1 Pengertian
Kecemasan
Kecemasan (ansietas) adalah
sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang dengan kata lain cemas
adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam
beberapa tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan
tidak berdaya.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang berlebihan terhadap ketakutan,
kekhawatiran, dan bencana yang akan datang (Goldenson,1970:90 ).
Kecemasan merupakan kesadaran akan tegangan yang tidak menyenangkan (Menninger,1963:129).
Kecemasan adalah kekhawatiran yang disebabkan oleh suatu ancaman terhadap
nilai yang di anggap individu sangat penting bagi eksistensinya sebagai suatu
diri (May,1967:72).
Menurut
Lynn S.Bickley (2009), “Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada
keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri.
Bagi sebagian pasien, kecemasan merupakan saringan terhadap semua persepsi dan
reaksi mereka, bagi sebagian lainnya, kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit
yang dideritanya”.
Kesimpulan
yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan adalah rasa
takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat
menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta
ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
2 Tanda dan Gejala
Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan yang
menggoncangkan karena adanyaancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang
tergolong normal kadangkala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat
disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental.
Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental. Lebih
jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.
Gejala-gejala yang bersifat fisik
diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat
dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada
sesak.Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa
bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari
kenyataan (Siti Sundari, 2004:62).
Kecemasan juga memiliki karakteristik
berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak
jelas dantidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda
pada masing-masing orang.
Kaplan, Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah
& Julianti Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua
emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul
jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak
menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal
dari dalam diri, tidak jelas dan menimbulkan konflik bagi individu.
Kecemasan
berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan
tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada.
Kholil Lur Rochman, (2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari
kecemasan antara lain :
a) Ada saja
hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkan rasa
takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap
hal-hal yang tidak jelas.
b) Adanya
emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam
keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan
tetapi sering juga dihinggapi depresi.
c) Diikuti
oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution (delusi
yang dikejar-kejar).
d) Sering
merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak berkeringat,
gemetar, dan seringkali menderita diare.
e) Muncul
ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung menjadi
sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene
Beverly (2005:164) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis
gejala, diantaranya yaitu :
a) Gejala
fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak
berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas
dingin, mudah marah atau tersinggung.
b) Gejala
behavioral dari kecemasan yaitu berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan
dependen.
c) Gejala
kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu
akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa
sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan
untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit
berkonsentrasi.
3 Rentang respon kecemasan
1) Ansietas ringan.
Berhubungan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
2) Ansietas sedang.
Memungkinkan
seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain, lapang persepsi terhadap
lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu
dan mengesampingkan hal lain. Masih dapat melakukan
sesuatu dengan arahan orang lain.
3) Ansietas berat.
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak
dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan
pada satu area lain.
4) Tingkat panik
dari ansietas.
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan
aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam
waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada
tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan. Kriteria serangan panik adalah
palpitasi, berkeringat, gemetar atau goyah, sesak napas, merasa tersedak, nyeri
dada, mual dan distress abdomen. derealisasi atau depersonalisasi, ketakutan
kehilangan kendali diri, ketakutan mati dan parastesia.
4 Faktor-faktor
penyebab kecemasan
Kecemasan
sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar tergantungan pada
seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa atau situasi khusus
dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah
(2003:11) ada beberapa faktor yang menunjukkan reaksi kecemasan, diantaranya
yaitu :
a) Lingkungan
Lingkungan
atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri
sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang
tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan
kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b) Emosi yang
ditekan
Kecemasan
bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya
sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah
atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
c) Sebab-sebab
fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling
berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam
kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu
penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan
lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.
Zakiah
Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan
beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :
a) Rasa cemas
yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini
lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran.
b) Cemas
karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan
dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai
gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang
umum.
c) Kecemasan
yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini
disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang
terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan
kepribadian penderitanya.
Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi
yang berlebihan. Selain itu,keduanya mampu hadir karena lingkungan yang
menyertainya, baik lingkungan
keluarga, sekolah, maupun penyebabnya.
Musfir Az-Zahrani (2005:511) menyebutkan faktor yang
memepengaruhi adanya kecemasan yaitu
a) Lingkungan
keluarga
Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh
dengan pertengkaran atau penuh dengan kesalahpahaman serta adanya
ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan
ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah.
b) Lingkungan
Sosial
Lingkungan
sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan individu.
Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individu
tersebut menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya
berbagai penilaian buruk dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan
munculnya kecemasan.
5 Dampak
Kecemasan
Yustinus
Semiun (2006:321) membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa
simtom, antara lain :
a) Simtom
suasana hati
Individu
yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang
mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami
kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah
marah.
b) Simtom
kognitif
Kecemasan
dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal
yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak
memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak
bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa
cemas.
c) Simtom
motor
Orang-orang
yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor
menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan
sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor
merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan
usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.
Kecemasan
akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun
tekanan jiwa. Menurut Savitri Ramaiah (2005:9) kecemasan biasanya dapat menyebabkan
dua akibat, yaitu :
a) Kepanikan
yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan
diri pada situasi.
b) Gagal
mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang
mencukupi.
0 komentar:
Posting Komentar