About

Jumat, 18 Oktober 2013

INJEKSI INTRAVENA

INJEKSI INTRAVENA
Terapi Intravena (IV)

Tujuan pemberian cairan IV ialah untuk mengoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit. Misalnya seorang klien yang menderita luka baker derajat tiga yang mengenai 40 % permukaan tubuhnya, berada dalam kondisi sakit yang kritis dan membutuhkan pengaturan terapi IV yang teliti karena adanya perubahan keseimbangan cairan elektrolit yang terus menerus. Seorang klien, yang tidak diizinkan mengonsumsi apapun melalui mulut selama dua hari setelah appendektomi, menerima penggantian cairan melalui IV untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Infuse dihentikan ketika dimulai asupan orang normal.

Apabila pemberian cairan IV dibutuhkan dan diprogramkan oleh dokter, perawat harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memulai, mengatur, dan mempertahankan system. Perawat juga harus mengidentifikasi dan mengoreksi masalah serta menghentikan infuse.

Tipe larutan
Banyak tersedia larutan elektrolit siap pakai. Kategori larutan elektrolit terbagi menjadi:
  • Isotonik
Yaitu larutan yang memiliki osmolaritas larutan mendekati osmolaritas plasma.
  • Hipotonik : larutan yang memiliki osmolaritas kurang dari osmolaritas plasma
Hipertonik : larutan yang memiliki osmolaritas lebuh besar dari osmolaritas plasma.
Isotonic digunakan untuk penggantian volume ekstrasel (mis: kelebihan volume
cairan setelah muntah yang berlangsung lama). Sedangkan keputusan untuk menggunakan larutan hipertonik dan hipotonik didasarkan pada ketidakseimbangan elektrolit yang spesifik. Zat tambahan tertentu sering kali dimasukkan ke dalam larutan IV, yang tersering adalah vitamin dan kalium kronida.


Peralatan
Seleksi dan penyiapan peralatan yang benar memungkinkan pemasangan selang intravena menjadi aman dan cepat. Karena cairan dimasukkan ke aliran darah, maka membutuhkan teknil steril. Peralatan standar meliputi larutan dan selang intravena, jarum atau kateter, antiseptic, turniket, sarung tangan, dan balutan. Sebuah papan penopang untuk membatasi gerakan tangan juga dapat digunakan untuk beberapa klien. Papan penopang digunakan untuk mengurangi gerakan ekstermitas saat infuse IV dialirkan atau untuk mempertahankan ekstermitas tetap pada posisi datar.

Peralatan intravena lain meliputi wadah larutan, berbagai tipe selang, dan peralatan pengendali volume. Jenis selang yang digunakan untuk memberikan obat berbeda-beda. Obat yang di berikan dengan cepat perlu diinfuskan dengan sel infuse yang memiliki tetesan makro(makrodip), yang mengeluarkan tetesan dalam jumlah besar sehingga cepatnya frekuensi aliran infuse dapat dipertahankan. Selain itu klien juga membutuhakan pemanjang selang untuk memudahkan dalam mobilitas atau memfasilitasi perubahan posisi. Peralatan pengontrol digunakan pada anak-anak, klien yang menderita gagal ginjal atau gagal jantung, dank lien yang menderita penyakit kritis, untuk mencegah masuknya volume infuse dalam jumlah besar secara tiba-tiba,dan kecepatannya tidak terkontrol.


Memasang Selang Intravena 
Setelah peralatan dikumpulkan di sisi tempat tidur, perawat mengkaji klien untuk mencari tempat fungsi vena.
Pungsi vena adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memungsi vena secara transkutan dengan menggunakan pemflon yang tajam dan kaku (mis: jaru kupu-kupu atau jarum logam) yang sebagian dilapisi oleh kateter plastic (diatas kateter jarum atau ONC) atau dengan jarum yang dipasangkan ke spuit. Tujuan umum pungsi vena adalah mengambil specimen darah, memasukkan obat, memulai infuse IV, dan menginjeksi radiopaque atau alat perekam jejak radioaktif untuk pemeriksaan khusus.

Perawat yang mengkaji klien untuk melihat daerah pungsi vena harus mempertimbangan kondisi, peringatan dan kontradiksi tentang vena-vena tertentu yang tidak boleh di pungsi. Apabila memungkinkan semua klien sebaiknya menggunakan ekstremitas yang dominan. Perawat juga harus berhati-hati karena klien yang berusia sangat muda dan lansia memiliki vena yang rapuh, perawat harus menghindari vena yang mudah tergeser, seperti vena di permukaan dorsal tangan.

Tempat pungsi vena yang umum digunakan ialah tangan dan lengan. Namun, vena-vena superficial di kaki dapat digunakan jika klien berada dalam kondisi tidak dapat berjalan dan kebijakan mengizinkan hal tersebut. Penggunaan kaki untuk tempat pemasangan IV lebih umum dilakukan pada klien pediatric, tetapi biasanya dihindari pada orang dewasa.

Setelah menentukan lokasi tempat pungsi vena, perawat dengan teliti menjelaskan prosedur kepada klien. Perawat harus menjelaskan alas an diprogramkannya infuse, hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut dan harapan perawat terhadap klien.

Mengatur kecepatan aliran infus                
Setelah infuse IV difiksasi dan selang IV pasien, perawat harus mengatur kecepatan infuse sesuai dengan program dokter. Kecepatan infuse yang terlalu lambat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan sirkulasi yang lebih lanjut pada klien yang mengalami dehidrasi, syok atau menderita penyakit kritis. Kecepatan infuse yang terlalu cepat dapat menyebabkan beban cairan berlebih, yang sangat berbahaya pada beberapa gangguan ginjal, kardiovaskuler, dan neurologist. Perawat menghitung kecepatan infuse untuk mencegah pemberian cairan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.

Pompa infuse
Mengatur aliran cairan IV. Pompa ini dirancang untuk mengalirkan jumlah cairan tertentu selama periode waktu tertentu atau untuk mengalirkan cairan berdasarkan kecepatan aliran atau tetesan per menit. Beberapa pompa infuse memiliki alat elektronik yang menghitung jumlah tetesan yang mengalir dari set pemberian IV.

Semua pompa infus IV mempunyai alarm yang akan berbunyi jika kantung IV telah kosong, selang infuse terpelintir, atau berisi udara, atau jika terdapat bekuan di dalam vena. Apabila alarm berbunyi, perawat memeriksa dan mengoreksi penyebab masalah.

Kepatenan
Jarum IV atau kateter memiliki makna bahwa jarum dan kateter terbuka, sehingga larutan dapat mengalir.
Perawat dapat menkaji kepatenan IV dengan menurunkan kantong larutan IV di bawah ketinggian tempat insersi dan mengobservasi adanya aliran balik darah ke selang infuse. Apabila tidak ada aliran balik darah dan cairan infuse tidak mengalir dengan mudah pada saat klem penggeser dibuka maka mungkin terdapat bekuan di ujung kateter. Lekukan atau plintiran pada selang dapat menurunkan kecepatan aliran. Apabila selang terpelintir dibawah balutan IV, perawat harus membuka balutan tersebut untuk meluruskan selang.

Mempertahankan sistem
Setelah system IV dipasang dan kecepatan aliran diatur, perawat harus mempertahankan system tersebut. Perawat memberikan rasa nyaman dan membantu dalam melakukan hygiene, makan dan ambulasi.
Karena klien yang tangannya terpasang selang infuse menemukan adanya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan kebersihannya. Akan sangat membantu jika klien menggunakan gaun IV khusus. Gaun tanpa kancing seperti ini diganti dengan melakukan enam langkah berikut guna memaksimalkan mobilitas dan kecepatan lengan, yaitu:
  1. lepaskan lengan gaun dari lengan klien yang tidak terlibat (tidak terpasang IV)
  2. lepaskan lengan gaun dari lengan klien yang terlibat (terpasang IV)
  3. lepaskan botol IV atau kantung dari tiangnya dan lewatkan kantung tersebut bersama dengan selang IV melalui lengan gaun
  4. lepaskan botol IV atau kantung dari tiangnya dan selang melalui lengan yang bersih kemudian gantungkan pada tiang IV
  5. letakkan lengan yang terpasang IV ke lengan gaun
  6. letakkan lengan yang tidak terpasang IV ke lengan gaun

Komplikasi terapi IV
Komplikasi terapi IV ialah infiltrasi, flebitis, beban cairan berlebih, pendarahan, dan infeksi.

Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan disekeliling tempat pungsi vena. Hal ini dimanifestasikan dalam bentuk pembengkakan dan palor di sekitar tempat pungsi vena. Apabila terjadi infiltrasi, infuse harus dihentikan, dan jika diperlukan, jarum harus di insersi kembali ketempat yang lain. Untuk mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh infiltrasi, perawat meninggikan ekstermitas klien, yang akan meningkatkan drainase vena dan membantu mengurangi edema, dan bungkus ekstermitas di dalam hangat selama 20 menit yang akan meningkatkan sirkulasi dan mengurangi nyeri serta edema.

Flebitis adalah peradangan vena yang disebabkan oleh kateter atau iritasi kimawi zat aditif dan obat-obatan yang diberikan secara intravena. Tanda dan gejalanya berupa nyeri, peningkatan temperature kulit di atas vena dan pada beberapa kasus timbul kemerahan di tempat insersi atau di sepanjang jalur vena. Pemberian IV harus dihentikan dan pasang selang IV baru ke dalam vena yang lain. Kompres hangat, lembab dan panas pada tempat flebitis dapat meredakan rasa nyeri klien. Flebitis berpotensial membahayakan karena bekuan darah (tromboflebitis) dapat terjadi dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan pembentukan emboli.


Menghentikan infus
Penghentian infuse IV perlu dilakukan setelah jumlah cairan yang diprogramkan terpenuhi, jika terjadi infiltrasi, phlebitis atau bekuan di ujung kateter infuse atau jarum. Perawat yang menghentikan infuse mula-mula membuka plester dan balutan dengan cara yang sama dengan saat mereka melakukan penggantian balutan infuse setiap hari. Perawat menggerakkan klem penggeser ke posisi tertutup untuk mencegah tumpahnya cairan IV. Perawat mengenakan sarung tangan sekali pakai dan menempatkan sebuah kasa atau kapas alcohol di atas tempat pungsi vena dan dengan menggunakan tangan yang lain, tarik jarum kateter keluar dari tempat pungsi vena. Perawat memberi tekanan pada tempat pungsi vena selama 1 sampai 2 menit untuk mengontrol pendarahan dan mencegah pembentukan hematoma. Klien yang mendapatkan terapi heparin perlu diberi tekanan lebih lama di tempat pungsi venanya karena terkait dengan kerja heparin pada mekanisme pembekuan darah.


 Mengatur kecepatan aliran IV
LANGKAH
RASIONAL
  1. observasi kepatenan selang dan jarum IV:


    1. buka pengatur tetesan dan observasi kecepatan aliran cairan dari larutan IV ke dalam bilik tetesan dan kemudian tutup pengatur tutup tetesan apabila kecepatan tetesan telah sesuai dengan kecepatan yang diprogramkan.
    2. Apabila cairan tidak mengalir, rendahkan botl atau kantung cairan IV sampai lebih rendah dari tempat masuknya infuse dan observasi aliran balik darah.
  1. periksa catatan medis untuk pemberian larutan dan zat aditif yang tepat. Program yang biasa diresepkan ialah pemberian larutan selama 24 jam, biasanya dibagi ke dalam 2 sampai 3 liter. Kadangkala, program pemberian IV hanya berisi 1 L untuk mempertahankan vena tetap terbuka (KVO). Catatan juga memperlihatkan waktu yang diperlukan untuk menginfuskan setiap liter cairan.
  2. kenali factor tetesan dalam bentuk banyaknya tetesan/ml dari sebuah  set infuse, misalnya:
Mikrodip(tetes mikro) : 60 tts/ml
Makrodip(tetes makro) (Perry dan Potter, 1994) :
   Abbott Lab.    : 15 tts/ml
   Travenci Lab. : 10tts/ml
   McGaw Lab.   : 15tts/ml
   Baxter             : 10 tts/ml
  1. pilih salah satu formula berikut untuk menghitung kecepatan aliran setelah menghitung jumlah ml/jam jika dibutuhkan (Perry dan Potter, 1994) : volume total (ml) + jam pemberian infuse = ml/jam
    1. ml/jam + 60 menit = ml/mnt
    2. ml/jam x factor tetes + 60 menit = tts/mnt
  2. apabila digunakan pompa infuse atau peralatan pengontrol volume, tempatkan alat tersebut di sisi tempat tidur.
  3. tentukan kecepatan per jam dengan membagi volume dengan jam, misalnya:
         1000 ml : 8 jam = 125 ml/jam
     Atau jika 4L diprogramkan untuk 24 jam:
    4000 ml : 24 jam = 166,7 atau 167 ml/jam
  1. tempelkan label volume secara vertical pada kantung IV di sebelah garis petunjuk volume. Beri plester tanda berdasarkan kecepatan aliran per jam. Misalnaya: seluruh cairan volumenya yang akan diinfuskan dalam 8, 10, atau 12 jam, masing-masing ukuran tersebut akan ditandai dengan plester.
  2. setelah kecepatan per jam ditetapkan, hitung kecepatan per menit didasarkan factor tetes di dalam sel infuse. Set infuse minidrip ini memiliki factor tetes 60 tts/ml. tetesan yang umum digunakan atau makrodip yang digunakan pada contoh ini memiliki factor tetes 15 tts/ml. dengan menggunakan rumus, hitung kecepatan aliran per menit:
botol 1: mengalirkan 125 ml/jam.
Mikrodip:
       125 ml x 60 tts/mnt =7500= 125tts/mnt 
    60 mnt                60
      Makroodip:
  125mlx15tts/mnt = 31 sampai 32 tts/mnt
           60 menit
  1. hitung kecepatan aliran dengan menghitung jumlah tetesan di dalam bilik tetesan selama satu menit dengan menggunakan jam tangan dan kemudian atur klem penggeser untuk meningkatkan atau menurunkan kecepatan infuse. Ulangi sampai kecepatan aliran akurat.
  2. ikuti prosedur ini untuk :
    1. pompa infuse:
1)     tempatkan monitor elektronik pada bilik tetesan di bawah asal tetesan dan diatas tinggi cairan di dalam bilik.

2)     Tempatkan selang infuse IV dengan bagian atas kotak pengontrol searah dengan aliran (missal: dibagian atas, bagian selang yang terdekat dengan kantung IV dan dibagian bawah selang yang terdekat dengan klien). Pilih jumlah tts/mnt atau volume per jam, pintu untuk mengontrol bilik di tutup, nyalakan tombol daya dan tekan tombol start untuk memulai.
3)     Pastikan bahwa alat pengatur kecepatan tetesan pada selang infuse berada pada posisi terbuka saat pompa infuse digunakan.
4)     Pantau kecepatan infuse sekurang-kurangnya setiap jam
5)     Kaji kecepatan system IV ketika alarm berbunyi.
    1. Peralatan mengontrol volume
1)     Tempatkan peralatan pengontrol volume diantara kantung IV dan insertion spike dari set infuse
2)     Masukkan cairan yang akan diberikan dalam 2 jam ke dalam peralatan tersebut.



3)     Kaji system IV sekurang-kurangya setiap jam sekali dan tambahkan cairan ke dalam peralatan. Atur kecepatan aliran.
  1. observasi klien setiap jam untuk menetuka respon terhadap terapi IV dan upaya untuk memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Juga periksa daerah pemasangan IV untuk melihat tanda-tanda infiltrasi, inflamasi, dan phlebitis.
  2. catat kecepatan infuse, tts/mnt dan ml/jam, dicatatan klien sesuai yang dibutuhkan oleh kebijakan lembaga.
Agar cairan dapat diinfuskan dengan kecepatan yang benar, selang dan jarum IV harus bebas dari pelintiran, lekukan, dan bekuan darah.
Aliran darah yang cepat ke dalam bilik tetesan mencerminkan kepatenan selang IV. Mengatur tetesan sesuai kecepatan yang diprogramkan akan mencegah beban cairan berlebih.



Dapat mengindikasikan kepatenan jarum yang berada di dalm vena. Tekanan vena lebih besar daripada tekanan di dalam selang IV.

Cairan IV adalah obat-obatan. Pemberian obat ini harus mengikuti lima benar untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pemberian obat.






Alat tetes mikro mirip minidrip, secara universal mengeluarkan 60 tts/ml. namun, set pemberian parenteral komersial untuk tetasan makro juga tersedia. Perawat harus mengetahui factor tetes di dalam set infuse.




Setelah kecepatan setiap jam ditentukan, dengan rumus akan diperoleh kecepatan aliran yang benar dalam jumlah tts/mnt





Meningkatkan keakuratan kecepatan dalam pemberian cairan.


Memungkinkan cairan infuse mengalir dengan kecepatan yang tetap selama periode yang diprogramkan.





Memberi perawat petubjuk visual mengenai kebenaran periode waktu pemberian cairan.





Memungkinkan perawat menghitung kecepatan aliran per menit berdasarkan rumus berikut:









Volume x factor tetes + waktu infuse dalam menit = tts/mnt



Memastikan kecepatan infuse yang akurat. Menentukan apakah cairan yang dialirkan terlalu lambat atau terlalu cepat.






Pompa infuse IV memantau cairan berdasarkan kecepatan aliran atau jumlah tts/mnt. Pompa infuse memiliki monitor elektronik yang menghitung jumlah tetesan yang mengalir dari set infuse.

Pompa infuse mengalirkan cairan dengan menekan dan memijat selang sehingga cairan mengalir melalui selang.





















Pompa infuse tidak sempurna dan tidak menggantikan fungsi pengkajian yang akurat dan sering.
Alarm mengindikasikan monitor electronic tidak mendeteksi jumlah tetesan yang tepat dari bilik tetesan.

Mengurangi resiko peningkatan volume cairan yang mendadak.



Mencegah selang IV agar tidak kering jika perawat tidak kembali memeriksanya dalam satu jam tepat. Selain itu, jika peningkatan kecepatan aliran tanpa disengaja, cairan yang paling banyak yang akan didapatkan klien adalah cairan untuk 2 jam.
Mempertahankan kepatenan system IV.





Apabila timbul tanda dan gejala dehidrasi atau hidrasi yang berlebihan, maka kecepatan aliran yang diinfuskan harus dirubah. Apabila tanda-tanda infiltrasi, inflamasi, dan phlebitis muncul maka tempat pemasangan IV harus diganti.
Mencatat bahwa aliran IV yang diprogramkan sedang diberikan pada klien.

Mengganti larutan dan selang IV
LANGKAH
RASIONAL
Mengganti larutan intravena
  1. identifikasi klien. Kaji kembali program/instruksi dokter dan siapkan larutan berikut sekurang-kurangnya satu jam sebelum diperlukan.apabila larutan sudah disiapkan farmasi, pastikan larutan tersebut sudah dibawa keruang perawatan. Periksa bahwa larutan benar dan diberi label yang sesuai.
  2. siapkan untuk mengganti larutan jika sisa cairan di dalam botol kurang dari 50 ml.
  3. pastikan bahwa bilik tetesan masih setengah penuh.
  4. cuci tangan
  5. siapkan larutan baru untuk mengganti cairan yang lama. Apabila cairan IV berada dalam wadah plastic, lepaskan pembungkus pelindung yang menutupi tempat masuknya selang set infuse. Apabila wadah cairan IV menggunakan botol gelas, lepaskan penutup logam, cakram logam, dan cakram karet. Pertahankan sterilitas tempat masuknya selang set infuse pada kantung atau botol.
  6. geser klem penggeser untuk menurunkan kecepatan aliran.
  7. lepaskan botol larutan lama dan pasangkan ke botol baru tanpa menyentuh ujungnya.
  8. dengan cepat lepaskan spike  dari larutan IV yang lama dan pasangkan ke botol yang baru tanpa mnyentuh ujungnya.
  9. gantung kantung atau botol larutan yang baru. Buang kantung atau botol yang kosong sesuai dengan kebijakan lembaga.
  10. periksa adanya udara di selang, jika ada maka hilangkan udara tersebut dari selang.
  11. pastikan bilik tetesan berisi larutan.
  12. atur kecepatan aliran sesuai dengan kecepatan yang diprogramkan.
  13. observasi system intravena untuk memeriksa kepatenan, tidak adanya infiltrasi, flebitis, dan inflamasi. Observasi respon terhadap terapi IV.
Mengganti Selang Intravena
  1. tentukan waktu yang dibenarkan pemasangan set infuse yang baru:
a.      larutan pertam yang telah digantung selama sehari
b.     adanya lubang pada selang infuse
c.      kontaminasi selang
d.     adanya hambatan pada selang IV (mis: setelah infuse sel darah merah kemasan, darah lengkap, atau albumin).
e.      Tanggal yang tertera pada selang mengindikasikan bahwa selang telah terpasang selama 48 jam.
  1. kumpulkan alt-alat berikut:
    1. selang infuse
    2. kasa steril berukuran 2x2
    3. jika harus memberi balutan IV yang baru:
1)       kasa steril berukuran 2 x 2 atau balutan transparan
2)       larutan atau salep yodium-providen
3)       pengangkat zat perekat
4)       swab alcohol
5)       beberapa potong plester atau balutan film poliuretan
6)       sarung tangan sekali pakai
  1. jelaskan prosedur kepada klien.



  1. cuci tangan
  2. buka set infuse yang baru, pertahankan penutup pelindung di atas spike infuse dan tempat insersi untuk jarum kupu-kupu atau ONC.
  3. kenakan sarung tangan tidak steril sekali pakai.

  1. letakkan kasa steril berukuran 2 x 2 di atas tempat tidur dekat dengan tempat pungsi IV.
  2. apabila jarum atau hub kateter tidak terlihat, geser balutan IV. Jangan melepaskan plester yang memfiksasi jarum atau kateter ke kulit.
  3. geser klem penggeser pada selang IV yang baru, pada posisi menghentikan aliran cairan.
  4. perlambat kecepatan infua dengan mengatur kecepatan tetesan pada selang yang lama.
  5. dengan selang lama yang masih terpasang, tekan bilik tetesan dan isi bilik tersebut.

  1. hentikan aliran larutan larutan di selang yang lama dan gantung bilik tetesan di atas tiang intravena.
  2. pasang spike insersi yang baru kedalamlarutan Iv yang lama dan gantung larutan di tiang.
  3. tekan dan lepaskan tekanan pada bilik tetesan pada selang IV yang baru.
  4. buka klem penggeser, lepaskan penutup pelindung dari adapter jarum dan bilas selang dengan larutan.
  5. adapter jarum pada selang IV yang baru diletakkan di antara kasa berukuran 2 x 2 di dekat tempat penusukan IV tanpa terpasangnya penutup pelindung.
  6. klem penggeser pada selang yang lama dipindahkan pada posisi tertutup.
  7. stabilkan hub kateter atau jarum IV, tarik keluar selang yang lama dengan perlahan dan cepat masukkan adapter jarum selang yang baru ke dalam hub.
  8. buka klem penggeser pada selang yang baru.
  9. atur tetesan IV sesuai dengan program dokter dan pantau kecepatannya setiap jam.
  10. pasang balutan yanga baru, jika perlu
  11. buang selang yang lama dan sarung tangan yang telah dipakai di wadah tempat barang-barang yang terkontaminasi dan cuci tangan.
  12. evaluasi kecepatan aliran dan observasi tempat sambungan untuk melihat kebocoran.
  13. catat penggantian selang dan larutan pada catatan klien dan letakkan sehelai plester yang bertuliskan tanggal dan waktu penggantian di bawah ketinggian cairan pada bilik tetesan. Catat cairan yang di infuskan dalam format asupan dan haluaran.

memastikan bahwa klien yang menjalani prosedur adalah klien yang benar.
Mencegah kantung kosong sebelum diganti. Pemeriksaan mencegah kesalahan pemberian obat.




Mencegah udara memasuki selang IV dan mempertahankan kepatenan selang dan kateter atau jarum.
Tetap mengalirkan cairan IV ke vena pada saat kantung diganti.
Mengurangi penularan mikroorganisme.
Memungkinkan penggantian larutan yang lama dengan yang baru lebih cepat, lancer dan teratur.









Mencegah kosongnya bilik tetesan dari sisa larutan pada saat larutan diganti.
Menciptakan kesejajaran dengan tinggi mata perawat.

Mengurangi resiko keringnya larutan di dalam bilik tetes dan untuk mempertahankan sterilitas.

Memungkinkan gaya gravitasi membantu pengaliran cairan IV ke dalam bilik tetesan.


Mengurangi resiko terbentuknya embolus udara.

Mengurangi resiko  kebocoran selang IV.
Memperbaiki keseimbangan cairan dan pemberian cairan sesuai program.
Memungkinkan evaluasi respon yang berkesinambungan terhadap terapi IV.




Penggantian selang mencegah infeksi.
Prosedur disederhanakan dengan mengganti selang yang sudah dipasang dengan larutan yang baru.
Lubang pada selang dapat memungkinkan masuknya bakteri ke dalam aliran darah.
Kontaminasi selang dapat memungkinkan masuknya bakteri ke dalam aliran darah.
Darah lengkap atau produk komponen darah dapat menghambat atau menghambat setengah bagian dari selang IV.

CDC menganjurkan selang tidak lebih sering dari tiap 48 jam (Gardiner, 1996)



















Meningkatkan kerjasama dan mencegah gerakan ekstermitas secara mendadak, yang dapat membuat jarum atau kateter berpindah temapat.
Mengurangi penularan mikroorganisme.
Memungkinkan perawat memiliki akses yang siap untuk pemasangan set infuse yang baru dan mempertahankan sterilitas set infuse.
Mengurangi resiko terpapar virus HIV, hepatitis, dan bakteri lain yang ditularkan melalui darah.
Mengakomodasi lapangan yang steril untuk adapter jarum steril yang baru sebelum disambungkan ke jarum atau kateter IV.
Hub jarum harus dapat diakses untuk memungkinkan transaksi yang lancer saat melepas selang yang lama dan memasukan selang yang baru.

Mencegah supaya larutan tidak tumpah setelah kantung yang baru dipasang.

Mencegah masuknya semua larutan yang tersisa di dalam selang.

Menyediakan surplus di dalam bilik tetesan sehingga terdapat cukup cairan untuk mempertahankan kepatenan saat mengganti selang.
Memungkinkan cairan terus mengalir melalui kateter sementara selang yang baru disiapkan.
Memungkinkan mengalirnya larutan ke dalam selang infuse yang baru.

Memungkinkan bilik tetesan terisi cairan dan meningkatkan aliran larutan yang cepat dan lancer melalui selang yang baru.
Mengeluarkan udara dari selang dan menggantinya dengan cairan.


Akan memungkinkan insersi selang yang baru ke dalam hub jarum dengan lancar dan cepat sambil mempertahankan sterilisai selang infuse.

Mencegah tumpahnya cairan saat selang dilepaskan dari hub jarum.

Mencegah penggeseran kateter atau jarum secara tidak sengaja. Mencegah pembentukan bekuan di dalam kateter atau jarum.

Memungkin larutan memasuki kateter atau selang.
Mempertahankan aliran infuse pada kecepatan yang diprogramkan.

Mengurangi infeksi bakteri dari kulit.

Mengurangi penularan mikroorganisme.



Mempertahankan kecepatan aliran terapi IV dan menentukan apakah alat perekat terpasang kuat.
Mencatat prosedur dan mencatat bahwa tindakan untuk mempertahankan sterilitas dilakukan. Memberikan informasi yang mudah dilihat oleh semua tenaga perawatan mengenai waktu penggantian selang IV.


Mengganti Balutan IV
LANGKAH
RASIONAL
  1. kaji adanya kebutuhan untuk mengganti balutan :
    1. kaji waktu penggantian balutan IV terakhir kali.
Banyak lembaga mengharuskan perawat menulis tanggal dan waktu pemasangan balutan pada balutan yang terpasang.
    1. Observasi adanya kelembaban pada balutan yang saat ini terpasang.

    1. Observasi keutuhan balutan yang saat ini terpasang.



    1. Observasi system IV untuk melihat apakah system tersebut berfungsi dengan baik atau ada komplikasi yang muncul: selang infuse atau kateter intravena tergantung , ada infiltrasi, serta inflamasi(peradangan).
  1. kumpulkan peralatan yang penting:
1)       kasa steril berukuran 2 x 2 atau balutan transparan
2)       larutan atau salep yodium-providen
3)       pengangkat plester
4)       kapas alcohol
5)       beberapa potong plester atau balutan film poliuretan
6)       larutan sekali pakai
  1. jelaskan prosedur kepada klien


  1. cuci tangan
  2. kenakan sarung tangan sekali pakai


  1. lepaskan balutan transparan searah dengan arah pertumbuhan rambut klien atau lepaskan plester dan kasa dari balutan lama selapis demi selapis. Untuk kedua balutan transparan dan balutan kasa, biarkan plester yang memfiksasi jarum IV di tempat
  2. hentikan infusan IV jika terjadi infiltrasi, flebitis atau bekuan atau jika dokter memberikan instruksi untuk menghentikan infusan tersebut:
    1. geser klem penggser pada selang infuse ke posisi berhenti.
    2. Tempatkan kasa steril atau kapas alcohol di atas tempat pungsi ( tusukan) vena dan lepaskan kateter atau jarum dengan menariknya keluar menjauhi tempat pungsi tersebut.
    3. Berikan tekanan pada daerah pungsi selama 1 sampai 2 menit.
  3. apabila infuse IV mengalir dengan baik, lepaskan plester yang memfiksasi jarum atau kateter. Stabilkan jarum atau kateter dengan satu tangan.
  4. gunakan pengangkat plester untuk membersihkan kulit dan mengangkat sisa plester.
  5. bersihkan tempat insersi dengan gerakan memutar dimulai dari tempat pungsi kearah luar dengan menggunakan yodium-povidon. Biarkan tempat insersi tersebut mongering selama 30 detik.
  6. tukar lembaran plester perekat yang berada setengah inci dibawah kateter dengan plester yang menghadap keatas untuk memfiksasi kateter atau jarum.
  7. oleskan salep atau berikan larutan yodium-povidon di tempat pungsi vena. Biarkan larutan mongering. Rekatkan lembaran kedua plester yang kecil langsung di atas kateter.



  1. pasang kasa berukuran 2 x 2 atau balutan transaparan di atas tempat pungsi vena. Apabila balutan transparan dipilih, pasang balutan searah dengan arah pertumbuhan rambut.
  2. fiksasi selang intravena dengan lembaran plester tambahan. (jangan menutuoi balutan transparan).
  3. tulis waktu dan  tanggal penggantian balutan langsung pada balutan.
  4. buang peralatan di wadah yang sudah disediakan, lepas dan buang sarung tangan, serta cuci tangan.
  5. kaji kembali fungsi kepatenan system IV sebagai respon terhadap penggantian balutan.
  6. catat penggantian balutan, tipe balutan yang digunakan dan kepatenan system IV di dalam catatan perawat serta observasi daerah pungsi vena.

Menginformasikan waktu lamanya balutan yang sudah terpasang sejak terakhir  kali diganti. Selain itu perawat dapat merencanakan penggantian balutan.





Kelembaban merupakan media pertumbuhan bakteri. Kelembaban pada balutan yang steril membuat baluatan itu terkontaminasi.
Balutan yang tidak merekat meningktkan resiko kontaminasi bakteri pada pungsi venaatau dapat menyebabkan kateter bergeser.

Penurunan kecepatan aliran yang tidak jelas atau nyeri danpembengkakan pada daerah pungsi vena dan mengharuskan perawat menginfestigasi tempat pemasangan serta kepatenan kateter IV.



Memungkinkan perawat melengkapi prosedur secara efisien dan aman.










Membantu memperoleh kerjasama klien dan memberi kerangka waktu pada klien dalam merencanakan aktivitas pribadinya.
Mengurangi penyebarab mikroorganisme.
Mengurangai Mengurangi resiko terpapar virus HIV, hepatitis, dan bakteri lain yang ditularkan melalui darah.
Mencegah kateter bergerak tanpa sengaja. Yang dapat terjadi jika selang kateter terjerat diantara dua lapisan balutan.










Mencegah cairan IV tumpah dan membasahi tempat tidur klien, perawat serta lantai.
Mencegah kerusakan vena.
Memeriksa kateter untuk memastikan bahwa kateter itu beradadalam keadaan utuh.



Mengontrol pendarahan dan pembentukan hematola.

Memperlihatkan tempat pungsi vena.
Mencegah kateter atau jarum bergeser tanpa disengaja.


Residu plester mengurangi kemampuan plester yang baru untuk merekat baik pada kulit.
Gerakan memutar mencegah kontaminsi silang dari bakteri di kulit dekat tempat pungsi vena. Yodium-povidon adalah obat antiinfeksi topical yang mengurangi bakteri di permukaan kulit.

Mencegah kateter atau jarum bergesertanpa sengaja.



Larutan atau salep yodium-povidon merupakan antiseptic topical jenis germisida yang mengurangi bakteri di kulit dan mengurangi resiko infeksi local atau sistemik. Apabila digunakan balutan transparan maka larutan yodium-povidon direkomendasika; salep menggangu perekatan balutan pada kulit.
Memberikan barier untuk melawan bakteri.
Mengurangi rasa tidak nyaman saat balutan diangkat.



Mencegah kateter atau jarum infuse bergerak secara tidak sengaja atau selang infuse terppisah dari adapter.
Mendokumentasikan penggantian balutan.


Mengurangi penularan mikroorganisme.


Memvalidasi bahwa pemasangan IV paten dan berfungsi dengan baik.

Mendokumentasikan penggantian balutan, gambaran berfungsinya system IV, dan tempat pungsi vena bebas dari infeksi.

Tujuan injeksi intravena antara lain:

a. Untuk memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi parental yang lain.
b. Untuk menghindari kerusakan jaringan.
c. Untuk memasukan obat dalam volume yang lebih besar.

Pemberian obat dengan injeksi intravena memberikan reaksi tercepat yaitu ±18 detik karena obat yang dimasukan melalui satu pembuluh darah langsung bereaksi menuju sel dan jaringan,sehingga efeknya lebih pesat dan kuat. Tetapi injeksi intravena dapat memberikan resiko,benda asing langsung ke pembuluh darah yang menimbulkan reaksi hebat mengakibatkan tekanan darah menurun mendadak hingga terjadi syok.

A. TEMPAT INJEKSI
Dalam pemberian injeksi intravena harus memperhatikan beberpa hal. Salah satunya yaitu tempat injeksi. Dibawah ini beberapa bagian tubuh yang biasa di berikan injeksi intravena:

1. Pada lengan

Ø Vena basalika

Dimulai dari bagian ulnar jaringan vena dorsalis. Meluas kepermukaan anterior lengan cepat dibawah siku dimana bertemu vena mediana kubiti.
Ø Vena sefalika
Berasal dari bagian radial lengan. Sefalika aksesorius dimulai pada pleksus
Vena jugularisdibelakang lengan depan atau jaringan vena dorsalis.

2. Pada Tungka

Ø Vena sapheneous
Merupakan vena yang panjang dan terbesar,dimulai disebelah dorsum kaki vena plantaris digitis dan menerima cabang-cabang vena.
3. Pada leher

Ø Vena jugularis
Vena jugularis bermuara pada venakava superior. Vena jugularis interna dekstra atau sinistra menerima darah dari dasar otak. Sedangkan vena jugularis eksterna dekstra atau sinistra menerima darah dari daerah kepala bermuara pada vena inominatal
4. Pada kepala
Pemberian Injeksi pada kepala harus digunakan sesuai dengan kebijakan institusi dan keinginan dokter,Injeksi ini sering dipilih untuk diberikan pada bayi vena yang biasa digunakan adalah:
Ø Vena frontalis
Ø Vena temporalis

A.    PERSIAPAN
I.   Persiapan Klien
- Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
- Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
II.  Persiapan Alat
- Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
- Kapas alkohol 70 %
- Alat tulis
- Bengkok
- Kartu obat dan etiket
- Sarung tangan kalau perlu
B. PELAKSANAAN
- Perawat cuci tangan
- Mengidentifikasi klien, mengkaji rowayat alergi klien dan menyiapkan klien
- Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
- Jika perlu menggunakan sarung tangan
- Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
- Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
- Memasukan jarum dengan sudut 90 O
- Lakukan aspirasi
- Memasukan obat secara perlahan – lahan
- Mencabut jarum
-Alat-alat dibereskan dan awasireaksi obat terhadap klien
- Perawat cuci tangan

- Catat tindakan yang dilakukan

C. EVALUASI
- Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat
D. DOKUMENTASI
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

0 komentar:

Posting Komentar