About

Selasa, 04 November 2014

Tren dan Isu Sistem Endokrin

TREN DAN ISU SISTEM ENDOKRIN NASIONAL
A.  TREN
1.    Obesitas
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu dari 10 kondisi yang beresiko menyebabkan kematian di seluruh dunia, dan salah satu dari 5 kondisi di negara-negara berkembang.
Di seluruh dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa mengalami overweight dan lebih dari 300 juta menderita obesitas. Saat ini, terdapat tiga besar penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian di Indonesia, antara lain stroke (26,9%), hipertensi (12,3%) dan diabetes (10,2%). Ketiga penyakit tersebut berhubungan dengan obesitas atau kelebihan berat badan. WHO memprediksi Indonesia menghadapi peningkatan jumlah penderita penyakit diabetes dari 8,4 juta orang pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030.
Menjadi gemuk tidak hanya mempengaruhi penampilan. Yang lebih penting, kelebihan berat badan dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius. WHO mengungkap bahwa obesitas telah menjadi epidemi yang besar, seperti halnya AIDS dan penyakit jantung.
2.    Perkembangan Terkini di Bidang Terapi Farmakologis Diabetes Melitus
Seiring dengan semakin me­ningkatnya jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di seluruh dunia, semakin pesat pula perkembangan di bidang terapi farmakologis DM. Di satu sisi, perkembangan ini menyediakan harapan baru bagi penderita DM. Di sisi lain, timbul banyak pertanyaan baru mengenai wakt­u dan cara pemberian golong­an obat terbaru itu.
Acara tahunan PERKENI (Perhimpunan Endokrinologi Indonesia) yang luas dikenal sebagai Jakarta Diabetes Meeting (JDM) mengumpulkan praktisi medis dari seluruh negeri untuk mendiskusikan isu-isu tersebut serta isu terkini seputar DM secara umum. Bertempat di Hotel Mercure, Ancol, acara yang berlangsung dari 12 hingga 13 November 2011, ini mengambil tema “The Art of Diabetes Management: Stratification Approach”.
Terlepas dari ketersediaan sekian banyak golongan obat antidiabetik oral (OAD) seperti metformin, sulfonilurea, glitazon maupun insulin, mayoritas pasien gagal mencapai atau mempertahankan kontrol gula darah. Guideline dari American Diabetes Associtation (ADA) merekomendasikan metformin sebagai obat antihiperglikemik lini pertama. Begitu metformin gagal, direkomendasikan penambahan OAD lain. Sayang­nya, kombinasi obat seringkali me­­nimbulkan efek samping yang signifikan dan menghambat intensifikasi terapi. Penam­bah­an berat badan dan hipogli­kemia merupakan dua dari sekian banyak efek samping yang menghambat kemajuan terapi pada penderita DM. Sesi simposium JDM pertama di­dedikasi­kan untuk membahas perkembangan terbaru di bidang terapi DM dengan tajuk “Current an Future Treatment in Managing Diabetes: GLP-1 analogue or Insulin?”
Analog GLP-1 merupakan kelas obat antidiabetik terbar­u dengan cara kerja yang me­nyerupai hormon endogen, yaitu glucagon-like peptide (GLP). GLP-1 sendiri merupakan salah satu jenis hormon saluran cerna yang bernama inkretin. Inkretin dilepaskan ke sirkulasi sebagai respons dari nutrisi yang sedang dicerna dari makanan. Menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Waspadji, SpPD-KEMD, efek dari inkretin ini pertama kali diketa­hui setelah adanya pengamatan bahwa pemberian glukosa secara oral dan intravena menghasilkan respons yang berbeda. Rangsangan pelepasan insulin dari pankreas lebih besar setelah pemberian glukosa oral diban­ding­kan dengan glukosa intravena yang diberikan dalam jumla­h sama.
Analog GLP-1 sendiri bukanlah satu-satunya terapi yang berbasis inkretin. Diketahui pula bahwa terdapat enzim bernama DPP-4 yang menghancurkan GLP-1. Berangkat dari pemahaman mengenai hal tersebut, peneliti menetapkan penghambatan enzim DPP-4 atau dikenal sebagai inhibitor DPP-4, atau ‘gliptin’ sebagai target terapi selan­jutnya. Gliptin akan men­cegah degradasi dari analog GLP-1 dan memperpanjang waktu paruhnya.
Kedua terapi berbasis inkre­tin ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan para pendahulunya. Selain penurunan HbA1C dan kadar glukosa darah yang signifikan, terdapat manfaat-manfaat lain. Oleh karena sekresi dari inkretin bergantung dari keberadaan glukosa di salura­n cerna, terjadi penurunan risiko hipoglikemia apabila dibandingkan dengan OAD lainny­a. “GLP-1 dikaitkan pula dengan timbulnya rasa kenyang yang selanjutnya diikuti penurunan asupan makanan. Hasil akhir dari keadaan ini adalah penurunan berat badan atau sekurang-kurangnya penderita tidak bertambah berat badan. Inilah sebabnya analog GLP-1 direkomendasikan pada pasien dengan berat badan berlebih,” demikian menurut dr. E. M. Yunir, SpPD-KEMD. Ditambah­kan pula oleh beliau mengenai adanya penelitian yang mendapati preservasi fungsi sel beta pankreas setelah konsumsi obat tersebut. Saat ini, analog GLP-1 belum ada di Indonesia, namun kehadirannya diharapkan dalam waktu dekat.
Selain analog GLP-1, topik lain yang cukup menyita per­hatia­n adalah perkembangan terbaru dari terapi insulin. Insulin dibutuhkan secara mutlak oleh pasien DM tipe 1 yang tidak lagi memiliki sel beta pankreas fungsio­nal serta oleh pasien DM tipe 2 dengan fungsi sel beta pankreas yang menurun secara progresif. Untuk pasien DM tipe 2, pemberian insulin masih cukup problematik. Walaupun penambahan insulin berimbas pada penurunan kadar glukosa darah secara signifikan, banyak pasien tidak mampu mencapai target HbA1C setelah pemberi­an regimen insulin konvensional. Selain itu, muncul kekhawatiran mengenai hipoglikemia.  “Dapat timbul resistansi insulin fisiologis pada pasien DM yang kapok setelah mengalami kejadian hipog­likemia,” demikian ujar dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, pada kesempatan yang sama.
Sebuah studi yang dijalan­kan oleh Rury R. Holman, dkk., dari kelompok studi 4-T ber­upay­a menggambarkan perbandingan berbagai jenis insulin sebagai tambahan untuk terapi OAD pada pasien DM tipe 2. Studi ini membandingkan pembe­rian insulin aspart bifasik (basal ditambah prandial), insulin prandial, dan insulin basal detemir pada pasien yang sudah mendapat dosis maksimal metform­in dan sulfonilurea yang mampu ditoleransi. Hasilnya, didapa­tkan bahwa penambahan insulin bifasik atau prandial le­bih menurunkan kadar HbA1C dibandingkan pemberi­an insulin basal. Bagaimana­pun, diama­ti pula adanya pening­katan risiko hipoglikemia dan penambahan berat badan pada pemberian kedua kelompok insuli­n pertama.
Insulin basal detemir pun ternyata memiliki kelebihan lain dalam hal variabilitas intraindividu. Lebih dari 98% insulin detemir di aliran darah terikat pada albumin, sehingga ia didistri­busikan lebih lambat ke jaringan target perifer. Penambahan asam lemak juga menjadikan detemir tidak mudah mengalami presipitasi saat pemberian atau saat diabsorpsi. Stabilitas semacam ini lah yang berkontri­busi mengurangi proses yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu variabilitas intrai­ndividu, pada pemberian detemir. Salah satu merk insulin detemir yang beredar luas di Indonesia adalah Levemir keluaran Novo Nordisk. Dengan alat injeksi yang mudah digunakan oleh pasien, Levemir menyedia­kan alternatif terapi yang baik untuk menurunkan hambatan adherensi terhadap terapi insulin pada pasien DM tipe 2. (Livia)
3.    Program penanggulangan penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia
Program pencegahan primer di Indonesia telah dilaksanakan oleh PT Merck Indonesia Tbk bekerja samadengan Depkes RI dan organisasi profesi (PERKENI) dan organisasi kemasyarakatan (PERSADIdan PEDI) yaitu program bertajuk Pandu Diabetes dengan simbol Titik Oranye. Melakukankegiatan-kegiatan antara lain memberikan informasi dan edukasi mengenai Diabetes Mellitusdan pemeriksaan kadar gula darah secara gratis bagi sejuta orang yang telah diluncurkan olehMenkes pada 15 Maret 2003.Menteri Kesehatan Dr .dr .Siti Fadillah Supari, Sp.JP(K) akanmembentuk direktorat baru di Departemen Kesehatan untuk menangani Penyakit Tidak Menular (PTM )karena berdasarkan data Depkes untuk jumlah pasien Diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama untuk seluruh penyakit endokrin.( Depkes,2005) Terdapat klinik kaki diabetes di salah satu rumah sakit milik pemerintahyang merupakan bentuk layanan yang diberikan bagi penderita diabetes.Ini salah satu bentuk  perhatian pemerintah kepada penderita Diabetes Mellitus mengingat penderita Diabetes sangantrentan untuk terkena infeksi, hal ini juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi amputasikaki akibat pekait Diabetes Mellitus.Federasi Diabetes Internasional (IDF) mengeluarkan pernyataan konsensus baru mengenai pencegahan diabetes, menjelang resolusi Majelis UmumPBB pada bulan Desember 2006 yang menghimbau aksi internasional bersama.Konsensus IDF baru ini merekomendasikan bahwa semua individu yang beresiko tinggi terjangkiti diabetes tipe-2 dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan oportunistik oleh dokter, perawat, apoteker dandengan pemeriksaan sendiri. Profesor George Alberti, mantan presiden IDF sekaligus penulis bersama konsensus baru IDF mengatakan: ³Terdapat banyak bukti dari sejumlah kajian diAmerika Serikat, Finlandia, Cina, India dan Jepang bahwa perubahan gaya hidup (mencapai berat badan yang sehat dan kegiatan olahraga yang moderat) dapat ikut mencegah berkembangnya diabetes tipe-2 pada mereka yang beresiko tinggi (2-6).Konsensus baru IDF inimenganjurkan bahwa hal ini haruslah merupakan intervensi awal bagi semua orang yang beresiko terjangkiti diabetes tipe-2, dan juga fokus dari pendekatan kesehatan penduduk .´(S UMBER: Federasi Diabetes Internasional )

B.  ISSUE
1.    Isu mutakhir tentang penyakit Diabetes Mellitus
-          Adanya hubungan timbal balik antara periodontitis (infeksi pada mulut) dengan Diabetes Mellitus, keterlibatan dokter gigi dalam penanganan pasien Diabetes Mellitus perlu ditingkatkan.(Saidina Hamzah Daliemunthe,2003)
-          Dokter gigi dituntut untuk lebih aktif memposisikan diri sebagai mitra dokter umum/dokter spesialis dalam penanganan pasien Diabetes Mellitus Saidina Hamzah Daliemunthe,2003)
-          Perlu adanya perlindungan kepada obat tradisional untuk penyakit Diabetes Mellitus agar tetap asli dari tanaman obat dan tidak diberi tambahan zat kimia (Siti SapardiyahSantoso, 2003)
-          Perlu dipelajari lebih lanjut dengan mengadakan pendekatan kasus dengan metode penelitian yang khusus pula mengapa penderita IDDM dapat bertahan hidup selama 1minggu tanpa insulin dengan melalui penggantian insulin atau adaptasi
-          Obat anti Diabetes oral sebaiknya tidak diberikan pada Diabetes Mellitus denganTuberkulosis paru karena adanya efek rifampicin dan isoniazid yang mengurangi efek obat tersebut
-          Kadar glukosa darah yang terkontrol pada penderita Diabetes Mellitus dapat menurunkan derajat kegoyahan gigi sebesar 51,45%
-          Melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan aktif yang diisolasi dari buahmengkudu untuk mengetahui efeknya dalam menurunkan kadar gula darah
-          Perlu dikembangkan kegiatan di kelompok-kelompok masyarakat guna meningkatkan pengetahuan kesehatan terutama gizi, sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan dankemampuan untuk menangani masalah kesehatan yang dihadapinya
-          Perlunya melakukan penelitian isolasi kandungan Eugenia Polyantha
-          Menguji khasiat hipoglikemianya untuk menurunkan kadar glukosa darah
2.      Terampil Gunakan Insulin Melalui INSPIRE
Insulin termasuk salah satu terapi kunci dalam penatalaksanaan diabetes mellitus (DM).Akan tetapi, tidak semua dokter, baik dokter umum maupun spesialis, menguasai teknik terapi insulin secara mahir.Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan memberikan terapi insulin.
Dalam mengelola diabetes, dibutuhkan kontrol gula darah, yang salah satunya dapat dicapai melalui pemberian insulin.Akan tetapi, seiring semakin majunya ilmu pengetahuan, modalitas terapi insulin juga mengalami perkembangan.Para dokter harus menguasai metode terapi insulin yang mampu memberikan hasil terbaik bagi pasien.
Pada tanggal 18 dan 19 Juni 2011 lalu, PERKENI bekerja sama dengan Novo Nordisk Indonesia mengadakan acara yang disebut sebagai INSPIRE. INSPIRE sendiri merupakan kepanjangan dari Insulin Novo Nordisk and PERKENI Roadshow for Excellence. Acara ini diadakan di sejumlah kota besar di Indonesia dalam rangka meningkatkan pemahaman dan keterampilan para dokter dalam memberikan terapi insulin. Adapun kota-kota yang berpartisipasi, antara lain Palembang, Medan, Banda Aceh, Surabaya, Padang, Jakarta 1&2, Bandung, Semarang, Surakarta, Jogjakarta, Malang, Banjarmasin, Samarinda, Surabaya 1&2, Denpasar, Makassar, dan Manado. Acara yang berlangsung tanggal 18 dan 19 Juni 2011 tersebut merupakan acara untuk wilayah Jakarta1, yang meliputi Jakarta Timur, Jakarta Selatan ,Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencakup empat belas wilayah, pada kesempatan ini INSPIRE diadakan di delapan belas wilayah di seluruh Indonesia.
Walaupun hanya berlangsung selama satu setengah hari, acara ini dapat dikatakan mampu mendongkrak pengetahuan dan keterampilan para dokter dalam memberikan terapi insulin.Sebelum para narasumber memberikan materi, diadakan pre-test untuk mengukur emampuan awal para peserta.Di akhir acara, dilakukan post-test dan hasilnya dibandingkan dengan pre-test.Dari hasil tersebut ternyata tampak peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah para peserta mengikuti acara ini. Diharapkan dengan adanya INSPIRE ini pengelolaan diabetes di Indonesia, khususnya pemberian terapi insulin, menjadi semakin optimal demi meningkatkan kualitas hidup pasien. Dimas


3.    Terapi Hiperglikemia Intensif vs Konvensional di ICU
Hiperglikemia adalah hal yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit akut, termasuk mereka yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU). Hiperglikemia berat berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, sehingga dipikirkan untuk mengontrol kadar glukosa darah dengan ketat. Namun demikian, terdapat kontroversi dalam pengontrolan kadar glukosa darah. Ada ahli yang menyarankan pengontrolan secara ketat, tetapi ada pula yang lebih memilih cara konvensional.
Untuk memilih metode mana yang paling baik untuk diterapkan, dilakukanlah suatu penelitian yang bernama (NICESUGAR). Sebanyak 6104 pasien ICU yang memiliki karakteristik dasar yang sama direkrut untuk penelitian ini. Mereka dibagi menjadi dua kelompok.Pada kelompok pertama (3054 orang) diterapkan metode intensif, sedangkan pada kelompok kedua (3050 orang) diterapkan metode konvensional.Pada metode intensif, glukosa darah dijaga ketat pada kisaran 81 sampai 108 mg/dL.Sementara itu pada metode konvensional, target glukosa darah yang diinginkan hanya 180 mg/dL atau kurang.
Normoglycemia in Intensive Care Evaluation?Survival Using Glucose Algorithm Regulation Terapi Hiperglikemia Intensif vs Konvensional di ICU Setelah mengikuti para responden tersebut selama 90 hari, tercatat bahwa kejadian hipoglikemia berat (kadar glukosa darah kurang atau sama dengan 40 mg/dL) dialami oleh 6,8% responden dari kelompok pertama dan hanya 0,5% dari kelompok kedua. Sementara itu, kematian dialami oleh 27,5% pasien dari kelompok intensif, dibandingkan dengan 24,9% dari kelompok konvensional. Perbedaan persentase sebanyak 2,6% tersebut didapati bermakna. Kematian karena penyebab kardiovaskular juga lebih banyak didapati pada kelompok satu daripada kelompok dua.Namun demikian, tidak didapati adanya perbedaan lama perawatan antara dua kelompok tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, studi NICE-SUGAR mengambil kesimpulan bahwa terapi hiperglikemia konvensional, yaitu dengan mempertahankan target glukosa darah kurang atau sama dengan 180 mg/dL memiliki mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan terapi hiperglikemia intensif, yaitu dengan menjaga kadar glukosa darah antara 81 sampai 108 mg/dL.


TREN DAN ISU SISTEM ENDOKRIN INTERNASIONAL
A.  TREN
Pedoman klinis baru untuk perawatan yang optimal pasien dengan hipertiroidisme, suatu kondisi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid lebih dari kebutuhan tubuh, yang mempengaruhi sekitar satu persen dari Amerika, muncul dalam edisi terbaru Praktek Endokrin, jurnal dari American Association of Klinis ahli endokrin (AACE). Pedoman, yang dikembangkan bersama oleh AACE dan American Thyroid Association (ATA), tersedia online gratis.
Update kunci dalam pedoman melibatkan pengobatan penyakit Graves. Kondisi ini, yang dapat menyebabkan penonjolan mata, adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
"Pedoman baru meninjau pilihan pengobatan mapan untuk Graves 'Disease, sementara menekankan bagaimana dan kapan dokter harus mengambil pasien mereka' preferensi menjadi pertimbangan," kata Dr Jeffrey R. Garber, Presiden terpilih dari American College of Endokrinologi, dan anggota gugus tugas pengembangan pedoman asosiasi bersama.
Pedoman juga hadir pendekatan baru untuk mengelola penyakit mata Graves '; hipertiroidisme subklinis, istilah untuk bentuk ringan atau awal hipertiroidisme, dan obat mana yang sekarang lebih disukai untuk mengobati berbagai bentuk hipertiroidisme ".
"Tujuan kami dengan pedoman baru adalah untuk memberikan setiap dokter yang merawat pasien tiroid alat yang mereka butuhkan untuk memberikan perawatan yang paling efektif," kata Yehuda Handelsman, Presiden American Association of Clinical ahli endokrin. "Hari ini, kita memiliki akses ke data lebih banyak penelitian klinis daripada sebelumnya, dan pedoman ini membantu menempatkan pengetahuan yang di tangan dokter '."
2.    Penyebab Dan Cara Mengatasi Penyakit Hipertiroid
Pada dasarnya Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya.
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakea. Pada orang dewasa beratnya lenih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebr 2,5 cm, dan panjan 4 cm. tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang dimasing-masing lobuli terdapat folikel dan para folikuler.
Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana harmon-hormon di sintesa. Kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroida inferior. Arteri tiroida superior merupakan percabangan dari arteri karotis eksternl dan arteri tiroida inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.
Kelenjar tiroid terletak di leher. Ia menghasilkan hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mengontrol pertumbuhan tubuh dan metabolisme. Hipertiroid atau overactive thyroid (tiroid yang terlalu aktif) berarti tiroid Anda membuat terlalu banyak hormon tiroid.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Kondisi yang sebaliknya pun bisa terjadi, Hipotiroid, dimana tiroid membuat terlalu sedikit hormon tiroid, biasanya hal ini disebabkan operasi pengangkatan kelenjar Tiroid.
Penyebab Hipertiroid
Dalam hal ini, Hipertiroid dapat disebabkan oleh :
·       Penyakit Graves.
·       Tumor.
·       Ketidak seimbangan hormon (Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid -Pengeluaran yang abnormal dari TSH/Thyroid Stimulating Hormon).
·       Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid).
·       Pemasukkan yodium yang berlebihan.
Memiliki hormon tiroid terlalu banyak dapat membuat banyak hal dalam kecepatan tubuh Anda. Anda bisa menurunkan berat badan dengan cepat, memiliki detak jantung yang cepat, berkeringat banyak, atau merasa gugup dan moody. Atau bisa saja anda Anda tidak memiliki gejala sama sekali, yang terdeteksi pada saat melakukan Pemeriksaan kesehatan.
Tanda dan Gejala Hipertiroid
Anda mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. atau :
·  Merasa gugup, murung, lemah, atau lelah.
·  Tangan tremor/bergetar, jantung berdetak cepat, atau Anda mungkin memiliki masalah pernapasan.
·  Panas dan berkeringat atau memiliki kulit gatal, merah dan hangat.
·  Buang air besar lebih banyak dari biasanya.
·  Rambut rontok.
·  Turun berat badan meskipun Anda makan sama atau lebih banyak dari biasanya.
Mengatasi Hipertiroid
Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, hubungi dokter Anda. Ada beberapa pilihan terapi yang biasanya diberikan untuk penderita hipertiroid yaitu, obat antitiroid, yodium radioaktif dan pembedahan. Yodium radioaktif dan obat antitiroid adalah yang paling sering digunakan.
Pengobatan terbaik untuk Anda akan tergantung pada sejumlah hal, termasuk usia Anda. Beberapa orang membutuhkan lebih dari satu jenis perawatan. Tanpa pengobatan, hipertiroid bisa menyebabkan masalah-masalah yang serius seperti masalah jantung, masalah tulang, dan kondisi berbahaya yang disebut thyroid storm (badai tiroid).
Bahkan jika gejalanya tidak mengganggu, anda masih perlu perawatan atau terapi dari dokter. Demikian artikel mengenai penyakit Hipertiroid. Semoga bermanfaat.
3.    Amerika Serikat perangi kegemukan
Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, memeluk karakter PBS Sesame Street Elmo dan Rosita usai memberikan pernyataan mengenai penjualan makanan sehat kepada anak-anak di Gedung Putih, Washington, Rabu (30/10). Michelle Obama yang bertubuh ramping itu mengajak warga negaranya mewaspadai makanan pemicu kegemukan.
Washington- Kegemukan alias obesitas bagi Amerika Serikat merupakan hal yang perlu diperangi, salah satu caranya dengan mencantumkan kandungan jumlah kalori termasuk tambahan gula dalam makanan kemasan.
Maklum, budaya konsumsi makanan siap saji yang sangat sarat muata bisnis juga berasal dari sana, meliputi jaringan waralaba yang kemudian menggurita ke seluruh dunia.
Langkah itu juga pertama kali dilakukan sejak 20 tahun lalu Badan Pengawasan Makanan dan Obat Federal Amerika Serikat mencari cara tepat dalam memerangi kegemukan dan melawan penyakit-penyakit terkait, di antaranya diabetes.
Penyakit degeneratif ini sangat strategis dan jadi pemicu penyakit mematikan lain, semisal jantung.
FDA, Kamis, mengatakan, beberapa hal yang akan dicantumkan dalam label makanan kemasan di antaranya jumlah kalori yang dibutuhkan secara rata-rata tiap konsumen dalam sekali penyajian (kemasan).
Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, yang meluncurkan ajakan "Ayo Bergerak" untuk melawan kegemukan pada anak-anak, mengumumkan usul itu bersama FDA. Anak-anak bertubuh gemuk-bulat mungkin menggemaskan, namun harus diwaspadai kemungkinan dia mengidap penyakit.
"Dasar perubahan ini sangat sederhana, Anda perlu pergi sendiri ke toko terdekat, pilih makanan dari rak dan tahu betul bahwa pilihan itu bermanfaat bagi keluarga Anda," kata Michelle.
FDA telah meminta perusahaan makanan kemasan untuk mencantumkan kandungan gula alami yang terdapat pada buah dan gula tambahan seperti sirup jagung dan sari buah termasuk gula merah dan gula pasir.
Sebagai tambahan, pencantuman vitamin juga diminta memasukkan kandungan potasium dan vitamin D, karena selama ini perusahaan hanya diminta mencantumkan kandungan vitamin A dan C. FDA melihat ada kekuarangan akan vitamin D dan potasium.
Dr Dabid Kessler, yang memimpin FDA pada saat cap pertama diciptakan, mengatakan, pembaruan pada cap produksi itu sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
"Label makanan bukan sekedar memberi informasi tetapi juga mendorong industri untuk menciptakan produk-produk yang lebih sehat," ujarnya dalam wawancara.
"Tidak ada perusahaan yang ingin terlihat jelek dalam capnya."
FDA memperkirakan pembaruan cap ini akan membuat pihak industri mengeluarkan dana dua miliar dolar sedangkan keuntungan bagi konsumen diperkirakan antara 20-30 miliar dolar.
Pembaruan itu diberlakukan efektif hingga tiga tahun ke depan, diawali dengan 90 hari untuk menampung pendapat masyarakat, kemudian FDA akan mengambil keputusan akhir. Ketika sudah ditetapkan, perusahaan mendapat waktu dua tahun untuk menyesuaikan dengan aturan baru tersebut.
"Sangat penting dilakukan bahwa perubahan itu didasari atas data ilmiah," kata Pamela Bailey, Ketua dan Kepala Eksekutif Asosiasi Manufaktur Produk Makanan.
"Sama pentingnya untuk memastikan bahwa semua perubahan itu memberi informasi yang tepat, bukan malah membingungkan konsumen," kata dia.
B.     ISSUE
1.    Prof Patrizio Tatti: Cakrawala Baru Penanganan Diabetes
“Nutrisi merupakan bagian yang sangat penting dalam terapi diabetes,”cetus lelaki Latin kelahiran Roma tahun 1949 itu.
Pembicara bertaraf internasional, Prof Patrizio Tatti, MD dari Department of Endocrinology and Diabetes, University of Rome, Italia hadir di Ruang Kuliah Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM pada tanggal 13 Januari 2009. Prof Tatti menyampaikan konsep baru mengenai penanganan pasien diabetes menggunakan terapi nutrisi klinik
Prof Tatti menyampaikan topiknya berjudul “New Horizons in Diabetes Management”. Prof Tatti melaporkan bahwa ada beberapa nutrisi yang ia sebut sebagai “diabetes-specific nutrition”. Makanan itu merupakan formula yang mengandung karbohidrat cernalambat atau “slowly-digested carbohydrate”.
Prof Tatti menyampaikan hasil penelitian klinik di Cina.Wang dan kawan-kawan melakukan studi perbandingan antara Glucerna dan Fresubin Diabetes.Untuk studi ini, sebanyak 203 subjek dibagi untuk mengkonsumsi antara Glucerna atau Fresubin Diabetes. Area di bawah kurva kenaikan kadar glukosa darah lebih rendah secara signifikan pada kelompok Glucerna dibandingkan dengan kelompok Fresubin.
Selain itu, kadar puncak glukosa darah juga lebih rendah pada kelompok Glucerna. Sementara puncak konsentrasi insulin pada kelompok Glucerna tercapai dalam waktu lebih panjang dibandingkan kelompok Fresubin.Hasil menunjukkan bahwa area di bawah kurva untuk konsentrasi insulin dan kadar glukosa darah lebih tinggi pada formula standar daripada kedua kelompok Glucerna. Glucerna yang mengandung karbohidrat cernalambat secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan respon insulin, serta meningkatkan sekresi GLP-1 (hormon incretin). Dua penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep kualitas dan kuantitas karbohidrat yang baik memegang peranan penting dalam terapi diabetes melitus. Hal tersebut akan meningkatkan fungsi sel beta jangka panjang.
Prof. Tatti berbagi pengalaman nutrisi kliniknya menangani pasien paru-paru kritis, operasi kanker, dan diabetes.
2.    Informasi Untuk Dokter Aspek Keamanan Obat Yang Mengandung Pioglitazone dan Risiko Kanker Kandung Kemih (BLADDER CANCER)
Pioglitazone merupakan obat yang diindikasikan sebagai tambahan pada diet dan olahraga untuk meningkatkan kontrol gula darah pada pasien diabetes tipe 2. Pioglitazone bekerja dengan menurunkan resitensi insulin melalui aktivasi peroxisome proliferators activated receptor gamma (PPAR-ÿ) yang menyebabkan kenaikan sensitivitas insulin hati, lemak, dan otot. Produk obat mengandung piolitazone yang telah disetujui beredar di Indonesia adalah pioglitazone tunggal dan kombinasi piolitazone dengan metformin.
Terdapat informasi keamanan terkini mengenai peningkatan risiko kanker kandung kemih (bladder cancer) pada pasien diabetes yang diterapi dengan piolitazone. Informasi mengenai aspek keamanan penggunaan piolitazone tersebut diperoleh dari hasil studi interim Kaiser Permanente Northern California (KPNC) di Amerika dan studi CNAMTS di Perancis.Studi interim KPNC dan studi CNAMTS di Perancis merupakan studi epidemiologi yang meneliti tentang kaitan antara terapi pioglitazone pada pasien diabetes dan risiko kanker kandung kemih. Hasil studi interim KPNC menunjukkan peningkatam risiko kanker kandung kemih pada pasien diabetes yang menggunakan pioglitazone selama lebih dari 2 tahun sedangkan studi di Perancis menunjukan peningkatan risiko kanker kandung kemih pada penggunaan pioglitazone ;lleboh dari 1 tahun.
3.    Zat BPA Membuat Anak Laki-Laki Berpayudara
Bahan kimia yang terdapat dalam beragam produk sehari-hari di rumah kita ternyata bisa berefek negatif pada hormon tubuh kita, demikian hasil studi terbaru dari WHO, the World Health Organization. Studi ini bertema tentang bahan-bahan kimia yang mengganggu kinerja hormon endokrin. Ternyata, pestisida, beberapa bahan pembuat plastik dan beberapa produk lain ternyata mengandung endocrine-disrupting chemicals (EDC). Bahan-bahan tersebut bekerja seperti hormon sintetis yang mengganggu sistem hormonal alami. Hormon pada dasarnya adalah zat perantara yang diproduksi oleh kelenjar di dalam sistem endokrin dan disebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, sehingga berpengaruh pada keseluruhan sistem di tubuh mulai dari mood hingga metabolisme.
Salah satu bahan kimia yang diteliti adalah BPA atau bisphenol A, yang menyerupai estrogen jika masuk ke dalam tubuh kita. Zat kimia ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui botol plastik yang mengalami proses pemanasan (misalnya dipanaskan di oven microwave atau mesin pencuci piring) atau terkena bahan bersifat asam (misalnya: saus tomat). BPA juga ditemukan dalam kotak plastik wadah bekal makanan anak, sup kalengan, minuman soda kalengan, kertas bon maupun tanda terima ATM.
Frederick vom Saal, pakar biologi dari University of Missouri-Columbia dan salah satu peneliti tentang dampak negatif BPA, menyatakan, BPA dapat mengubah berbagai hal di dalam tubuh antara lain melemahkan perbedaan gender, menurunkan jumlah sperma, memicu kanker prostat dan menyebabkan gejala ADHD.
BPA Juga Bikin Gemuk  
Fakta lain terungkap, yaitu berdasarkan sebuah studi pada 3.000 anak dan remaja pada September 2012 di Journal of the American Medical Association menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara kadar air seni (urin) anak-anak dengan obesitas. Studi ini menyatakan bahwa anak yang air seninya memiliki kadar tinggi BPA cenderung mengalami kegemukan 2,5 kali lipat dibanding mereka yang hanya memiliki kadar BPA rendah.
BPA juga dianggap “bertanggungjawab” pada gangguan lainnya. “Saya mengamati anak laki-laki berusia 10 – 11 tahun  mengalami pertumbuhan pada payudaranya,” ujar Michelle Perro, M.D, yang menemukan keanehan tersebut ketika sedang berlibur di pantai. “Saya ingat beberapa anak laki-laki itu pernah muncul di kantor saya, ketika saya sedang meneliti BPA di dalam plastik yang ternyata bisa mengganggu kerja endokrin,” tambah Dr. Michelle yang juga seorang dokter anak dengan pengalaman praktek selama 30 tahun.
Anak-Anak Berisiko Tinggi
Anak-anak umumnya sangat suka dengan makanan kaleng. Dalam laporan terbaru dari Breast Cancer Fund, ditemukan bahwa beberapa makanan kaleng yang dipasarkan untuk produk makanan anak mengandung beragam kadar zat berbahaya. Produk makanan tersebut antara lain berupa sup kalengan.  
BPA Telah Tersebar  
Sebenarnya, kita dengan mudah terekspos BPA setiap hari. Menurut survey yang diadakan National Health and Nutrition Examination 2003 – 2004, hampir  93 persen warga Amerika mulai dari usia 6 tahun telah mengandung BPA dalam air seninya. Bahkan The Environmental Working Group (EWG) juga menemukan BPA di dalam tali pusar bayi, dan ini menunjukkan bahwa janin dalam kandungan pun telah terkena polusi BPA. Lalu, bayi juga akan terekspos BPA dari kaleng susu formula, botol susu bayi, perangkat makanan dan minum bayi, bahkan juga dari ASI (jika si ibu memakan makanan kalengan).
Bagai  Membeli Kucing Dalam Karung
Tahun lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat telah melarang penggunaan BPA di dalam botol susu bayi dan perangkat makanan dan minuman bayi. Dengan cepat BPA digantikan oleh BPS, yang ternyata dampaknya belum banyak diteliti. “Ketika BPA digantikan dengan bahan kimia yang kita sendiri belum tahu dampaknya, ini bagaikan membeli kucing dalam karung,” ujar Michael Green, salah satu pimpinan di Center for Enviromental Health, Oakland, California, AS.  “Mereka belum mengetahui dampak negatifnya pada kesehatan, karena jika sampai mereka mengetahuinya maka mereka harus bertanggungjawab.” Maka, Bu, kita di sini harus segera waspada dengan bahan BPA di dalam benda-benda sehari-hari yang dipakai di rumah, khususnya bila produk tersebut juga digunakan untuk anak-anak.
Cara Mengurangi Dampak Eskposur BPA
·       Kurangi konsumsi makanan kalengan. Jika pun menyantap produk makanan kalengan, cek yang tidak menggunakan BPA.
·       Sebisa mungkin, tempatkan makanan di dalam wadah kaca atau mangkuk kaca.
·       Lebih baik pilih makanan segar atau dingin / beku daripada yang harus dipanaskan.
·       Jika memakai susu formula untuk anak, pilih susu bubuk yang dikemas bukan dalam kaleng.
·       Berilah ASI untuk si kecil.
·       Ganti botol susu bayi yang terbuat dari plastik dengan botol kaca.
·       Jangan memanaskan makanan dengan memakai wadah plastik, lebih baik pakai piring atau mangkuk kaca.
·       Jika mungkin, tak usah menerima pemberian bon belanja dari kasir di supermarket.

0 komentar:

Posting Komentar