About

Sabtu, 19 Oktober 2013

Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Lingkungan
Lingkungan adalah determinan utama kesehatan, sehat sakit populasi/penduduk tergantung kondisi lingkungan mikro dan makro. Lingkungan adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu (A.L. Slamet Riyadi :1976). Selanjutnya menurut WHO lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Kesehatan lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
            Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya kesehatan, mengukur, analisa dan untuk menyusun upaya pencegahan kesehatan atau timbulnya kejadian penyakit.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan
1.     Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan : Penyediaan Air Minum, Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran, Pembuangan Sampah Padat, Pengendalian Vektor, Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, Higiene makanan termasuk higiene susu, Pengendalian pencemaran udara, Pengendalian radiasi, Kesehatan kerja, Pengendalian kebisingan, Perumahan dan pemukiman, Aspek kesling dan transportasi udara, Perencanaan daerah dan perkotaan, Pencegahan kecelakaan, Rekreasi umum dan pariwisata, Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk, Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan,
2.     Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 : Penyehatan Air dan Udara, Pengamanan Limbah padat/sampah, Pengamanan Limbah cair, Pengamanan limbah gas, Pengamanan radiasi, Pengamanan kebisingan, Pengamanan vektor penyakit, Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992)
Ø  Tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya.

Masalah-masalah dalam Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1. Air Bersih
Air bersih merupakan suatu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia, suatu air dikatakan bersih apabila memenuhi syarat-syarat Kualitas Air Bersih yaitu secara fisik tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna; secara kimia kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l); secara mikrobiologis Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kwalitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum. Hal ini tidak hanya dialami masyarakat umum, tetapi juga sering dialami oleh masyarakat industri
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.
3. Kesehatan Pemukiman
Masalah pemukiman yang masih dihadapi adalah adanya pemukiman kumuh di sudut kota yang merupakan permukiman masyarakat miskin, dimana pemukiman ini memiliki kualitas lingkungan yang rendah sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor penimbunan sampah, penyimpanan sampah, pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali, pengangkutan dan pembuangan. dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
5.  Serangga dan Binatang Pengganggu
Daerah Indonesia yang tropis menyebabkan banyaknya serangga dan bintang penggagu yang hidup seperti nyamuk, tikus, dll.
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution (problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dan lain-lain) dan out door air pollution (pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan).

2.2  Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

2.3  Kecelakaan Kerja Perawat
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.
Di tempat kerja terdapat faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, maka dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik. Beberapa kecelakaan kerja yang terjadi pada perawat adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, penyakit infeksi, dan cedera punggung.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1.   Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2.   Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3.   Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial.



Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
1.     Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari: mesin, peralatan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja.
2.     Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena: kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana, cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect), keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh, sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

2.4  Permasalahan Gizi di Indonesia
Salah satu masalah kesehatan dan sosial yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya status gizi masyarakat. Hal ini mudah dilihat, misalnya dari berbagai masalah gizi, seperti kurang gizi, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium, dan kurang vitamin A (Husaini, 2006). Rendahnya status gizi jelas berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Oleh karena status gizi mempengaruhi kecerdasan, daya tahan tubuh terhadap penyakit, kematian bayi, kematian ibu, dan produktivitas kerja.
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh:
a.     Penyakit kurang kalori dan protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita, karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat.
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni:
·     KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84%-95% dari berat badan menurut standar Harvard.
·     KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 84%-60% dari berat badan menurut standar Harvard.
·      KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan menurut standar Harvard.



Jenis KKP di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
Kwashiorkor
Kekurangan protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung lapar. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis.
Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Marasmus:
Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah
Marasmik-Kwashiorkor:
  Merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus,    dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak   mencolok.
b.     Anemia (penyakit kurang darah)
Penyakit anemia terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh.
c.      Defisiensi vitamin A (zerophthalmia)
Merupakan penyakit yang disebabkan kekurangan konsumsi vitamin A di dalam tubuh.
d.     Penyakit gondok endemic (GAKI)
Penyakit gondok ini di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah-daerah terpencil di pegunungan, yang air minumnya kekurangan zat Iodium. Oleh sebab itu, penyakit kekurangan Iodium ini disebut gondok endemik.
Kekurangan Iodium juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain, yakni: kretinisme. Kretinisme adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan di bawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan sangat berat (debil). Ekspresi muka seorang bocah yang menderita kretin ini memberikan kesan orang bodoh, karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang kretin ini dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan zat iodium.
e.   Kegemukan (obesitas)

Faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit obesitas antara lain sebagai berikut : Kebiasaan makanan oleh sifat yang diturunkan, Kurangnya Kegiatan Fisik, Kebiasaan makanan, Faktor Endokrin, kegemukan diakibatkan oleh produksi hormon yang cacat oleh tiroid, pituitari atau kelenjar kelamin. Kegemukan lebih disebabkan oleh kelainan hipotalamus, yang pada gilirannya akan mempergaruhi fungsi kelenjar endokrin.

0 komentar:

Posting Komentar