasien, tetapi sebuah
subgroup tertentu nampaknya bertahan lebih lama dengan penambahan kemoterapi
dan radioterapi. Kemoterapi juga tidak berperan banyak dalam pengobatan pasien
dengan lowgrade astrocytoma. Sebaliknya, kemoterapi disarankan untuk pengobatan
pasien dengan oligodendroglioma.
d.
Imunoterapi
Imunoterapi
merupakan pengobatan baru yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Tumor umumnya
menghasilkan level protein yang berbeda (dibandingkan protein normal) disekitar
jaringan, dan beberapa protein mengandung asam amino substitusi atau deletions,
atau mengubah phosphorylation atau glycosylation. Beberapa perubahan protein
oleh tumor sudah mencukupi bagi sistem
imun untuk mengenal protein yang dihasilkan tumor sebagai antigenik, dan
memunculkan imun respon untuk melawan protein-protein tersebut.
8 Pemeriksaan Diagnostik /
Penunjang
1.
MRI
Diagnosis terbaik pada brain
tumor adalah dengan penggunaan cranial MRI. MRI harus menjadi pemeriksaan
pertama pada pasien dengan tanda dan gejala kelainan pada intracranial. MRI
menggunakan magnetic field bertenaga untuk menentukan nuclear magnetic
spin dan resonansi yang tepat pada sebuah jaringan bervolume kecil.
Jaringan yang berbeda memiliki nuclear magnetic spin dan resonansi yang
berbeda pula.
2.
CT Scan
CT Scan adalah pemeriksaan
yang menggunakan sinar-X dan dengan penggunaan komputer yang akan menghasilkan
gambar organ-organ tubuh manusia. CT Scan dapat digunakan apabila MRI tidak
tersedia. Namun, low-grade tumor pada posterior fossa dapat terlewatkan oleh CT
Scan.
3.
Angioserebral
Angiografi serebral
memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral, dan juga
untuk mengetahui adanya hematom atau bekas tusukan.
4.
EEG
EEG dapat medeteksi
gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor, menentukan iritasi
seperti tumor & abses, dan dapat memungkinkan utnuk mengevaluasi lobus
temporal pada waktu kejang. EEG juga memberikan informasi mengenai kepekaan
neuron.
5.
Radiogram
tengkorak
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya massa.
0 komentar:
Posting Komentar