DIABETES
MELITUS GESTASIONAL
Diabetes
adalah suatu penyakit yang melibatkan ketidakmampuan untuk membentuk atau
menghasilkan hormone insulin yang gunanya untuk metabolisme glukosa yang
menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh. Ini merupakan kondisi yang sudah ada
sebelumnya atau berkembang selama kehamilan sebagai hasil dari perubahan
metabolism hormone (gestasional diabetes). Diabetes diklasifikasikan pada tiga
tipe tergantung dari etiologinya oleh National
Diabetes Data Group Clasification.
Tipe 1 dan tipe 2 diabetes disebut juga pregestasional
diabetes (Diabetes sudah ada sebelum
kehamilan. Wanita dengan diabetes tipe 1 membutuhkan insulin karena sel islet
dari pancreas tdak menghasilkan insulin karena kerusakan autoimun medium
seluler. Wanita dengan diabetes tipe 2 memiliki perlawanan terhadap insulin dan
juga mungkin memiliki kerusakan sekresi insulin; mereka umumnya diobati dengan
obat oral hipoglikemik dibandingkan dengan insulin.
Diabetes
tipe 3 atau gestasional adalah intoleransi karbohidrat yang pertama kali muncul
atau dibentuk selama kehamilan. Kerusakan toleransi glukosa dan kerusakan
glukosa selama berpuasa adalah tahapan intermediate dalam tahapan-tahapan
prediabetik. Kerusakan toleransi glukosa muncul ketika dua jam setelah makan,
kadar gula darah tinggi dari 140 mg/dl tapi rendah dari 200 mg/dl. Kerusakan
glukosa selama berpuasa terjadi ketika kadar gula darah puasa adalah 100 atau
lebih tinggi tapi lebih rendah dari 126 mg/dl. Keduanya ini berhubungan dengan
sindrom X atau sindrom metabolic. Sindrom X adalah sekelompok tanda dan gejala
yang mencakup penolakan insulin, kompensasi hiperinsulinemia, obesitas,
kepadatan lipoprotein kolesterol yang tinggi, kepadatan lipoprotein kolesterol
dan trigliserida yang sangat rendah, hipertensi, prothrombotic state, dan
kerusakan toleransi glukosa. Bagian ini juga bisa menjadi komplikasi kehamilan.
Pada
diabetes yang tidak terkontrol, risiko kehamilan melibatkan peningkatan masalah
vaskuler, seperti retinopati, neuropati, dan hipertensi. Wanita dengan risiko hiperglikemia,
hipoglikemia, dan diabetes ketoasidosis.
Risiko
kehamilan ibu dapat mencakup hal-hal berikut :
1.
Aborsi
spontan
2.
Preeklamsi
3.
Persalinan
premature
4.
Polihidroamnion
atau oligohidramnion
5.
Infeksi,
infeksi saluran perkemihan, pilonefritis, korioamnionitis, dan post partum
endometritis
6.
Diabetes
ketoasidosis, Caesar atau kelahiran dengan instrument, dan induksi
Efek pada janin tergantung pada komplikasi pembuluh darah selama
kehamilan dan ketidakadekuatan plasenta dan terbukti oleh pembatasan
pertumbuhan intrauterine dan oligohidramnion.
Risiko
pada janin adalah sebagai berikut :
1.
Cacat
congenital, terutama cacat syaraf, kelainan jantung sejak lahir, malformasi
gastrointestinal, dan kelainan ginjal
2.
Makrosomia
(umur kehamilan yang lama) dan oleh karena itu memungkinkan trauma kelahiran,
distosia bahu, cidera brachial plexus, cidera saraf wajah, dan asfiksia
3.
Hambatan
pertumbuhan intrauterine
4.
Penundaan
pematangan paru-paru
5.
Kelahiran mati tanpa sebab
Setelah kelahiran, bayi yang yang lahir dari ibu diabetes memiliki
keterlambatan pematangan paru-paru dan mungkin memiliki masalah pernapasan.
Juga bayi baru lahir berisiko terhadap :
1.
Hipoglikemia
2.
Hipokalsemia
3.
Hipomagnesemia
4.
Hiperbilirubinemia
dan polisitemia
5.
Kardiomiopati
dan kelainan lainnya
6.
Etiologi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu
:
1.
Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
2.
Genetik
Diabetes
mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya
sangat kecil.Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi
insulin yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih
lanjut, hal itu didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan
resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses
produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative
phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses
pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari
peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat
(ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami
peningkatan. Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan
beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut antara
lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon insulin. Berbagai mutasi
yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya
sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak
pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya, terkadang para
penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM. Penyakit
yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like
episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada
mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel
beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi sekresi
makin berat.
Prevalensi
mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM itu
menderita penyakit penyerta tadi.
1.
Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga
Kekurangan produksi insulin
Infeksi
mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas
yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi
hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti
kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.
2. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH,
glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.
3. Obat-obatan.
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas
yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan
fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses
metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi
dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. Contohnya Minum soda dalam
keadaan perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi
hari) juga harus dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan
pemanis buatan yang terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang
menyebabkan meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama
kelamaan akan menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan
yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali
terkena diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.
4. Wanita obesitas
Sebenarnya
DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab, obesitas menyebabkan
sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan
kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya dan
terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi
DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.
Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus bukanlah hal baru bagi sebagian besar orang. Bahkan ada
teman atau keluarga kita yang terkena diabetes mellitus. Iklan di media
berkaitan dengan diabetes juga sudah banyak. Diabetes mellitus sering dikenal
dengan nama penyakit kencing manis. Penyakit ini merupakan kelainan atau
gangguan metabolisme dalam tubuh.
Dapat disebabkan oleh sekresi hormon insulin atau defisiensi pendistribusian
gula dalam tubuh. Dapat pula disebabkan oleh keduanya. Diabetes Mellitus
dikenal dengan berbagai tipe yaitu Tipe I yang disebabkan faktor genetik atau
karena keturunan, Tipe II, sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup, dan Tipe
III yaitu diabetes yang dialami oleh ibu hamil.
Pada diabetes Tipe III, apabila terjadi pada saat kehamilan bukan sejak
sebelum hamil, maka hanya bersifat sementara. Berikut beberapa tanda dan gejala
diabetes mellitus:
Beberapa tanda yang tampak pada orang yang menderita diabetes:
1. Sering buang air kecil. Air seni/air kencing orang yang menderita
diabetes biasanya dikerumuni semut karena kadar gulanya tinggi. Ganguan ini
disebabkan karena hormon insulin dalam darah sedikit atau pada penderita
diabetes tipe I tidak ada sehingga ginjal tidak dapat menyaring gula dalam
darah jadi gula tersebut keluar bersama air seni.
2. Mudah haus sehingga banyak minum. Karena sering buang air kecil
jadi kita juga gampang haus. Sering kali karena mudah haus air minumnya adalah
air dingin (dari kulkas/dengan es) dan sebagian besar orang Indonesia bila
minum air dingin/dengan es lebih senang juga menggunakan sirup. Di mana sirup
notabene manis.
3. Mudah lapar. Karena apabila lapar kita makan nasi. Terlalu banyak
makan akan dapat menaikkan kadar gula karena didalam karbohidrat yang ada pada
nasi mengandung glukosa (gula).
4. Tanda penting lainnya yang
perlu dicermati adalah apabila penderita diabetes mendapat luka ditubuh
cenderung membutuhkan waktu lama dalam penyembuhannya. Selain itu ada pula
tanda berupa Letih dan lesu.
Kondisi ini disebabkan karena produksi gula dalam darah terhambat, sehingga
pembuatan energi menjadi ikut terganggu. Pandangan kabur atau tidak jelas juga
bisa jadi merupakan gejala diabetes melitus yang perlu diwaspadai.
5. Sering kesemutan, gejala ini disebut neuropati. Hal ini karena
kandungan gula dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan system
saraf. Dapat juga terjadi penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
Gejala klinis yang dialami oleh penderita diabetes
dapat diketahui melalui pemeriksaan di laboratorium. Pemeriksaan pertama adalah
pemeriksaan kadar gula darah. Pada prosesnya pengambilan darah untuk pengecekan
ini dilakukan dua kali atau dalam dua kondisi yaitu setelah puasa (8 jam tidak
menerima asupan gula baik melalui makanan atau minuman) dan kondisi biasa
(tidak puasa atau minimal 2 jam setelah makan). Pada kedua pemeriksaan ini
apabila, kadar gula biasa ≥ 120 mg/dl atau kadar gula puasanya ≥ 126 mg/dl,
berarti Anda positif (+) menderita Diabetes. Jadi, segelah periksa gula darah
Anda. Penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang lebih baik.
Diagnosa Keperawatan
Dx : Resiko tinggi cedera
b.d hiperglikemia
Tujuan adalah untuk mengidentifikasi intervensi
untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi.
NOC
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24
jam diharapkan tidak terjadi trauma pada pasien dengan kriteria hasil :
·
Bebas
dari cidera
·
Mampu
menjelaskan faktor resiko dari lingkungan dan cara untuk mencegah
·
Menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada.
Kontrol Resiko
Indikator :
1.
Memantai
faktor resiko lingkungan
2.
Mengembangkan
strategi kontrol yang efektif
3.
Menyesuaikan
strategi kontrol resiko yang dibutuhkan
4.
Melakukan
strategi kontrol resiko
5.
Memodifikasi
gaya hidup untuk menurunkan resiko
6.
Menggunakan
layanan kesehatan sesuai kebutuhan
7.
Mengenal
perubahan status kesehatan
8. Pantau perubahan status kesehatan
NIC
1. Manajement
hiperglikemia
Aktivitas
:
a. Memonitor
kadar glukosa darah.
b. Memonitor
tanda dan gejala hiperglikemia, poliuri, polidipsi, polivagi, malaise.
c. Memonitor
ketonuri
d. Perintahkan
pasien mengenal tanda tanda lain, mengenal hiperglikemia dan manajement.
e. Berikan
insulin sesuai dengan tempatnya.
f. Monitor
status cairan.
g. Pemberian
diet dan latihan
h. Ajarkan
untuk mencatat gas gula darah untuk memonitor dini.
2. Identifikasi
Resiko
Aktivitas
:
1. Lihat
kembali riwayat kesehatan yang lalu dan dokumentasi sebagai petunjuk dari
diagnosa medis dan keperawatan yang masih ada atau yang dahulu
2. Pelihara catatan-catatan akurat dan data-data
statistik
3. Identifikasi
pasien dengan kebutuhan perawatan lanjutan
4. Tentukan
dukungan finansial pasien
5. Tentukan
status pendidikan klien
6. Identifikasi
strategi koping klien dan keluarga
7. Tentukan
pemenuhan pengobatan perawatan dan medis
8. Identifikasi
sumber-sumber untuk membantu penurunan factor resiko
9. Gunakan
kontak pasien dengan tepat
0 komentar:
Posting Komentar