1 Pengertian
Menurut Muhammad bin Hasan bin Aqil Musa Syarif,
2008. Ketidakberdayaan atau disfungsionalitas adalah ketidakmampuan melakukan
suatu tindakan, dan keberadaan orang tsb akhirnya menjadi beban bagi
orang lain.
Ketidakberdayaan
merupakan kondisi ketika individu atau kelompok merasakan kurangnya control
personal terhadap sejumlah kejadian atau situasi tertentu yang memengaruhi
pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
Ketidakberdayaan adalah perasaan yang dialami semua
orang dalam derajat yang berbeda pada situasi yang berlainan. Stephenson (1979)
menggambarkan dua jenis ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan
situasional muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin berlangsung
singkat. Ketidakberayaan dasar (trait powerlessness)bersifat
lebih menyebar, memengaruhi pandangan, tujuan, gaya hidup, dan hubungan. Secara
klinis, diagnosis keperawatan ketidakberdayaan mungkin lebih bermanfaat jika
digunakan untuk menggambarkan individu yang mengalami ketidakberdayaan dasar
dibandingkan ketidakberdayaan situasional.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan. Dalam
hal ini, individu yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk mengatasi
masalahnya atau jalan untuk mencapai keinginannnya, bahkan ia sangat merasa
ingin memegang kendali atas hidupnnya. Individu yang tidak berdaya mungkin
melihat alternative atau jawaban untuk masalahnya, tetapi tidak mampu berbuat
apa pun karena persepsi tentang control dan sumber yang ada. Ketidakberdayaan
yang berkepanjangan bisa menyebabkan keputusasaan.
2 Etiologi
Ketidakberdayaan yang
berhubungan dengan hospitalisasi
Hospitalisasi menimbulkan berbagai
respons pada masyarakat dan keluarga, termasuk kecemasan, ketakutan, dan
ketidakberdayaan. Jika hospitalisasi diduga berlangsung singkat, diagnosis kecemasan yang berhubungan dengan lingkungan
yang asing, kehilangan rutinitas yang biasa, dan gangguan privasi mungkin
beguna untuk menggambarkan ketidakberdayann situasional. Jika hospitalisasi
merupakan upaya perawatan ulang untuk masalah yang berkelanjutan, penggunaan
diagnosis ketidakberdayaan mungkin lebih sesuai untuk menggambarkan
ketidakberdayaan dasar. Diagnosis tersebut sebaiknya dinyatakan kembali sebagai
ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
perawatan ulang untuk infeksi paru dan pengaruh pada karier dan perkawinan.
3 Jenis-jenis
ketidakberdayaan
2.3.1
Mayor
Memperlihatkan atau menutupi (marah, apatis)
ekspresi ketidakpuasan atau ketidakmampuan mengontrol situasi (misalnya ;
pekerjaan, penyakit, prognosis, perawatan, tingkat penyembuhan) yang mengganggu
pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
2.3.2
Minor
Kurangnya prilaku mencari informasi
Apatis kebergantungan yg
tidak memuaskan pada orang lain
Ansietas perilaku buruk
Marah kegelisahan
Perilaku
kekerasan perilaku menarik diri
Depresi
pasif
Setiap proses penyakit, baik akut maupun kronis,
dapat menyebabkan ketidakberdayaan atau berperan menyebabkan ketidakberdayaan.
Beberapa sumber umum antara lain
1) Berhubungan
dengan ketidakmampuan berkomunikasi, sekunder akibat cedera serebrovaskular
(CVA), sindrom Guilain-Barre, intubasi
2) Berhubungan
dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari, sekunder akibta CVA,
trauma servikal, infark miokard, nyeri
3) Berhubungan
dengan ketidakmampuan menjalani tanggung jawab peran, sekunder akibat
pembedahan, trauma, arthritis
4) Berhubungan
dengan proses penyakit yang melemahkan, sekunder akibat sklerosis multiple,
kanker terminal
5) Berhubungan
dengan penyalahgunaan zat
6) Berhubungan
dengan distorsi kognitif, sekunder akibat depresi
Situasional
(Personal, Lingkungan)
a) Berhubungan
dengan perubahan status dari kuratif menjadi paliatif
b) Berhubungan
dengan perasaan kehilangan control dan pembatasan gaya hidup, sekunder akibat
(sebutkan)
c) Berhubungan
dengan pola makan yang berlebihan
d) Berhubungan
dengan karakteristik personal yang sangat mengontrol nilai (mis,. Lokus control
internal).
e) Berhubunngan
dengan pengaruh pembatasan rumah sakit atau lembaga
f) Berhubungan
dengan gaya hidup berupa ketidakmampuan (helplessness)
g) Berhubungan
dengan rasa takut terhadap penolakan (ketidaksetujuan)
h) Berhubungan
dengan kebutuhan dependen yang tidak terpenuhi
i)
Berhubungan dengan
umpan balik negative yang terus-menerus
j)
Berhubungan dengan abusive jangka panjang
k) Berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan
l)
Berhubungan dengan
mekanisme koping yang tidak adekuat
Maturasional
a) Anak
remaja b.d masalah pengasuhan anak
b) Dewasa
b.d peristiwa kehilangan lebih dari satu kali, sekunder akibat penuan (mis,.
Pensiun, deficit sensori, deficit motorik, uang, orang terdekat
5 Intervensi Umum
1.
Kaji factor penyebab dan factor penunjang
a) Kurang
pengetahuan
b) Ketidakadekuatan
pola koping sebelumnya (mis,. Depresi; untuk pembahasan, lihat ketidakefektifan koping individu yang
berhubungan dengan depresi)
c) Kurangnya
kesempatan untuk membuat keputusan
2.
Hilangkan atau kurangi factor penunjang jika memungkinkan
Kurang
pengetahuan
a) Tingkatkan
komunikasi yang efektif antara individu dan tenaga kesehatan
b) Jelaskan
seluruh prosedur, peraturan, dan pilihan yang ada pada individu; hindari
istilah medis. Bantu individu untuk mengantisipasi sensasi yang akan muncul
selama pengobatan (langkah ini meemberikan gambaran kognitif
berorientasi-realitas yang memperkuat perasaan control dan strategi koping)
c) Sediakan
waktu untuk menjawab berbagai pertanyaan; minta individu untuk menuliskan
pertanyaan tersebut agar tidak lupa.
d) Sediakan
waktu khusus (10-15 menit) setiap sif yang dapat individu gunakan untuk mengajukan
pertanyaan atau membahas berbagai topic sesuai keinginan
e) Antisipasi
berbagai pertanyaan/ minat dan berikan informasi. Bantu individu untuk
mengantisipasi kejadian atau hasil akhir
f) Dengan tetap bersikap realistis, tunjukkan berbagai
perubahan positif pada kondisi individu, seperti menurunnya kadar enzim serum
setelah peristiwa infark miokard atau membaiknya luka insisi
g) Jadilah
pendengar yang aktif dengan member kesempatan pada individu untuk mengutarakan
kekhawatiran dan perasaannya; kaji adanya area kekhawatiran
h) Buat
pengaturan staf yang konsisten
i)
Tetapkan satu orang
perawat untuk bertanggungjawab terhadap rencana perawatan selama 24 jam, dan
beri kesempatan pada individu dan keluarga untuk melakukan identifikasi bersama
perawat teersebut
j)
Hubungi kelompok
pendukung swabantu jik ada (mis; mastektomi, klub ostomi, penderita paraplegia)
k) Jika
factor penunjang berupa nyeri atau cemas, berikan informasi tentang cara
menggunakan tekhnik control perilaku (mis; relaksasi, imajinasi, nafas dalam)
3. Berikan
kesempatan pada indiviidu untuk mengontrol keputusasaan dan mengidentifikasi
tujuan personal perawatan
a) Beri
kesempatan pada individu untuk memanipulasi langkungan sekitar, seperti
memutuskan tempat untuk meletakkan barang-barang (mis; sepatu dibawah tempat
tidur, lukisan pada jendela).
b) Jika
individu mennginginkan, dan kebijakan rumah sakit mengizinkan, anjurkan
individu untuk membawa barang-barang miliknya dari rumah (mis; bantal, foto).
c) Letakkan
barang-barang yang dibutuhkan dalam jangkauan individu (bel pemanggil, urinal,
tisu).
d) Jangan
tawarkan pilihan jika memang tidak ada (mis; injeksi IM Z-track yang dalam
harus dirotasi). Tawarkan pilihan yang relevan dengan individu.
e) Diskusikan
tentang rencana aktivitas harian dan beri kesempatan pada individu untuk
membuat sebanyak mungkin keputusan terkait rencana tersebut.
f) Tingkatkan
peluang individu membuat keputusan setelah kondisinya membaik
g) Hargai
dan ikuti keputusan individu jika Anda telah memberinya pilihan.
h) Catat
pilihan khusus individu pada rencana perawatan untuk memastikan bahwa staf yang
lain mengetahui pilhan tersebut (“tidak suka jus jeruk”, “mandi dengan
pancuran”, “rencanakan ganti balutan/ pakaian pada pukul 7.30 sebelum mandi”).
i)
Tepat janji
j)
Beri kesempatan pada
individu dan keluarga untuk menngutarakan perasaannya.
k) Beri
kesempatan pada individu dan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan
l)
Waspadai adanya
tanda-tanda pternalisme/ maternalisme pada tenaga kesehatan (mis; menetapkan
keputusan untuk klien)
m) Rencanakan
suatu ppertemuan asuhan(care conference) guna member kesempatan pada staf untuk
mendiskusikan metode individualisasi asuhan, anjurkan setiap perawat untuk
menyampaikan setidaknya satu tindakan yang ia ketahui diinginkan oleh individu.
n) Alihkan
perhatian dari hal yang tidak dapat dilakukan individu ke hal yang dapat ia
lakukan
o) Buat
tujuan yang bersifat jangka-pendek, teerkait-perilaku, praktis, dan realistis
(berjalan lima langkah lagi setiap hari; kemudian dalam satu minggu, klien
dapat berjalan keruang televise)
p) Beri
tahu kemajuan klien setiap hari
q) Puji
pencapaian/ prestasi individu
r) Bantu
individu untuk mengidentifikasi factor terkontrol dan factor tak terkontrol.
Bantu individu unutk menerima hal yang tidak dapat diiubah dan mengubah hal
yang dapat diubah.
s) Tekankan
aspek positif saat individu mulai terfokus pada rasa takut akan hal terburuk
(kurangi ketakutan dengan mengganti pandangan dengan member kesempata individu
memperoleh kembali kontrolnya).
t) Beri
kesempatan pada individu untuk merasakan hasil dari upayanya sendiri.
4. Kaji
resppon yang biasa individu gunakan dalam menghadapi masalah (lihat criteria
pengkajian focus)
a) Control
internal (berupaya mengubah perilaku diri atau linngkungan untuk mengontrol
masalah)
b) Control
eksternal (mengharapkan oranng lain atau factor lain-takdir,
keberuntungan-untuk mengontrol masalah)
5. Berikan
informasi yang dibutuhkan kepada individu dengan lokus control internal untuk
mengubah perilaku atau lingkungan
a) Jelaskan
tentang masalah sedetail yang diinginkan individu
b) Jelaskan
tentang hubungan antara perilaku yang dianjurkan dan hasilnya (mis; perlu pembatasan
garam, pengaruh fisiologis dari latihan fisik, pengaruh tirah baring pada
fungsi jantung yang terganggu)
6. Pantau
individu dengan lokus control eksternal untuk mendukung partisipasinya
a) Minta
individu untuk membuat catatan (mis,. Asupan makan untuk 1 minggu ; table
penurunan berat badan; program latihan fisik-tipe dan frekuensi; obat yang
diminum).
b) Gunakan
kontak telepon untuk memantau individu jika memungkinkan.
c) Berikan
petunjuk tertulis yang jelas (mis,. Perencanaan makan; program latihan fisik-jenis
frekuensi, durasi; pelajaran latihan berbicara-untuk pasien afasia).
d) Ajarkan
orang terdekat klien tentang berbagai metode untuk memanipulasi perilaku jika
dibutuhkan.
e) Berikan
penghargaan untuk setiap tujuan yang tercapai.
kak untuk dapus tidak disertakan ya? trs bagaimana kita tahu sumber aslinya :')
BalasHapus