About

Jumat, 18 Oktober 2013

Model Praktek Keperawatan Profesional

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley, 1980).
Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence Nigthingale dalam bukunya What it is and What it is not)

Keperawatan adalah fungsi unik dari perawat membantu individu sakit atau sehat dalam melaksanakan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau untuk meninggal dunia dengan tenang yang dapat dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan, harapan dan pengetahuan (Virginia Handerson, 1958).
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yg mencakup seluruh siklus kehdpan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1986).


Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status, menentukan diaagnosa, merencanakan dan mengimplementasi strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan (National Council of State Board of Nursing/NCSBN).

Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).
Menurut Linda Amiyanti dari RSCM "MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut," .

Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Dengan pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.

MPKP ini terdiri dari 4 unsur (karakteristik model), yaitu :
  1. Penetapan jumlah tenaga
keperawatan, penetapan jenis tenaga keperawatan, penetapan standar Repra, dan
penggunaan metode modifikasi keperawatan primer.
  1. Modifikasi
Mengingat keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di Indonesia- mayoritas tenaga keperawatan masih lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)-praktik keperawatan profesional tidak bisa seperti yang dilakukan di negara maju. Yang dilakukan adalah modifikasi keperawatan primer.

Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah perawat primer (PP) yang lulusan S1 keperawatan, perawat asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga lain adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing dan diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister spesialis keperawatan.
Tugas Perawat Primer adalah :
  • Memberikan tindakan yang bersifat terapi keperawatan karena bentuk tindakan lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan kemandirian yang perlu landasan konsep dan teori tinggi.
  • Melekukan pertemuan dengan anggota tim kesehatan lain terutama dokter.
  • Mengarahkan dan membimbing perawat lain serta bertanggung jawab atas semua asuhan keperawatan yang dilakukan.

Tugas Perawat Asosiet adalah membantu Perawat Primer.

Tugas pembantu keperawatan :
  • Membersihkan meja klien
  • Menyediakan dan membersihkan peralatan yang digunakan
  • Mengantar klien konsul atau membawa pispot ke dan dari klien
Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar rencana keperawatan yang ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis keperawatan klien berdasarkan pengkajian yang dilakukan.

Yang sudah dikembangkan
Standar rencana keperawatan yang sudah dikembangkan adalah :
  • Untuk gangguan sistem pernapasan (tuberkulosis paru, penyakit paru obstruktif kronik)
  • Untuk gangguan sistem pencernaan (sirosis hati)
  • Untuk gangguan sistem kardiovaskuler (gagal jantung, hipertensi)
  • Untuk gangguan sistem perkemihan (gagal ginjal, glomerulonefritis)
  • Untuk gangguan sistem imun (AIDS).
Pelayanan keperawatan profesional mewujudkan dampak positif yang memungkinkan pemberian asuhan keperawatan klien secara berkesinambungan dan dapat dipertanggunggugatkan oleh perawat primer.

Berdasarkan penelitian koasi eksperimen, implementasi MPKP dibeberapa ruang rawat di rumah sakit dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang dinilai berdasarkan peningkatan kepuasan klien dan keluarga, peningkatan kepatuhan perawat terhadap standar, penurunan angka infeksi nosokomial serta lama hari rawat menjadi lebih pendek. Sampai saat ini MPKP telah diimplementasikan diberbagai Rumah Sakit diseluruh Indonesia.

Secara kualitatif, PP ada kebanggaan profesional karena ada otonomi dan kesempatan mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan dan PA dapat bekerja lebih terencana. Dokter merasa ada kerja sama yang lebih baik dibanding ruang lain yang tidak menerapkan MPKP. Kepuasan klien dan keluarga lebih baik. Angka infeksi nosokomial (infeksi yang ditularkan di rumah sakit) menurun

6.   MODEL TUGAS KEPERAWATAN

Metode kasus
  • disebut juga sebagai perawatan total
  • merupakan model tugas yang paling awal
  • berpusat pada klien
  • sbg pelopor perawatan primer

Metode fungsional.
  • Dikembangkan dari konsep manajemen ilmiah yang digunakan di bidang administrasi bisnis.
  • Berfokus pd penyelesaian pekerjaan.
  • Dilandaskan pd model efisiensi dan perlindungan  yg memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada orang yg melakukan pekerjaan tersebut.
             ex.perawat-manajer.
  Batasan yang jelas diperlukan dalam deskripsi kerja,prosedur,kebijakan,dan jalur komunikasi.
  Kerugian:Perawatan yang terbagi-bagi dan kemungkinan aspek keperawatan yang tidak dapat di ukur seperti memenuhi kebutuhan emosional dan dapat diremehkan.

Peran Perawat
  Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
  Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
  Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
  Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses, dan nilai – nilai profesional)yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menompang pemberian asuhan tersebut, pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di indonesia belum mencerminkan praktik  pelayanan profesional.

TUGAS PERAWAT
  Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
  Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

07.   MODEL TIM KEPERAWATAN

Menurut John Hopkins 1981
            Dalam meningkatkan asuhan keperawatan digunakan model praktik profesional dimana model ini menekankan pada pengahayatan, nilai-nilai profesi, masalah pengorganisasian keperawatan dan pemberian tanggung jawab pada perawat profesional dan terdapat konsep manajemen yang mandiri pada tingkat ruang rawat. Metoda asuhan keperawatan ini menggunakan model tim keperawatan primer.

Menurut Gillies 1989
” primary nursing is a method nursing care delivery  that is characterized by strong and continuing bond between the patient and one particular a nurse who is responsible for planning, administring, and coordinating the patient’s nurse care troughout an entire episode illness”.
Perawat yang menjadi model tim keperawatan primer disebut dengan perawat primer ( primary nurse ).
Pada model keperawatan primer terdapat kontinuitas keperawatan dan bersifat komperhensif serta dapat dipertanggung jawabkan.

            Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunukasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana kepulangan pasien. Jika primary nurse sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan didelegasikan ke perawat lain (associate nurse ).
Beberapa keuntungan yang didapat dari model tim keperawatan ini adalah :antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit.

Keuntungan yang dirasakan pasien.......
            Pasien merasa di hargai dan dihormati serta diperlakukan dengan baik karena terpenuhi kebutuhnanya secara individu, sementara itu pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektf terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.

Kepuasan yang dirasakan primary nurse …..
            Tersedianya berbagai kesempatan untuk pengembangan diri melalui penerapan ilmu pengetahuan.

Staf medis juga merasakan kepuasaan nya dengan model
ini
……..
            Karena senantiasa mendapat informasi tentang kesehatan pasien yang delalu diperbaharui dan komperhensif serta informasinya didapat dari perawat yang benar-benar mengetahuinya.


0 komentar:

Posting Komentar