1. Teori – teori Keperawatan Keluarga
Fungsi teori adalah untuk membedakan,
menjelaskan, atau memperkirakan kejadian
signifikan yang terjadi dalam keperawatan. Teori keperawatan keluarga
menyediakan informasi pengetahuan bagi praktik, dan praktik keluarga yang pada
gilirannya membantu perkembangan teori keperawatan.
Teori/ model keperawatan adalah teori
yang paling sedikit berkembang dalam
keperwatan keluarga. Metaparadigma ilmu keperawatan terdiri atas empat
konsep, yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Beberapa ahli
teori keperawatan telah merevisi ulang teori awal mereka guna mengakomodasi
asuhan keperawatan untuk keluarga dan kumpulan lainnya (seperti komunitas)
sebagai klien keperawatan.
Perkembangan model dan teori keperawatan
sangat memengaruhi ilmu keperawatan dimulai dengan tulisan Florence Nightingale
dan berlanjut dengan karya ahli teori keperawatan pada zaman ini. Model
keperawatan yang secara khusus telah disesuaikan dengan praktik keperawatan
keluarga mencakup model keperawatan yang disusun oleh Imogene King, Suster
Callista Roy, Betty Newman, Dorothea Orem, Martha Rogers dan Margaret Newman.
1.
Model lingkungan Nightingale
Florance
Nightingale sebenarnya tidak menyajikan suatu teori keperawatan atau
keperawatan keluarga. Meskipun demikian, ia menyebutkan keluarga disebagian
besar tulisannya dan dikebanyakan praktik keperawatannya. Nightingale
meningkatkan layanan baik layanan perawat-kebidanan maupun layanan kesehatan
diberikan dirumah dan menulis “Catatan Keperawatan” untuk wanita yang ditugaskan
merawat anggota keluarga yang sakit dan menjaga kesehatan anak di rumah. Dalam
sebuah dokumen yang berjudul “Training
Nurses for the Sick Poor” (Nightingale, 1949) ia mengatakan perawat untuk
terlibat dalam perawatan orang sakit dan keperawatan kesehatan di lingkungan
rumah. Nightingale melakukan berbagai upaya untuk mendorong wanita awam
memberikan asuhan keperawatan yang baik dirumah mereka diikuti dengan upayanya
membuat program pelatihan untuk perawat ‘profesional’.
2.
Teori Pencapaian Tujuan King
Imogene
King (1981, 1987) mengembangkan model proses transaksi pada sistem yang saling
memengaruhi yang disebut sebagai Teori Pencapaian Tujuan. Dalam model King
(1981), tujuan perawat adalah membantu individu memelihara kesehatan mereka
sehingga dapat mengerjakan perannya. Model King berfokus pada interaksi
perawat-pasien, yang merupakan forum untuk mengidentifikasi tujuan, masalah dan
kekhawatiran individu. Dalam karya awalnya, King memasukkan pendekatan keluarga
sebagai ruang lingkup. Konsep King mengenai klien individu dapat diperluas
hingga memasukkan keluarga karena modelnya mencakup konsep yang relevan dengan
keluarga seperti persepsi, interaksi, komunikasi, transaksi, ruang, waktu,
tumbuh kembang dan stress (Whall & Fawcett; 1991a). King secara luas mendefinisikan
keluarga sebagai kelompok kecil individu yang diikat bersama untuk sosialisasi
anggotanya dan untuk menurunkan nilai dan norma perilaku di sepanjang rentang
kehidupan (King, 1983; Frey & Sieloff 1995). Keluarga dipandang baik
sebagai suatu sistem interpersonal maupun sistem sosial. Sejak awal tahun 1989,
perawat menggunakan model King dalam memberikan asuhan keluarga.
3.
Model Adaptasi Roy
Dalam
karya awal Roy (1976), keluarga dipandang sebagai ruang lingkup individu.
Kemudian Roy dan Roberts (1981) mengubah penjabaran “konsep keluarga sebahgai
konteks” menjadi “keluarga sebagai suatu sistem adaptif meliputi individu,
memiliki input, kendali interna dan proses umpan balik dan output”
(Whell&Fewcett, 1991a, hlm. 23). Roy menjelaskan bahwa keluarga, individu,
kelompok, organisasi sosial, dan komunitas, dapat menjadi unit analisis dan
fokus praktik keperawatan. Hanna dan Roy (2001) membahas kesinambungan
pengembangan model Roy tekait dengan keperawatan keluarga dan mencatat bahwa
keluarga dapat dijabarkan sebagai ruang lingkup individu atau keluarga dapat
dijabarkan sebagai orang atau kelompok yang saling terkait.
4.
Model Sistem Kesehatan Newman
Newman
membahas keluarga sebagai klien sejak awal perkembangan model. Aspek utama
dalam model ini adalah variabel fisiologis, sosiobudaya, perkembangan dan
spiritual, sturuktur dasar dan sumber energi, garis ketahanan, garis pertahanan
normal, garis pertahanan fleksibel, stresor, reaksi, pencegahan primer,
sekunder dan tersier, faktor intra-,inter-, dan ekstrapersonal dan rekonstitusi
(George, 1995). Newman (1983) mendefinisikan keluarga sebagai “sebuah kelompok
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang menciptakan dan mempertahankan
budaya umum. Menurut Newman, keluarga dipandang sebagai sebuah sistem yang
terdiri atas subsistem anggota keluarga. Fokus teori Newman adalah pada
hubungan antar individu anggota keluarga. Tujuan keluarga adalah mempertahankan
stabilitas dengan menjaga integritas struktur dasar keluarga tersebut (Whall
& Faweet, 1991b). Anderson dan Tomlinson (1992) menyajikan paradigma Sistem
Kesehatan Keluarga yang menggabungkan beberapa konsep kesehatan keluarga,
praktik keperawatan, dan Model sistem Perawatan Kesehatan Newman.
Model
keperawatan konseptual Newman makin bertambah penting pada abad ke-21 karena
penekanan pelayanan kesehatan terus bergerak ke arah pelayanan kesehatan
berbasis komunitas.
5.
Model Perawatan Diri Orem
Model
perawatan diri menurut Dorothea Orem (1971) beranggapan bahwa asuhan
keperawatan dibutuhkan jika seorang dewasa tidak mampu melaksanakan perawatan
diri secara memadai untuk mempertahankan kehidupan, memelihara kesehatan, pulih
dari penyakit atau cedera (Orem,1991). Enam konsep ujtama dalam konsep Orem
adalah perawatan diri, agensi perawatan diri, kebutuhan keperawatan diri scera
teraupetik, defisit perawatan diri, institusi dan sistem keperawatan. Dalam
penelitian awalnya, Orem tidak membahas
keluarga dalam teori perawatan selain untuk menunjukan bahwa perawat
perlu bekerja sama dengan anggota keluarga guna membantu anggota keluarag
melakukan perawatan diri. Orem (1983a, 1983b) menggambarkan keluarga sebagai
unit pengondisian dasar tempat individu belajar budaya, peran dan tanggung
jawab. Dalam teori Orem, keluarga sebagian besar dipandang sebagai ruang
lingkup klien individu dan bukan sebagai penerima pelayanan kesehatan itu
sendiri. Model perawatan diri Orem dapat diperluas hingga memasukan keluarga sebagai
unit perawatan. Gray (1996) menyatakan bahwa setiap individu anggota keluarga
dapat dipandang sebagai agens perawatan diri yang memberikan kontribusi
berkelanjutan bagi kesehatannya sendiri. Anggota keluarga baik secara individu
atau kelompok dapat melakukan atau menjalankan keharusan perawatan diri yang
meliputi sikap mengenai kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan perilaku
perawatan diri. Perawatan diri dapat digunakan untuk membantu perkembangan
promosi kesehatan dalam keluarga dan untuk mengenali serta mengevaluasi
beberapa area yang mungkin mengalami penurunan kesehatan.
6.
Ilmu Tentang Manusia sebagai Kesatuan
Rogers
Martha
Rogers (1970, 1986, 1990) memandang manusia sebagai kesatuan lapang energi
multidimensional yang terloibat dalam suatu proses mutual berkelanjutan dengan
lingkungannya. Menurut Rogers keperawatan adalah ilmu humanistik dan
humanitarian yang diarahkan untuk menjelaskan dan menggambarkan tentang manusia
dalam kesatuan yang sinergis dan dalam menyusun hipotesis umum dan perkiraan
prinsip yang menjadi landasan praktik yang dapat dipahami. Ilmu keperawatan
adalah ilmu kemanusiaan-ilmu yang mempelajari tentang manusia yang tidak dapat
disederhanakan lagi dan lingkungannya. Menurut Falco dan Lobo perubahan
berlangsung dengan pemolaan ulang yang berkelanjutan baik di medan manusia
maupun lingkungan dengan meresenansikan ayunan gelombang yang lebih panjang
dengan frekuensi rendah menjadi gelombang yang lebih pendek dengan frekuensi
tinggi. Perubahan mencerminkan interkasi mutual yang terjadi berbarengan antara
dua medan di berbagai koordinat. Fawcett (1991), memperluas model Rogers,
menyatakan bahwa keluarga adalah medan energi sistem terbuka yang konsisten
yang selalu berubah sebagai respons terhadap interaksinya dengan lingkungan. Casey
(1996) menerapkan teori Rogers pada keperawatan keluarga, dengan
mempertimbangkan unit keluarga sebagai kesatuan. Casey menjabarkan konsep
keluarga, dari perspektif Roger sebagai suatu sistem terbuka yang terus menerus
berinteraksi dengan lingkungan melalui pertukaran materi dan energi, yang makin
lama makin kompoleks, yang saling bergantung tetapi sama-sama membentuk
kesatuan yang berbeda yang secara terus menerus dipengaruhi oleh informasi di
dalam lingkungan dan bergantung pada permeabilitas batasanyya, keluarga
berespon terhadap input secara konstan, yang saling bergantung tetapi sama-sama
membentuk kesatuan yang berbeda yang secara terus menerus dipengaruhi oleh
informasi di dalam lingkungan dan bergantung pada permeabilitas batasanyya,
keluarga berespon terhadap input secara konstan. Kerangka konsep Rogers telah
digunakan oleh para peneliti keperawatan sebagai sebuah dasar untuk teori
keperawatan mendasar dan sebagai dasar untuk praktik keperawatan keluarga.
7.
Model Pengembangan Kesadaran Newman
Model
pengembangan kesadaran Newman (1994) terinspirasi oleh pengalamannya dengan
penyakit pada keluarga saat ia masih muda dan masih dipengaruhi oleh ahli teori
keperawatan yang lebih awal, terutama konsep Rogers tentang manusia sebagai
kesatuan dan pentingnya pola, serta Newman juga memadukan gagasan dari para
ahli teori dan berbagai disiplin yang lain. Dalam model Newman kesehatan
didefiniskan sebagai kesadaran yang meluas dan bukan merupakan bercabangan
dengan penyakit. Empat konsep inti awal pada model Newman adalah pergerakan,
waktu, ruang dan kesadaran. Pergerakan disebut sebagai suatu initi materi, dan
waktu berhubungan dengan ritme fenomena kehidupan. Ruang dan kesadaran tidak
didefiniskan secara terpisah karena terpadu dengan pergerakan dan waktu. Konsep
terbaru Newman mencakup pengembangan kesadaran, pola, pengenalan pola dan
transformasi. Newman berpendapat bahwa model pengembangan kesadarannya sangat
sesuai dengan keperawatan kesehatan keluarga, karena diterapkan pada keluarga,
pergerakan membahas kebebasan pergerakan individu dalam sistem keluarga
sebagaimana pergerakan anggota keluarga di luar keluarga. Newman menuliskan
bahwa “pola yang akan muncul dapat berupa aliran energi dan menggambarkan area
tempat energi dihambat, area tempat energi hilang atau menyebar atau area
tempat dibangunnya energi atau tempat kelebihan energi. Pada saat keseluruhan
pola keluarga muncul kapasitas informasi keluarga akan meningkat dengan turut
serta dalam proses identifikasi”.
8.
Evolusi Teori Keperawatan Keluarga
Teori
keperawatan keluarga terus berkembang sejalan dengan penelitian dan praktik
keperawatan, termasuk keperawatan keluarga (Reed,1995). Banyak dari perdebatan
berfokus pada konseptualisasi baru konsep metaparadigma keperawatan dan
mencerminkan pengaruh perspektif pascamodernisasi dan neomodernisasi.Thorne dan
rekan (1998) menyatakan bahwa perkembangan teori keperawatan akan terbantu
dengan menyatukan definisi konsep metaparadigma dan mengurangi pengutuban di
kalangan pendukung ahli teori keperawatan tertentu. Penjelasan mereka tentang
inti konsep keperawatan termasuk didalamnya keluarga sebagai klien, untuk
praktik keperawatan keluarga yang menekankan promosi kesehatan dan mengenali
ruang lingkup asuhan. Selain itu terdapat peralihan yang drastis pada
keperawatan keluarga menuju perspektif berbasis kekeuatan pada saat bekerja
dengan keluarga (Feeley & Gottlieb, 2000), yang bertentangan dengan
perspektif berdasarkan kekurangan atau pendekatan yang berfokus pada masalah di
masa lampau. Feeley dan Gottlieb (2000) menampilkan model keperawatan McGill
sebagai sebuah contoh model yang berfokus pada kapasitas, kompetensi, dan
sumber daya keluarga.
2. Teori Ilmu Sosial Keluarga
Berikut ini tiga buah teori utama ilmu
sosial keluarga yang berguna dalam memahami keluarga dan keperawatan keluarga
1.
Teori
struktural-fungsional
Mendefinisikan
keluarga sebagai sebuah sistem sosial dan oleh beberapa ahli keluarga ddianggap
sebagai bentuk paling awal dari teori sistem (Broderick,1993).Fokus utamanya
adalah bagaimana pola keluarga dikaitkan dengan lembaga masyarakat lain dan
dengan keseluruhan struktur dalam masyarakat.Penekanan diletakan pada fungsi
dasar keluarga yaitu ekonomi ,reproduksi
,perlindungan ,budaya ,sosialisasi ,pewarisan status, hubungan dan fungsi
kesehatan (Hanson & Boyd, 1996).
Isu
utama ahli teori struktural fungsional adalah seberapa baik struktur keluarga
memungkinkan keluarga melaksanakan fungsinya.Pendekatan ini menunjukkan
keluarga sebagai suatu unit yang terbuka terhadap pengaruh dari luar, namun
pada saat yang sama, disebutkan dengan mempertahankan batasnya.Keluarga tampak
sebagai institusi yang mengadaptasi secara pasif daripada sebuah agen
pengubah.Kerangka cendrung menekankan gambaran statis tentang struktur
masayarakat dan mengabaikan perubahan sebagai dinamika struktural.Asumsi
prespektifnya mencakup:
a.
Keluarga adalah suatu sistem sosial
dengan kebutuhan fungsi
b.
Keluarga adalah suatu kelomok kecil yang
memiliki gambaran umum yang biasa ada pada semua kelompok kecil
c.
Sistem sosial seperti keluarga memenuhi fungsi
melayani individu selain fungsi melayani masyarakat
d.
Individu bertindak sesuai dengan
serangkaian norma dan nilai yang terinternalisasi yang dipelajari terutama
dalam keluarga melalui sosialisasi
Kekuatan utama pendekatan struktural
fungsional bagi praktik keperawatan keluarga adalah bahwa pendekatan ini
bersifat komprehensif dan memandang keluarga dalam konteks komunitas yang lebih
laus.Kelemahan utama pendekatan ini adalah pandangan statisnya ,yang cendrung
memndang keluarga pada satu waktu bukan sebagi sebuah sistem yang berubah
seiring dengan waktu.
2.
Teori
Sistem
Teori
sistem adalah suatu kerangka yang paling berpengaruh dan produktif .Sebuah
sistem terdiri dari serangkaian unsur yang saling terkait , Setiap sistem
dikenali sebagia suatu yang berbeda dari lingkungan tempat munculnya sistem
tersebut.Sistem terbuka menganti energi dan materi dengan lingkungan (negentropi) semetara sistem tertutup
terpisah dari lingkunagnnya (entropi).Asumsi perspektif sistem yang diterapkan
pada sistem keluarga meliputi :
a.
Sistem keluarga lebih besar daripada dan
berbeda dari jumlah bagiannya.
b.
Terdapat hirarki dalam sistem keluarga
dan antara subsistem dan keluarga serta komunitas
c.
Terdapat batasan didalam sistem keluarga
(batasan tertutup dan terbuka ataupun acak)
d.
Sistem keluarga mengalami peningkatan
kompleksitas sepanjang waktu
e.
Sistem keluarga berubah secara konstan
sebagi respon dan ketengangan dari lingkungan
f.
Pola sistem keluarga berbentuk sirkulasi
g.
Sistem keluarga adalah suatu keseluruhan
yang terorganisir dengan individu dalam keluarga dan saling berketergantungan
h.
Sistem keluarga memiliki gambaran
homeostatis untuk mempertahankan pokla stabil
Empat
kekuatan utama pada kerngka sistem umum yaitu :
a.
Teori utama yang mencakup rangkaian
fenomena yang luas
b.
Teori yang berbasis kontekstual, yang
memandang kerluarga dalam konteks suprasistemnya
c.
Teori yang berfokus pada interaksi
d.
Teori holistik
Dua
keterbatasan pemakaian orientasi teoritis ini dalam praktik keperawatan
keluarga :
a.
Teorinya sangat luas dan sanagt umum,
dan harus disususn konsep dan pedoman praktik yang spesifik di luar teori
b.
Pendekatan mungkin tidak terlalu
membantu ,seperti teori yang ditujukan untuk individu
3.
Teori
perkembangan keluarga
Asumsi dasar model perkembangan meliputi :
1. Tugas
yang berbasis perkembangan terjadi pada periode terentu
2. Keberhasilan pencapain tugas peerkembangan
mengarah pada kebahagiaan dan keberhasilan tugas selanjutnya
3. Kegagalan
pencapaian tugas perkembangan mengarah pada ketidakbahagiaan ,
penolakan/kesulitan dalam mencapai tugas selanjutnya
Tahap
perkembangan keluarga yang dituliskan oleh Evelyn Duvall,1997 berdasarkan pada
usia anak sulung.Ia mengidentifikasi seluruh keluarga yang perlu dicapai pada
tahap perkembangan untuk pasangan hetero seksual yang memiliki anak. Tahapan
dimulai dari pernikahan pasangan dan diakhiri dengan kematian .Konsep
perkembangan meliputi perpindahan tingkat fungsi yang lebih tinggi yang
menyiratkan kemajuan satu arah .Ketidakseimbangan terjadi pada masa transisi
dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Teori
perkembanganadalah suatu upaya untuk memperluas
kerangka struktural fungsional (analisis berskala besar) dan interaksi
sosial (analisis berskala kecil). Teori perkembangan keluarga menjelaskan
tentang bagaimana dan apa perubahan perkembangan dasar yang terjadi pada
manusia dan kelompok sepanjang waktu .Pencapaian tugas perkembangan keluarga
membantu anggota keluarga untuk mencapai tugas mereka.
Perawat
keluarga harus mengenali bahwa dalam setiap keluarga terdapat tugas
perkembangan individu dan keluarga yang perlu dicapai pada setiap tahap siklus
kehidupan individu.
Kekuatan
utama pendekatan perkembangan keluarga yaitu pendekatan tersebut memberikan
dasar untuk merupakan apa yang akan dialami keluarga pada suatu periode dalam
siklus keperawatan keluarga.Kelemahannya adalah fakta bahwamodel tersebut
dikembangkan pada saat keluarga inti tradisional masih ditekankan
4.
Teori Interaksional keluarga
Pendekatan
interaksional keluarga berasal dari sebuah teori utama dalam spikologi sosial
dan sosiologi yang merupakan interaksi metabolik ;saat ini, istilah interaksi
simbolik mewakili bermacam-macam teori keluarga ,interaksi simbiolik berasal
dari pragmatis dan psikolog sosial yaitu George Herbert Mead.
Blumer
1969 : Kuhn; 1964 membuat tiga asunmsi dasar yang sangat penting untuk teori
interaksi simbolkik :
a) Manusia
mnelakukan tindakan berdasarkan pada makna hal tersebut bagi mereka
b) Makna
dari tindakan tersebut berasal dari interaksi sosial yang dimliki seseorang
dengan kawannya.
c) Makna
ditangani dan dimodifikasi melalui
sebuah proses interpretasi yang
digunakan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang dia temui.
Asumsi
ini bersama-sama membentuk fokus utama pada interaksi simbolik, yaitu
menghasilkan dan mendapatkan makna.Para ahli teori interaksi simbolik mengenali
pengarugh budaya dan masyarakat dalam keluarga saat keluarga merumuskan makna (
crotty, 1998).Arti hal tersebut bagi keluarga yaitu anggota keluarga
menciptakan makna guna membantu mereka memahami dunia mereka. Makna dibangun
oleh anggota keluarga yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh keluarga.
Beberapa
varian teori interaksi simbolik yang berfokus pada komunikasi dan peran telah
dikembangkan. Pendekatan struktural menekankan konsep peran.Peran dipelajari
dan dijalankan oleh individu dalam sebuah struuktur sosial.
Anggota
keluarga memainkan peran mereka berdasakan harapan terhadap peran tersebut yang
dipelajari melalui proses sosialisai, dengan demikian metafora sering digunakan
untuk menjelaskan pengikut strukturalime yaitu aktor yang tengah berlaga (
turnar, 1991)
Pendekatan
untuk memahami dinamika internal ini adalah yang paling relevan untuk
kepaearawatan keluarga.Oleh karena itu, kekuatan utama dari pendekatan tersebut
adalah fokusnya pada fokus internal dfi dalam keluarga dan pemahan terhadap proses
ini .Btasan utama dalam pendekatan ini yaitu ahli teori interaksional secara
umum gagal untuk memasukan dampak lembaga sosial.
5.
Teori
stres keluarga
Model
stres keluarga terutama berhubungan dengan pelayanan kesehatan karena
penyebaran penyakit yang berkaitan dengan stres yang berkaitan dengankeluarga
(Artinian,1994).Asumsi model keperawatan keluarga terdiri atas (Artinian,1994):
a.
Peristiwa yang tidak diharapkan/tidak
direncanakanbiasanya dianggap sebagai peristiwa yang menimbulkan stress
b.
Peristiwa dalam keluarga
c.
Kurangnya pengalaman terdahulu dalam
menghadapi peristiwa yang menimbulkan stress menyebabkan peningkatan presepsi
stress
d.
Peristiwa yang menimbulkan stress ambigu
dapat lebih membuat stress dibandingkan dengan peristiowa non ambigu
Area
pengkajian harus mencakup variabel utama dalam teori itu sendiri. Model ini
mekankan bahwa presepsi terhadap stresor
lebih penting dari pada realita objektif dan dengan mengidentifikasi
sumber dan kekuatan, dapat dibagun pendekatan keperawatan keluiarga yang memberdayakan
keluiarga
6.
Teori
Berubah
Manuranna
(1978) menyatakan bahwa perubahan adalah suatu perubahan dalam struktur
keluarga yang terjadi sebagai kompensasi akibat munculnya kecemasan dan
bertujuan untuk mempertahankan struktur (stabilitas).
Menurut
Wright dan Watson (1988) perubahan yang paling menonjol dan terjadai secara
terus menerus dalam keluarga dalah perubahan yang terjadi dalam sistem
kepercayaan keluarga (kognisi).Wright dan Leahey (2000) menawarkan sebuah
konsep yang berhubungan dengan teori berubah yang membantu perawat keluarga
dalam melaksanakan prakteknya:
a. Perubahan
tergantung pada presepsi terhadap m,asalah
b. Perubahan
ditentukan oleh struktur
c. Perubahan
tergantung pada ruang lingkup
d. Perubahan
tergantung pada tujuan penyerta terapi
e. Pemahaman
itu sendiri tidak menyebabkan perubahan
f. Perubahan
tidak terjadi secara sama pada seluruh anggota keluarga
g. Perawat
bertanggung jawab untuk menfasilitasi perubahan
h. Perubahan
terjadi dfengan adanya “kesesuaian “ antara pemberian terapi (intervensi) dari
perawat dan struktur biospikososial-spiritual anggota keluarga.
i.
Perubahan dapat disebabkan oleh banyak
sekali penyebab
7.
Teori
ilmu sosial Keluarga Lainnya
Hanya
kerangka utama yang digunakan sejak lama didalam ilmu sosial keluarga dan
relevan untuk praktik keperawatan keluarga
yang dijelaskan disini.Kerangka lain yang memberikan informasi mengenai
keperawatan keluarga, yaitu teori kekacauan , teori pertukaran sosial ,teori
konflik, kerangka ekologis , pendekatan antropologis, dan teori fenomenologi
(Nye & Berardo,1981;Klien & White,1996; Friedman,1992)
3. Teori terapi keluarga
Teori terapi keluarga adalah campuran
dari teori ilmu social dan teori praktik keluarga.teori terapi keluarga disusun
guna bekerja dengan keluarga bermasalah dan oleh karena itu sebagian
berorientasi pada patologis , juga teori ini menggambarkan dinamika dan pola
sistem keluarga yang terdapat dalam semua keluarga sampai derjat tertentu .
Teori terapi keluarga yang dijelaskan
semuanya membahas konsep sistem keluarga yang umum.Semua menyatakan bahwa
system keluarga mempunyai kesamaan yaitu merupakan system yang terbuka,
berkelanjutan, pencarian-tujuan, pengaturan diri sendiri dan juga cirri
tambahan system social (Broderick, 1993).Bagi anggota keluarga yang ingin
membentuk diri mereka sendiri menjadi satu system, mereka harus berbagi
serangkaian tujuan yang umum.Tujuan dikembangkan melalui komunikasi.
Adapun macam-macam teori terapi keluarga
:
1.
Teori
terapi interaksi/komunikasi keluarga
Pendekatan
terapi interaksi / komunikasi sangat dipengaruhi ole ide-ide yang berasal dari
teori system umum, sibernetika, dan teori proses informasi (Goldenberg &
Goldenberg , 2000).Menurut Watzlawick dan rekan, analisis proses komuikasi
melibatkan tiga aspek yang berbeda yaitu sintatik, sematik, dan pragmatik (
watzlawick, Beavin, & Jackson, 1967).Para ahli teori komunikasi telah
melekatkan kegunaan yang berbeda terhadap aspek yang berbeda ini dan telah
mengembnagkan intervensi berdasarka aspek-aspek ini.Sintetik memeperhatikan
tentang bagaimana sebuah pesan secara akurat disampaikan dari satu orang ke
orang lainnya ( Broderick, 1993).
Ahli
terapi yang menggunakan pendekatan ini berfokus pada bagaimana membantu anggota
keluarga saling berkomunikasi dengan jelas sehingga pesan yang disampaikan
adalah pesan yang diterima.Sematik memperhatikan tentang makna.Ahli teori
keluarga telah menulis tentang tema keluarga, mitos, dan legenda keluarga,
serta cerita keluarga sebagai cara untuk membentuk dan mempertahankan mkana
yang sama, dan dengan membentuk kembali atau mengubah makna keluarga seseorang
dapat mengubah makna interaksi ( Broderick, 1993). Interaksi simbolik juga
memerhatikan makna.
Akhirnya,
pragmatic berkaitan sendiri dengan dampak komunikasi pada prilaku , dan aspek
komunikasi inilah yang paling banyak terungkap secara lengkap. Aturan landasan
teori komunikasi yang dikembangkan oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson ( 1967)
dalam pragmatics of human communication adalah
sebagai berikut :
1)
Setiap orang harus mempunyai prilaku,
dengan demikian setiap orang harus berkomunikasi. Semua prilaku adalah
komunikasi pada tingkat tertentu. Misalnya, seorang klien yang tidak menjawab
pertanyaan tetapi duduk dengan tenang selama wawancara berarti masih
berkomunikasi, tetapi perawat harus menemukan makna prilaku bagi klien untuk
menemukan apa yang tengah dikomunikasikan.
2)
Semua komunikasi memiliki tingkat
laporan (digital) dan tingkat perintah ( analog). Tingkat perintah
mendefinisikan sifat hubungan.
3)
Semua prilaku/komunikasi harus dinilai
dalam ruang lingkupnya. Tanpa kewaspadaan kontekstual, pemahaman lengkap tidak
terjadi.
4)
Semua system ditandai oleh peraturan
yang mempertahankan keseimbangan homeostasis dan memelihara system.
5)
Hubungan dapat dideskripsikan baik
sebagai sesuatu yang simetris atau sebagai pelengkap.
6)
Setiap oranng menekankan realitasnya
menurut realitas diri mereka sendiri.
7)
Masalah dipertahankan dalam lingkaran
umpan balik yang terkait degan pola komunikasi berulang.
8)
Keluarga fungsiona maupun normal mampu
mempertahankan integritas dasarnya bahkan selama periode stress. Perunbahan
diakomodasi sesuai kebuuhan dan terdapat komunikasi yang jelas dan sesuai.
9)
Keluarga yang fungsional dikatakan “
tersangkut “ .Prilaku simtomatik mempertahankan keseimbangan keluarga pada saat
itu dan menghindari perubahan yang diprlukan . masalah adalah sebuah gejala
kerusakan system tersebut.
Satir
(1982) membentuk ide-ide komunikasi diatas dengan menambah empat asumsi dasar.
Pertama Pergerakan alamiah semua individu kearah tumbuh kembang yang positif
dan suatu gejala menunjukkan suatu kebuntuan dalam proses pertumbuhan. Kedua,
semua individu memiliki sumber yang diperlakukan untuk tumbuh kembang. Ketiga,
keluarga memiliki pengaruh timbal balik dan tanggung jawab bersama. Keempat ,
terapi adalah psroes yang melibatkan interaksi antara klien dan ahli terapi ,
dengan tujuan memindahkan keluarga kearah pertumbuhan yang positif.
Kerusakan
fungsi keluarga terjadi jika komunikasi keluarga yang tidak jelas dan jika
peraturan fungsi keluarga menjadi ambigu.Fokus intervensi utama adalah penetapan
komunikasi yang sesuai dan jelas serta mengklarifikasi dan mengubah aturan
keluarga ( Jackson, 1965b ; satir, 1967). Sudut pandang
interaksi/komunikasi memiliki penekanan
kuat pada komunikasi diantara anggota keluarga dan focus sudut pandang
interaksi yang telah dibahas adalah pada makna bersama. Kekuatan pendekatan ini
adalah pada fokusnya terhadap komunikasi didalam lingkunan keluarga.kelemahan
teori ini adalah teori ini melihat
terutama pada prilaku internal keluarga dan bukan bagaimana budaya lingkungan
yang lebih luas member dampak pada keluarga.
2.
Teori
terapi keluarga structural
Empat
konsep utama yang penting untuk memahami terapi keluarga structural adalah :
1)
Pola transaksi
Adalah
transaksi yang sudah menjadi kebiasaan dan berulang dianggota keluarga yang
menjadi hokum tetap yang mengatur interaksi dan prilaku berbagai anggota
keluarga.
2)
Adaptasi
Adaptasi
menunjukkan kemampuan keluarga untuk menggerakkan pola transaksi alternatif
menuju pola yang sudah tetap ini guna memenuhi tuntutan eksterna dan interna
akan perubahan.Disfungsi keluarga terjadi ketika pola transaksi tidak lagi
berfungsi bagi keluarga dan akibatnya terdapat adaptasi yang buruk.
3)
Subsistem
Adalah
cara system keluarga membedakan dan melaksanakan fungsi afektif dan
sosialisasinya.Subsistem dalam keluarga ini biasanya adalah subsistem
individual atau subsistem hubungan.
4)
Batasan
Memastikan pembedaan
antara subsystem keluarga .Minuchin memperkenalkan ide tentang dua patologis
ekstrem dalam batasan: batasan lepasan, yang batasnya terlalu kaku dititik
tempat kelekatan antara anggota keluarga kecil dan batasan pertautan, dengan
batasan yang berdifusi dititik tempat subsistem tidak berfungsi secara otonom
atau sama sekali tidak mandiri.
Tujuan terapi keluarga
structural adalah memfasilitasi perubahan dalam struktur keluarga. kekuatan
pendekatan ini adalah bahwa konsepnya cukup jelas, dipadukan, disusun, dan
diuji dengan baik. Pendekatan berpusat saat ini , berorientasi pada tindakan ,
dan berfokus pada masalah yang sangat konsisten dengan model terapi yang
digunakan dalam pelayanan kesehatan saat ini.Keterbatasab model adalh bahwa
pendekatan membutuhkan peran yang sangat terarah dan aktif dipihak ahli terapi
, yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa ahli terapi dan bagi keluarga.
3.
Teori
Terapi system keluarga
Teori
system keluarga Murray Bowen adalah salah satu kerangka teoritis terapi
keluarga yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan baik ( Goldenberg &
Goldenberg , 2000). Bowen menekankan delapan konsep yang saling terkait dalam
upaya membahas kecemasan kronik dan proses emosional dam keluarga dan
masyarakat ( galdding, 1995).
Kosep
utama dalam teorinya adalah diferensiasi
diri. Menunjukkan kemampuan seseorang untuk membedakan diri mereka sendiri
dari keluarga asal mereka pada tingkat emosional dan intelektual. Semakin besar
diferensiasi diri semakin , individu semakin mampu untuk beradaptasi terhadap
perubahan dan stress akibat lingkungan mereka sehingga kecenderungan mereka
mengalami kesulitan emosional semakin jarang.
Terdapat
tujuh konsep terkait lain dalam teori system keluarga bowen.Keluarga inti
didefinisikan sebagai system emosional
keluarga inti .keluarga menurunkan strategi dan pola koping dari generasi
ke generasi, suatu fenomena yang dikenal sebagai proses transmisi
multigenerasi.keluarga yang tidak berfungsi dengan baik membawa prilaku
bermasalah hingga kebeberapa generasi. Proses
proyeksi keluarga
Menunjukkan
perpindahan kecemasan dari orang tua dan tingkat diferensiasi yang rendah
kepada anak yang rentan. Triangulasi adalah
konsep utama lainnya.dalam triangulasi, kecemasan dan ketegangan diantara dua
orang diproyeksikan ke objek / orang lain didalam keluarga. Posisi saudara kandung membahas mengenai
pentingnya urutan kelahiran. Pemutusan
emosional menandakan penarikan emosi dari anggota keluarga yang lain akibat
proses pelekatan yang tidak tuntas.Regresi
social merupakan analog pada tingkat social untuk diferensiasi diri.
Fokus
utama terapi system keluarga bowen adalah peningkatan diferensiasi diri dari
keluarga dan diferensiasi intelektual dari emosional ( Becvar & Becvar,
1996) . Logika pendekatan bowen menarik bagi banyak orang yang intelektual
mereka lebih mendominasi dari pada perasaan mereka, sehingga logika pendekatan
bowen tercatat menarik bagi klien pria . kelemahan utama dari terapi ini adalah
sebagian besar individu tidak memiliki kecenderunagan untuk tetap menjalani
terapi dalam waktu yang cukup lama untuk melihatnya sampai lengkap.
4.
Teori
terapi keluarga lainnya
Kerangka
dan pendekatan lain dari terapi keluarga yang berperan dalam teori keperawatan
keluarga mencakup psikodonamik( Ackerman, 966), eksperimental/ humanistic
(Whitaker & keith, 1981), strategic ( Madanes, 1991), naratif ( white &
epston, 1990) dan berfokus atau berpusat pada masalah ( pinsof, 1995)
4. Teori Struktural-Fungsional
Kerangka struktural-fungsional adalah
sebuah kerangka teoritis acuan yang utama dalam sosiologi (Leslie & Korman,
1989; Smith, 1995), terutama di bidang sosiologi keluarga dan kedokteran. Dalam
teori ini dijalaskan bahwa keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka dan
subsistem dalam masyarakat untuk reproduksi dan sosialisasi a nak serta stabilisasi kepribadian orang
dewas (Doherty, Boss, LaRossa, Schumm & Steinmetz, 1993).
Menurut Eshleman (1974), pendekatan
struktural fungsional berasal dari cabang fungsional psikologi (terutama
psikologi Gestalt), dalam antropologi sosial (seperti yang ditunjukkan dalam
teori Malinowski dan Radcliffe-Brown), dan dalam sosiologi (terutama seperti
yang dijelaskan oleh ahli teori sistem sosial seperti Parsons). Ahli
struktural-fungsional melihat keluarga, salah satu lembaga sosial dalam
masyarakat, sebagai sesuatu yang “fungsional” yang sejalan dengan masyarakat.
Perspektif struktural-fungsional
merupakan kerangka yang sangat berguna untuk mengkaji kehidupan keluarga karen
memungkinkan sistem keluarga dipelajari secara holistik (sebagai sebuah unit),
sebagian (sebagai subsistem atau dimensi), dan secara interaksional (sebagai
sebuah sistem yang berinteraksi dengan lembaga lain, seperti sistem
pendidikandan kesehatan). Dalam hali ini, teori struktural-fungsional berfungsi
sebagai sebuah kerangka pengatur, terutama dalam memandu pengkajian keluarga.
Konsep Struktur
Pendekatan struktural-fungsional
menganalisis karakteristik struktural keluarga-pengaturan bagian0bagiannya yang
membentuk keseluruhan, dan fungsi yang dilakukan baik untuk masyarakat maupun
subsistemnya. Struktur keluarga ini menunjukkan cara pengaturan keluarga, cara
pengaturan unit-unit, dan bagaimana unit-unit ini saling mempengaruhi. Cara
lain memandang struktur keluarga adalah dengan menggambarkan subsistem sebagai
dimensi struktural (Minuchin, 1974).
Parad dan Caplan (1965), dalam
menganalisis sebuah keluarga yang sedang yang stres, telah mengidentifikasi
tiga dimensi struktural, yang mereka sebut sebagai gaya hidup keluarga. Gaya
hidup keluarga mengarah pada “pemolaan organisasi keluarga yang stabil dan
masuk akal, yang dibagi menjadi 3 unsur yang saling bergantung, yaitu sistem
nilai, jaringan komunikasi, dan sistem peran” (Parad dan Caplan, hlm.55).
Unsur-unsur ini akan saling berhubungan dan berinteraksi dengan erat. Jika
salah satu aspek struktur interna keluarga dipengaruhi oleh input dari
lingkungna eksterna, pemprosesan input ini di dalam sistem keluarga juga akan
mempengaruhi dimensi struktural lainnya.
Struktur keluarga terutama dievaluasi
dengan mengevaluasi seberapa baik keluarga mampu mencapai fungsi keluarganya
terutama bagi anggota keluarga dan masyarakat. Struktur keluarga berfungsi
untuk memfasilitasi pencapaian fungsi keluarga, karena penghematan dan alokasi
sumber daya adalah tugas utama struktur keluarga. Karena hubungan yang penting
ini, fungsi harus dipandang berurutan dengan struktur keluarga.
Konsep Fungsi
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan
sebagai hasil akhir atau akibat dari struktur keluarga. Walaupun beberapa
penulis menggunakan “fungsi” untuk mengartikan “akibat dari atau hasil, dari,”
akan lebih mudah untuk memikirkan fungsi keluarga sebagai apa yang dikerjakan
keluarga (Friedman, 1992; Ingoldsby, 1995a). “Lembaga sosial ada karena lembaga
tersebut menjalankan fungsi tertentu yang bermanfaat untuk anggotanya dan
masyarakat di tempat keluarga menjadi bagian darinya” (Ingoldsby, 1995a, hlm.
84).
Fungsi dasar keluarga memenuhi kebutuhan
anggota keluarga itu sendiri dan kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Fungsi
keluarga menjadi saling berhubungan erat pada saat mengkaji dan melakukan
intervensi dengan keluarga. Adapun lima fungsi keluarga tersebut antara lain :
1.
Fungsi afektif (fungsi mempertahankan
kepribadian) : Memfasilitasi stabilitas kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2.
Fungsi sosialisasi dan status sosial :
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif, serta memberikan status pada anggota
keluarga.
3.
Fungsi reproduksi ; untuk mempertahankan
kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
masyarakat.
4.
Fungsi ekonomi : menyediakan sumber
ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
5.
Fungsi perawatan kesehatan : Menyediakan
kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan
a.
Fungsi
Afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama
baik untuk pembentukan maupun keberlanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga
fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Duvall
(1977), menyatakan bahwa kebahagiaan keluarag diukur oleh kekuatan cinta
keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang anggota keluarganya karena
respons kasih sayang satu anggota keluraga ke anggota keluarga lainnya
memberikan dasar penghargaan pada kehidupan keluarga.
Manfaat fungsi afektif di dalam anggota
keluarga dijumpai paling kuat di antara keluarga kelas menengah dan kelas atas,
karena pada keluarga tersebut mempunyai lebih
banyak pilihan. Pentingnya fungsi afektif kurang ditekankan di banyak
keluarga kelas pekerja dan kelas bawah, sebagian besar karena penekanannya
lebihpada fungsi dasar seperti penyediaan kebutuhan fisik yang penting dalam
hidup.
b.
Fungsi
Sosialisasi dan Status Sosial
Sosialisasi anggota keluarga adalah
fungsi yang universal dan lintas budaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup masyarakata (Lelie & Korman, 1989). Sosialisasi merujuk pada
banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga yang ditujukan untuk
mendidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial
orang dewasa seperti peran yang dipikul suami-ayah dan istri-ibu.
Bagian integral sosialisasi dalam
keluarga melibatkan penanaman kendali dan nilai dengan menanamkan perasaan mana
yang benar dan salah pada anak yang sedang tumbuh. Kohlberg (1970) menguraikan
proses perkembangan moral sebagai pembangunan pondasi dalam keluarga. Dengan
mengidentifikasi figur orang tua dan secara pemberian penguatan, positif dan
negatif secara konsisten atas perilaku anak, anak membangun sistem nilai
personal yang sangat dipengaruhi oleh sistem nilai keluarag.
Status sosial atau pemberian status
adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pada saat lahir, seorang anak secara
otomatis mewarisi status keluarganya seperti etnik, ras, kebangsaan, agama,
ekonomi, politik, dan pendidikan.
c.
Fungsi
Perawatan Kesehatan
Fungsi
fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian,
tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan perlingdungan terhadap bahaya.
d.
Fungsi
Reproduksi
Salah
satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas antar-generasi
keluarga dan masyarakat (Leslie & Korman, 1989). Sampai saat ini reproduksi
masih mendominasi fungsi primer keluarga, yang merupakan justifikasi keberadaan
keluarga.
Dalam
keluarga pasca modern, keluarga didefinisikan dalam konteks pilihan (yi.,
“siapa yang Anda pilih untuk menjadi bagian dalam keluarga Anda”) (Dunphy,
2001). Sebagai contoh, jumlah kelahiran dari ibu yang tidak menikah meningkat
di AS selama dua dekade terakhir, karena ada penerimaan yanh lebih besar dan
terjadi kelonggaran kebiasaan seksual. Selain itu, gerakan menuju pengendalian
populasi dan keluarga berencana mempengaruhi pentingnya masa menjadi orang tua
bagi wanita dan pria.
e.
Fungsi
Ekonomi
Fungsi
ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup seperti
finansial, ruang, dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses
pengambilan keputusan. Dengan memahami bagaimana sebuah keluarga
mendistribusikan sumber-sumbernya, perawat yang berpusat pada keluarga juga
dapat memperoleh perspektif yang lebih jelas mengenai sistem nilai keluarga
(apa yang penting bagi keluarga) dan sumber apa yang dapat dikases guna
membantu keluarga memenuhi kebutuhannya.
Perubahan Fungsi
Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga untuk
masyarakat dan anggota masyarakat telah berubah seiring dengan perubahan waktu.
Jelas bahwa industrialisasi, urbanisasi, dan kemajuan teknologi telah sangat
mempengaruhi keluarga, dan lembaga sosial/masyarakat telah memikul banyak
fungsi yang pada awalnya merupakan ranah keluarga. Selain perubahan dalam
fungsi keluarga, dan waktu transisi keluarga juga mengalami perubahan.
5. Teori
perkembangan keluarga
Tahap-tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu
tertentu yang dianggap stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Tahap
perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
1.
Pasangan Baru
Keluarga
baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan
(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena
kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang
yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri
dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Tugas perkembangan
1)
Membina
hubungan intim danmemuaskan.
2)
Membina
hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3)
Mendiskusikan
rencana memiliki anak.
Keluarga
baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
2.
Keluarga “child bearing”
Kelahiran anak pertama Dimulai sejak
hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan
atau 2,5 tahun.
Tugas
perkembangan kelurga
1)
Persiapan
menjadi orang tua
2)
Adaptasi
dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.
3)
Mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih saying antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih saying antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3.
Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama
berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangn
1)
Memenuhi
kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman.
2)
Membantu
anak untuk bersosialisasi
3)
Beradaptasi
dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.
4)
Mempertahankan
hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat.
5)
Pembagian
waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6)
Pembagian
tanggung jawab anggota keluarga.
7)
Kegiatan
dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4.
Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur
6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada
tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat
sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.
Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga
1.
Membantu
sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2.
Mempertahankan
keintiman pasangan.
3.
Memenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada
tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
5.
Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun
dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.
Tugas perkembangan
1)
Memberikan
kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2)
Mempertahankan
hubungan yang intim dengan keluarga.
3)
Mempertahankan
komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
4)
Perubahan
sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.
6.
Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1)
Memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar.
2)
Mempertahankan
keintiman pasangan.
3)
Membantu
orang tua memasuki masa tua.
4)
Membantu
anak untuk mandiri di masyarakat.
5)
Penataan
kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7.
Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak
yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa
usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
1)
Mempertahankan
kesehatan.
2)
Mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
3)
Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus
mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
8.
Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan
salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangan :
1)
Mempertahankan
suasana rumah yang menyenangkan.
2)
Adaptasi
dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3)
Mempertahankan
keakraban suami/istri dan saling merawat
4)
Mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5)
Melakukan
life review.
6)
Mempertahankan
penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.
6. Teori Sistem
Teori sistem adalah salah satu kerangka
yang paling berpengaruh dan produktif. Sebuah sistem terdiri dari serangkaian
unsur yang saling terkait, setiap sistem dikenalisebagai sesuatu yang berbeda
dari lingkungan tempat munculnya sistem tersebut. Sistem bergantung baik pada
umpan balik positif maupun negatif, dalam upaya mempertahankan keadaan
homeostatis. Asumsi perspektif sistem yang diterapkan pada sistem keluarga
meliputi :
a.
Sistem keluarga lebih besar daripada dan
lebih besar dari jumlah bagiannya
b.
Terdapat hirarki dalam sistem keluarga
dan antara subsistem dan keluarga serta komunitas
c.
Terdapat batasan di dalam sistem
keluarga dan batasan tersebut dapat terbuka, tertutup, atau acak
d.
Sistem keluarga mengalami peningkatan
kompleksitas sepanjang waktu, yang terjadi guna memungkinkan kemampuan
adaptasi, toleransi terhadap perubahan, dan pertumbuhan melalui diferensiasi
yang besar
e.
Sistem keluarga berubah secara konstan
sebagai respon terhadap stres dan ketegangan dari lingkungan dalam serta stres
dan tekanan dari lingkungan luar. Perubahan di salah satu bagian sistem
keluarga memengaruhi keseluruhan sistem
f.
Hubungan sebab-akibat dimodifikasi oleh
umpan balik, oleh karena itu hubungan sebab akibat linier tidak pernah terdapat
dalam dunia nyata.
g.
Pola sistem keluarga berbentuk sirkuler
dan bukan linier, oleh karena itu perubahan harus diarahkan dalam bentuk siklus
h.
Sistem keluarga adalah suatu keseluruhan
yang terorganisir, dengan individu dalam keluarga menjadi saling bergantung dan
berinteraksi
i.
Sistem keluarga memiliki gambaran homeostatis
untuk mempertahankan pola stabil, yang dapat bersifat adaptif maupun
maladaptif.
Perspektif
sistem keluarga mendorong perawat untuk melihat klien sebagai anggota keluarga
yang berpartisipasi. Perawat yang menggunakan perspektif ini mengkaji pengaruh
penyakit atau cedera terhadap keseluruhan sistem keluarga dan pengaruh penyakit
atau cedera (Wright & Leahey, 2000). Penekanan perspektif ini berfokus pada
keluruhan sistem bukan induvidu. Konsep yang relevan dalam teori sistem
keluarga mencakup subsistem, batasan, sistem terbuka, lingkaran umpan balik,
interaksi keluarga, adaptasi, dan perubahan. Contoh pertanyaan pengkajian
mencakup. Siapa yang menyusun sistem keluarga? Bagaimana penyakit kritis yang
diderita seorang anggota keluarga memengaruhi keluarga dan anggota keluarga
tersebut? Intervensi harus berfokus pada subsistem dan seluruh proses serta
fungsi keluarga.
Empat
kekuatan utama pada kerangka sistem umum yaitu :
1)
Teori utama yang mencakup rangkaian
fenomena yang luas
2)
Teori yang berbasis kontekstual, yang
memandang keluarga dalam konteks suprasistemnya (komunitas besar tempat
suprasistem berada)
3)
Teori yang berfokus pada interaksi
4)
Teori holistik. Teori ini melihat proses
di dalam keluarga bukan konteks dan hubungan antara bagian keluarga (hubungan
antara dan di dalam sub-sistem serta hubungan antara keluarga dan yang memengaruhinya serta suprasi sistem)
Keluarga
dipandang sebagai suatu keseluruhan, bukan hanya kumpulan dari
bagian-bagiannya.
Dua
keterbatasan pemakaian orientasi teoritis ini dalam praktik keperawatan adalah
:
01. Teori
ini sangat luas dan sangat umum, dan harus disusun konsep dan pedoman praktik
yang lebih spesifik di luar teori
02. Pendekatan
ini mungkin tidak terlalu membantu seperti teori yang ditujukan untuk individu
guna membahas masalah klien individu
ada daftar pustakanya kak?
BalasHapus