About

Jumat, 18 Oktober 2013

SEJARAH KEPERAWATAN

SEJARAH KEPERAWATAN
Sejarah keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang perjalanan suatu bangsa, termasuk sejarah tentang system kesehatan. Meski demikian, pada hakikatnya keperawatan mempunyai prinsip yang sama, yaitu kepedulian untuk member asuhan keperawtan kepada klien. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan, maka kita perlu menelusuri dan menguraikannya sesuai dengan latar belakang perjalanan suatu bangsa.
ZAMAN PURBA
Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan primitive. Namun demikian mereka sudah mampu sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Pekerjaan merawat ini dikerjakan berdasarkan "mother instinct" yang merupakan suatu naluri yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, merawat orang lemah). Perawatan dan pengobatan secara praktis telah dilakukan oleh orang-orang primitive, misalnya:
  • Merawat dan mengobati luka-luka.
  • Menurunkan panas dengan memberikan air minum yang banyak atau perawatannya dengan menggunakan air (kompres).
  • Membuka absoes dengan menggunakan batu-batu tajam.
  • Menghentikan pendarahan dengan menggunakan batu-batu panas.
  • Pemakaian tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan penyakit.
Perkembangan keperawatan pada zaman purba juga dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan. Manusia zaman prasejarah  menganut kepercayaan "animisme". Mereka beranggapan bahwa orang menderita sakit disebabkan karena kemasukan arwah-arwah (roh-roh). Orang-orang yang menaruh perhatian terhadap tanda-tanda penyakit “orang ahli” mengambil tindakan pengobatan terhadap orang sakit dengan memperhatikan aturan-aturan sebagai berikut:

Ajaran alam
Suatu kepercayaan yang menganjurkan bahwa alam sendiri memberikan petunjuk-petunjuk tentang obat yang akan dipakai misalnya Luka yang berdarah di beri balutan atau kain yang berwarna merah/daun merah. Apabila sakit kuning di beri obat minum dari akar-akaran atau kulit tumbuhan berwarna kuning.
Ajaran transmigrasi
Suatu ajaran yang mempercayai akan adanya kekeuatan daya pemindahan. Misal : Pada waktu seorang wanita akan melahirkan, diberi air rendaman daun dan membuka lebar-lebar semua pintu.
Pada zaman sejarah terjadi perkembangan agama dan kepercayaan. Seiring dengan hal tersebut, terjadi perkembangan keperawatan. Penduduk mesir (5000 SM) menyembah dewa iris untuk meminta kesembuhan bagi orang yang sakit dan mendirikan kuil sebagai rumah sakit. Raja asoka di india mendirikan sekolah-sekolah untuk mendidik para calon perawat. Di yunani mengenal dewa pengobatan yang disebut Aesculapius dan membangun kuil menyerupai sanatorium untuk merawat orang-orang yang sakit, dan masih banyak bentuk perkembangan keperawatan lainnya di berbagai Negara.

ZAMAN PERMULAAN MASEHI
Zaman ini dipengaruhi oleh perkembangan dan penyebaran dua agama besar, yakni islam dan Kristen. Kristen mengenalkan keperawatan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh biarawati, sedangkan islam mengenalkan ilmu pengetahuan yang sngat maju dalam bidang pengobatan dan perawatan yang dilandasi oleh kasih saying. Banyak orang yang akhirnya beralih ke Negara islam timur tengah untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pengobatan dan perawatan.
Pada zaman ini muncul tokoh keperawatan Rufaidah binti Sa'ad/ Rufaidah Al-Asamiya. Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak Siti Rufaidah pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin.
Siti rufaidahdiilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan, dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education).

ZAMAN PERTENGAHAN
Pada zaman ini, terjadi perang besar antar-agama yang dikenal dengan perang salib. Perang ini membawa banyak derita bagi rakyat: korban luka dan rterbunuh, kelaparan, berbagai penyakit, dan lain-lain. Untuk mengatasi kondisi tersebut, mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna memberti pertolongan dan perawatan pun terus mengalami kemajuan, mulai dikenal konsep P3K, keberadaan perawat mulai dibutuhkan dalam ketentraman dan timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.
Akan tetapi, kiblat pembelajaran untuk ilmu pengobatan dan perawatan yang semula ada di negara islam kini beralih ke negara barat.
Zaman Baru (Renaisans)
Pada zaman ini, pengelolaan rumah sakit yang semula dikerjakan oleh pihak gereja diambil alih oleh sipil. Akhirnya perawatan bagi oprang sdakit pun mengalami kemundueran karena peran perawat digantikan oleh orang awam yang tidak mengerti tentang keperawatan.
Pada zaman ini muncul, muncul seorang tokoh keperawatan yang bernama Florence Nightingale. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti “Sang Wanita dengan Lampu”. Ia mengembangkan suatu model praktik asuhan keperawatan yang menyatakan bahawa kondisi sakit sewseorang disebabkan oleh factor lingkuyngan, karenanya praktik keperawatan ditekankan pada perubahan lingkungan yang member pengaruh pada kesehatan. Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Florence Nightingale memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti kepada keperluan pasien.

ZAMAN MODERN
Kiprah Florence Nightingale dalam keperawatan rupanya berpengaruh besar pada perkembangan keperawatan di era berikutnya. Di Inggris, terjadi kemajuan yang pesat dalam bidang keperawatan. Diantaranya adalah pembangunan sekolah-sekolah perawatdan pendirian perhimpunan perawat nasional Inggris (British Nurse Association) oleh Erenwick pada tahun 1887. Perhimpunan ini bertujuan untuk mempersatukan perawat-perawat yag ada di seluruh Inggris. Kemudian, pada 1 Juli 1899, Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga yang disebut International Council Of Nurses (ICN).

Setelah era tersebut, dunia keperawatan terus berkembang dengan pesat. Kondisi ini mendorong munculnya tokoh-tokoh penting dalam keperawatan.
  • Hildegard E. Peplau (1952). Ia menekankan bahwa hubungan antar-manusia merupakan dasar bagi perawat untuk mengkaji proses hubungan dengan pasien.
  • Idea Jean Orlano (1961). Ia menekankan bahwa keperawatan bertujuan untuk merespons perilaku klien dalam memenuhi kebutuhannya dengan segera.
  • Virginia Handerson (1966). Ia menekankan bahwa perawat hanya membantu pasien dalam melakukan hal  yang tidak dapat ia lakukan sendiri agar kemandirian pasien meningkat.
  • Sister Calista Roy (1970). Ia menekankan bahwa peran perawat adalah untuk member kemudahan bagi pasien guna mengembangkan kemampuan penyesuaian diri pasien.
  • Martha E. Roger (1970). Ia menekankan bahwa manusia mempunyai sifat alamiah yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan.
Dan masih banyak lagi tokoh keperawatan lain yang tidak disebutkan di sini. Lebih kanjut, perkembangan keperawatan di dunia bukan hanya berfokus pada aspek pelayanan, tetapi juga pada jenjang pendidikan keperawatan. Di tingkat dunia, pendidikan keperawatan sudah mencapai tingkat doctoral.  Sayangnya, kondisi ini berbeda dengan perkembangan pendidikan keperawatan di Negara kita.

Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia
Seperti telah dijelaskan di awal, tidak banyak literature yang membahas sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia. Akan tetapi, sebagaimana sejarah perkembangan pada umumnya, sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia juga dipengaruhi oleh latar belakang sejarah bangsa Indonesia. Ini berkaitan dengan hegemoni yang diterapkan bangsa Eropa dan Jepang terhadap Indonesia. Tidak bias kita pungkiri bahwa peran penjajah berpengaruh besar terhadap perkembangan keperawatan di Indonesia. Secara umum, sejarah perkembangan keperawatan di Indonesiaterbagi atas enam masa sesuai dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

ZAMAN VOC (1602-1799)
Untuk kepentingan usaha perdagangan tentara Belanda, pada 1799 didirikan Binnen Hospital di Batavia (sekarang Jakarta). Rumah sakit ini memanfaatkan tenaga perawat yang berasal dari Bumi Poetra (kaum terjajah) yang disebut dengan pembantu orang sakit (POS). setelah VOC bubar, didirikan sejumlah usaha dalam bidang kesehatan, antara lain Dinas Kesehatan Tentara (Militaire Gezondsheids Dients) dan Dinas Kesehatan Rakyat (Burgrlijke Gezondsheids Dients).
Zaman Penjajahan Belanda I (1799-1811)
Tidak ada usaha kesehatan yang menonjol pada masa ini. Secara umum, pemerintah hanya melanjutkan apa yang telah dirintis oleh pendahulunya (VOC).

ZAMAN PENJAJAHAN INGGRIS(1811-1816)
Pada masa ini, mulai berkembang sebentuk usaha kesehatan yang dipelopori oleh Raffles. Usaha ini meliputi kegiatan vaksinasi cacar secara missal, perbaikan perawatan kesehatan jiwa, dan perawatan bagi para tahanan.
Zaman Penjajahan Belanda II (1816-1942)
Setelah pemerintahan diserahkan kembali kepada Belanda, usaha kesehatan di Indonesia semakin maju. Pada masa ini, pemerintah berhasil meluncurkan undang-undang kesehatan yang disusun oleh Prof. Dr. Reinwardt. Selain itu, pada tahun 1819, Residen V Pabst mendirikan sebuah rumah sakit Stadsverband dan berkedudukan di Glodok. Rumah sakit ini kemudian berganti nama menjadi Central Burgerlijke Ziekeninrichting  dan dipindahkan ke Salemba.

Pada tahun 1852, Dr. W. De Bosch mendirikan Sekolah Dokter Jawa yang kemudian berkembang menjadi STOVIA (1988). Ia juga menyelenggarakan program persiapan pendidikan kebidanan pada tahun 1852, walaupun pada akhirnya program ini ditutup pada tahun 1875. Pada tahun yang sama (1875), pemerintah mendirikan rumah sakit jiwa pertama di Bogor, diikuti dengan rumah sakit jiwa Lawang (1894) dan rumah sakit jiwa Magelang (1923). Dengan semakin banyaknya rumah sakit jiwa yang berdiri, dibukalah pendidikan perawat jiwa pada tahun 1940 di Bogor.

Selain rumah sakit pemerintah, di Indonesia berkembang pula sejumlah rumah sakit swasta. Diantaranya adalah rumah sakit Cikini di Jakarta, St.Carolus di JakartaSt. Borromeus di Bandung, dan Elisabeth di Semarang. Seiring dengan kemajuan tersebut, pemerintah pun mulai mendirikan sekolah pendidikan bagi perawat. Sekolah pendidikan keperawatan pertama didirikan di RS. Cikini pada tahun 1900.

ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG (1942-1945)
Pada zaman ini dunia keperawatan Indonesia mengalami kemunduran. Wabah penyakit menyebar dimana-mana akibat minimnya suplai obat-obatan. Tidak hanya itu, kita bahkan terpaksa menggunakan daun pisang dan dan pelepah batang pisang sebagai ganti balutan yang persediaannya sangat tipis.

ZAMAN KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG (1945-sekarang)
Pada awal kemerdekaan banyak ditemui kekurangan dalam dunia keperawatan, namun keadaan ini mulai berubah dengan mulai didirikannya sejumlah institusi pendidikan keperawatan sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Dari penjelasan diatas, bias kita simpulkan bahwa sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik – dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga didunia pendidikan keperawatan. Tidak ayal lagi, pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Seperti kita ketahui, keperawatan merupakan profesi yang bersentuhan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia. Karenanya, perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui kependidikan keperawatan yang berkelanjutan.

 Tidak bias dipungkiri perkembangan dunia keperawatan di Indonesia sejalan dengan perjalanan bangsa ini.Pada masa VOC  profesi perawat sudah ada, dimana perawat direkrut dari Bumi Poetra yang dipekerjakan di rumah sakit sebagai pembantu orang sakit (zieken oppaser). Ketika itu belum ada pendidikan keperawatan. Tahun 1913, program pendidikan keperawatan yang pertama didirikan di Rumah Sakit Semarang (Depkes RI, 1989)

Tahun 1930 pendidikan keperawatan setara dengan SMP sekarang ini, syaratnya adalah peserta didik harus lulusan Sekolah Rakyat (SD saat ini). Lama pendidikan 3 tahun dan setelah lulus maka  peserta didik akan mendapat sertifikat Diploma A. Tahun 1940  dibuka Sekolah Perawat Jiwa di Bogor dan lulusannya mendapat sertifikat Diploma B. Pada saat yang sama dibuka sekolah bidan dengan syarat lulus perawat 3 tahun ditambah pendidikan kebidanan 1 tahun, lulusan mendaopat sertifikat Diploma C. Tahun 1950, dibuka Sekolah Guru Perawat di Bandung. Tahun 1952 didirikan Sekolah Pengatur Rawat di Rumah Sakit Tantja Badak.Sekolah Pengatur Rawat berubah menjadi Sekolah Perawat Kesehatan yang merupakan jenjang pendidikan terendah bagi perawat. Tahun 1962 didirikan akademi keperawatan di Jakarta.

Puncak perkembangan akper tahun 1994, ditandai dengan semakin menjamurnyaakper-akper swasta di seluruh nusantara. Hingga saat ini terdapat lebih kurang 361 akper di Indonesia.Saat ini terdapat sejumlah tantangan dan kecenderungan yang berdampak pada profesi akibat adanya perubahan global.
Pergeseran pola masyarakat Indonesia dari agraris ke industrialis, dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit degenerative,Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat saat ini membuat masyarakat Indonesia lebih kritis dengan menuntut pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Analisis International Council of Nurses (1977 dalam Yani, 1977) yang menyatakan pada tahun 2020, di seluruh dunia akan terjadi perubahan global; peningkatan populasi lansia; penurunan angka kelahiran terutama Negara Barat; peningkatan insidensi penyakit kronis; perkembangan kebebasan social; penyakit AIDS yang masih menjadi masalah; kesehatan jiwa yang akan menjadi masalah utama.

Untuk menghadapi tantangan ini dibutuhkan tenaga perawat yang berkualitas, dan upaya yang dinilai efektif dan sangat startegis untuk mencetak tenaga perawat yang professional adalah melalui pengembangan pendidikan keperawatan.

Tahun 1985 dibukalah program pendidikan sarjana keperawatan pertama di Universitas Indonesia. Program studi ilmu keperawatan kedua dibuka di Universitas Padjajaran BandungSaat ini Indonesia telah memiliki Fakultas Keperawatan

0 komentar:

Posting Komentar