About

Jumat, 18 Oktober 2013

Al-Qur`an Obat Segala Penyakit

penulis Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Syariah Tafsir 27 - Juli - 2006 08:45:52
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yg menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang2 yg beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang2 yg dzalim selain kerugian.”
Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat
نُنَزِّلُ
“Kami turunkan.” Jumhur ahli qiraah membaca dgn diawali nun dan bertasydid. Adapun Abu ‘Amr membaca dgn tanpa tasydid . Sedangkan Mujahid membaca dgn diawali huruf ya` dan tanpa tasydid . Al-Marwazi juga meriwayatkan demikian dari Hafs.
مِنَ الْقُرْآنِ
“dari Al-Qur`an.” Kata min dlm ayat ini menurut pendapat yg rajih menjelaskan jenis dan spesifikasi yg dimiliki Al-Qur`an. Kata min di sini tdk bermakna “sebagian” yg mengesankan bahwa di antara ayat-ayat Al-Qur`an ada yg tdk termasuk syifa` sebagaimana yg dirajihkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu. Kata min pada ayat ini seperti hal yg terdapat dlm firman-Nya:
وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang2 yg beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yg shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi..”

Kata min dlm lafadz مِنْكُمْ tidaklah bermakna sebagian sebab mereka seluruh adl orang2 yg beriman dan beramal shalih.
شِفَاءٌ
“Penyembuh.” Penyembuh yg dimaksud di sini meliputi penyembuh atas segala penyakit baik rohani maupun jasmani sebagaimana yg akan dijelaskan dlm tafsirnya.

Penjelasan Tafsir Ayat
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang kitab-Nya yg diturunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Al-Qur`an yg tdk terdapat kebatilan di dlm baik dari sisi depan maupun belakang yg diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji bahwa sesungguh Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin. Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan kemunafikan kesyirikan penyimpangan dan penyelisihan yg terdapat dlm hati. Al-Qur`an-lah yg menyembuhkan itu semua. Di samping itu ia merupakan rahmat yg dengan membuahkan keimanan hikmah mencari kebaikan dan mendorong utk melakukannya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yg mengimani membenarkan serta mengikutinya. Bagi orang yg seperti ini Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.
Adapun orang kafir yg mendzalimi diri sendiri mk tatkala mendengarkan Al-Qur`an tidaklah bertambah bagi melainkan semakin jauh dan semakin kufur. Dan sebab ini ada padaorang kafir itu bukan pada Al-Qur`annya. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيْدٍ
“Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adl petunjuk dan penawar bagi orang2 yg beriman. Dan orang2 yg tdk beriman pada telinga mereka ada sumbatan sedang Al-Qur`an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adl orang2 yg dipanggil dari tempat yg jauh’.”
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيْمَانًا فَأَمَّا الَّذِيْنَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ. وَأَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُوْنَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat mk di antara mereka ada yg berkata: ‘Siapakah di antara kamu yg bertambah iman dgn surat ini?’ Adapun orang2 yg beriman mk surat ini menambah iman sedang mereka merasa gembira. Adapun orang2 yg di dlm hati mereka ada penyakit mk dgn surat itu bertambah kekafiran mereka di samping kekafiran dan mereka mati dlm keadaan kafir.”
Dan masih banyak ayat-ayat yg menjelaskan tentang hal ini.”
Al-’Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata pula dlm menjelaskan ayat ini:
“Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tdk berlaku utk semua orang namun hanya bagi kaum mukminin yg membenarkan ayat-ayat-Nya dan berilmu dengannya. Adapun orang2 dzalim yg tdk membenarkan dan tdk mengamalkan mk ayat-ayat tersebut tidaklah menambah bagi kecuali kerugian. Karena hujjah telah ditegakkan kepada dgn ayat-ayat itu.
Penyembuhan yg terkandung dlm Al-Qur`an bersifat umum meliputi penyembuhan hati dari berbagai syubhat kejahilan berbagai pemikiran yg merusak penyimpangan yg jahat dan berbagai tendensi yg batil. Sebab ia mengandung ilmu yakin yg dengan akan musnah tiap syubhat dan kejahilan. Ia merupakan pemberi nasehat serta peringatan yg dengan akan musnah tiap syahwat yg menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di samping itu Al-Qur`an juga menyembuhkan jasmani dari berbagai penyakit.
Adapun rahmat mk sesungguh di dlm terkandung sebab-sebab dan sarana utk meraihnya. Kapan saja seseorang melakukan sebab-sebab itu mk dia akan menang dgn meraih rahmat dan kebahagiaan yg abadi serta ganjaran kebaikan cepat ataupun lambat.”
Al-Qur`an Menyembuhkan Penyakit Jasmani
Suatu hal yg menjadi keyakinan tiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala utk memberi petunjuk kepada tiap manusia menyembuhkan berbagai penyakit hati yg menjangkiti manusia bagi mereka yg diberi hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dirahmati-Nya. Namun apakah Al-Qur`an dapat menyembuhkan penyakit jasmani?
Dalam hal ini para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yg mengkhususkan penyakit hati; Ada pula yg menyebutkan penyakit jasmani dgn cara meruqyah ber-ta’awudz dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dlm Tafsir-nya. Demikian pula disebutkan Asy-Syaukani dlm Fathul Qadir lalu beliau berkata: “Dan tdk ada penghalang utk membawa ayat ini kepada dua makna tersebut.”
Pendapat ini semakin ditegaskan Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullahu dlm kitab Zadul Ma’ad:
“Al-Qur`an adl penyembuh yg sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah tiaporang diberi keahlian dan taufiq utk menjadikan sebagai obat. Jika seorang yg sakit konsisten berobat dengan dan meletakkan pada sakit dgn penuh kejujuran dan keimanan penerimaan yg sempurna keyakinan yg kokoh dan menyempurnakan syarat niscaya penyakit apapun tdk akan mampu menghadapi selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yg memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada gunung mk ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi mk ia akan membelahnya. mk tdk satu pun jenis penyakit baik penyakit hati maupun jasmani melainkan dlm Al-Qur`an ada cara yg membimbing kepada obat dan sebab nya.”
Berikut ini kami sebutkan beberapa riwayat berkenaan tentang pengobatan dgn Al-Qur`an.
Di antara adl apa yg diriwayatkan Al-Bukhari Muslim dan lain dari hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha.Beliau radhiallahu ‘anha berkata: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkena sihir1 sehingga beliau menyangka bahwa beliau mendatangi istri padahal tdk mendatanginya.
Lalu beliau berkata: ‘Wahai ‘Aisyah tahukah kamu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabulkan permohonanku? Dua lelaki telah datang kepadaku. Kemudian salah satu duduk di sebelah kepalaku dan yg lain di sebelah kakiku. Yang di sisi kepalaku berkata kepada yg satunya: ‘Kenapa beliau?’
Dijawab: ‘Terkena sihir.’
Yang satu bertanya: ‘Siapa yg menyihirnya?’
Dijawab: ‘Labid bin Al-A’sham lelaki dari Banu Zuraiq sekutu Yahudi ia seorang munafiq.’
bertanya: ‘Dengan apa?’
Dijawab: ‘Dengan sisir rontokan rambut.’
bertanya: ‘Di mana?’
Dijawab: ‘Pada mayang korma jantan di bawah batu yg ada di bawah sumur Dzarwan’.”
‘Aisyah radhiallahu ‘anha lalu berkata: “Nabi lalu mendatangi sumur tersebut hingga beliau mengeluarkannya. Beliau lalu berkata: ‘Inilah sumur yg aku diperlihatkan seakan-akan air adl air daun pacar dan pohon korma seperti kepala-kepala setan’. Lalu dikeluarkan. Aku bertanya: ‘Mengapa engkau tdk mengeluarkan ?’ Beliau menjawab: ‘Demi Allah sungguh Allah telah menyembuhkanku dan aku membenci tersebar kejahatan di kalangan manusia’.”
Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dlm Shahih- . Juga dlm Shahih- . Juga diriwayatkan oleh Al-Imam Asy-Syafi’i sebagaimana yg terdapat dlm Musnad Asy-Syafi’i Al-Asfahani dlm Dala`ilun Nubuwwah dan Al-Lalaka`i dlm Syarah Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah . Namun ada tambahan bahwa ‘Aisyah berkata: “Dan turunlah :
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Hingga selesai bacaan surah tersebut.”
Demikian pula yg diriwayatkan Al-Imam Bukhari rahimahullahu dlm Shahih- dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu beliau berkata:
“Sekelompok2 shahabat Nabi berangkat dlm suatu perjalanan yg mereka tempuh. Singgahlah mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka.
Selang beberapa waktu kemudian pemimpin kampung tersebut terkena sengatan . Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya penyembuhan namun sedikitpun tdk membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yg berkata: ‘Kalau sekira kalian mendatangi sekelompok orang itu mungkin sebagian mereka ada yg memiliki sesuatu.’
Mereka pun mendatangi lalu berkata: “Wahai rombongan sesungguh pemimpin kami tersengat . Kami telah mengupayakan segala hal namun tdk membuahkan hasil. Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu? Sebagian shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah aku bisa meruqyah. Namun demi Allah kami telah meminta jamuan kepada kalian namun kalian tdk menjamu kami. mk aku tdk akan meruqyah utk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’
Mereka pun setuju utk memberi upah beberapa ekor kambing3. mk dia pun meludahi dan membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin . Pemimpin kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan lalu dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.
Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yg meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan hingga kita menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kita menceritakan kepada apa yg telah terjadi. Kemudian menunggu apa yg beliau perintahkan kepada kita.’
Merekapun menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian melaporkan hal tersebut. mk beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah dan berilah untukku bagian bersama kalian’ sambil beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa.”
Adapun hadits yg diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ الدَّوَاءِ الْقُرْآنُ
“Sebaik-baik obat adl Al-Qur`an.”
Dan hadits:
الْقُرْآنُ هُوَ الدَّوَاءُ
“Al-Qur`an adl obat.”
Kedua adl hadits yg dha’if telah dilemahkan oleh Al-Allamah Al-Albani rahimahullahu dlm Dha’if Al-Jami’ Ash-Shagir no. 2885 dan 4135.
Membuka Klinik Ruqyah
Di antara penyimpangan terkait dgn ruqyah adl menjadikan sebagai profesi seperti hal dokter atau bidan yg membuka praktek khusus. Ini merupakan amalan yg menyelisihi metode ruqyah di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Asy-Syaikh Shalih Alus Syaikh berkata ketika menyebutkan beberapa penyimpangan dlm meruqyah:
“Pertama dan yg paling besar adl menjadikan bacaan atau ruqyah sebagai sarana utk mencari nafkah di mana dia memfokuskan diri secara penuh utk itu. Memang telah dimaklumi bahwa manusia membutuhkan ruqyah. Namun memfokuskan diri utk itu bukanlah bagian dari petunjuk para shahabat di masanya. Padahal di antara mereka ada yg sering meruqyah. Namun bukan demikian petunjuk para shahabat dan tabi’in.
baru muncul di masa-masa belakangan. Petunjuk Salaf dan bimbingan As-Sunnah dlm meruqyah adl seseorang memberikan manfaat kepada saudara-saudara baik dgn upah ataupun tidak. Namun janganlah dia memfokuskan diri dan menjadikan sebagai profesi seperti hal dokter yg mengkhususkan diri . Ini baru dari sudut pandang bahwa hal tersebut tdk terdapat pada zaman generasi pertama.
Demikian pula dari sisi lainnya. Apa yg kami saksikan pada orang2 yg mengkhususkan diri telah menimbulkan banyak hal terlarang. Siapa yg mengkhususkan diri utk meruqyah niscaya engkau mendapati memiliki sekian penyimpangan. Sebab dia butuh prasyarat-prasyarat tertentu yg harus dia tunaikan dan yg harus dia tinggalkan. Serta ‘menjual’ tanpa petunjuk. Barangsiapa meruqyah melalui kaset-kaset suara-suara di mana dia membaca di sebuah kamar sementara speaker berada di kamar yg lain dan yg semisal merupakan hal yg menyelisihi nash. Ini sepantas dicegah utk menutup pintu . Sebab sangat mungkin akan menjurus kepada hal-hal tercela dari para peruqyah yg mempopulerkan perkara-perkara yg terlarang atau yg tdk diperkenankan syariat.
1 Sebagian para pengekor hawa nafsu dari kalangan orientalis dan ahli bid’ah mengingkari hadits yg menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terkena sihir dan berusaha menolak dgn berbagai alasan batil. Dan telah kami bantah –walhamdulillah- para penolak hadits ini dlm sebuah kitab yg berjudul Membedah Kebohongan Ali Umar Al-Habsyi Ar-Rafidhi Bantahan ilmiah terhadap kitab: Benarkah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tersihir? Dan kami membahas secara rinci menurut ilmu riwayat maupun dirayah hadits. Silahkan merujuk kepada kitab tersebut.
2 dlm riwayat lain mereka berjumlah 30 orang.
3 dlm riwayat lain: 30 ekor kambing sesuai jumlah mereka.
Sumber: www.asysyariah.com


0 komentar:

Posting Komentar