About

Jumat, 18 Oktober 2013

Sistem Perkemihan

SISTEM PERKEMIHAN
Proses Ekresi dan Mikturisi
A.    Proses Ekresi

Ekresi adalah proses pengolahan zat metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan oleh tubuh. Hasil ekresi berupa keringat dihasilkan oleh kulit, urin dihasilkan oleh ginjal dan cairan empedu oleh hati. Berbagai proses dasar pada ginjal menentukan komposisi urin. Laju ekresi suatu zat dalam urin sama dengan laju filtrasi zat tersebut dikurangi laju reabsorpsinya di tambah laju sekresinya dari kapiler darah peritubulus kedalam tubulus.

Proses Ekresi Pada Ginjal :

1.     Filtrasi
Terjadi di glomerulus kedalam kapsula bowman. Cairan yang menyerupai plasma difiltrasi melalui dinding kapiler glomerulus ke tubulus renalis di  ginjal (filtrasi glomerulus). Kapiler glomerulus juga relatif impermeable terhadap protein, yang pada dasarnya bersifat bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel darah merah. Membran kapiler glomerulus mirip dengan membran kapiler lain. Membran ini mempunyai  tiga lapisan utama yaitu : endotelium kapiler, membrane dasar dan lapisan sel epitelial (podosit). Lapisan ini bersama-sama membentuk sawar filtrasi yang dapat menyaring air dan zat terlarut beberapa ratus kali lebih banyak daripada membrane kapiler biasa. Membran kapiler glomerulus normalnya mencegah filtrasi protein plasma, bahkan pada laju filtrasi yang tinggi.

Proses filtrasi terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap menit kira-kira 1200 ml. darah yang terdiri dari 450 ml sel darah dan 660 ml pasma masuk ke dalam kapiler-kpiler glomerulus. Cairan ini dikenal sebagai filtrate glomerular dan mempunyai komposisi dengan plasma didalamnya yang mengandung glikosa, asam amino, asam lemak, garam, urea, dan asam urat. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir.



2.     Reabsorbsi

Terjadi karena lapisan sel tubulus konfulusi dan ion-ionnya mampu mengabsorbsi air, glukosa, garam, dan ion-ion yang dibutuhkan tubuh. Daam kondisi kesehatan normal, semua glukosa direabsorbsi dan tidak da yang dieksresi kedalam urin. Sebagian besar air dan garam juga diabsorbsi mengakibatkan 1 samai 5 liter cairan keluar kedalam tubulus mengumpul secara normal mengandung sekitar 2 % urea. Keasaman urea berfariasi sehingga reaksi darah diertahankan pada pH kira-kira 7,4
Dalam perjalanannya sepanjang tubulus ginjal, volume cairan fitrat akan berkurang dan susunannya berubah akibat proses reabsorpsi tubulus ( penyerapan kembali  air dan zat terlarut dari cairan tubulus) dan proses sekresi tubulus (sekresi zat terlarut ke dalam cairan tubulus) untuk membentuk kemih (urine) yang akan disalurkan kedalam pelvis renalis.
Molekul protein berukuran kecil dan beberapa hormon peptida mengalami reabsorpsi melalui  proses endositosis di tubulus proksimal.Zat-zat lain disekresikan atau direabsorpsi di tubulus melalui proses difusi pasif antara sel dan melalui sel oleh difusi fasilitasi menurut tingkat perbedaan kimia atau listrik, atau melalui transpor aktif.
.
3.     Sekresi
Terjadi karena lapisan sel-sel tubulus mempunyai kemampuan menyekresi beberapa substansi dari darah dalam jaringan kapiler kedua kelumen tubulus. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisasubstansi lain misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.


B.    Mikturisi
Mikturisi adalah proses pengeluaran urin ( berkemih ) atau proses prngosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin . Proses yang terjadi yaitu :

·       Pengisian vesika urinaria
Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui  nilai ambang batas. Dinding  ureter  terdiri dari otot polos yang  tesusun spiral , memanjang , dan melingkar , tetapi batasan  lapisan yang jelas tidak di temukan . kontraksi peristaltic yang teratur timbul 1 – 5 kali tiap menit  akan mendorong  urine dari pelvis renis menuju visika urinaria. Dan akan masuk secara periodic sesuai  dengan  gelombang  peristaltik.  Ureter menembus  dinding  visika  secara miring dan meskipun tidak  ada  sfingter  ureter . kemiringgan ureter  ini cenderung  akan  menjepit ureter , sehingga ureter tertutup  kecuali  selama adanya gelombang  peristaltic  dan  refleks urine dari visika dapat dicegah.




·       Pengosongan Vesika Urinaria
Keinginan  pertama  untuk  mengosongkan  vesika  urinaria timbul saat  volumenya  sekitar 150ml , dan  rasa penuh  timbul  pada  saat  pengisian sekitar 400ml.
Selama  proses  berkemih  otot  perineum  dan  sfingter  uretra  externa relaksasi , otot  detrusor berkontraksi , dan urin akan mengalir melalui uretra . mekanisme  awal  yang menimbulkan  proses miksi  volunter  belum  diketahui  dengan  pasti. Salah satu peristiwa awal adalah relaksasi otot – otot  dasar panggul dan hal ini mungkin menimbulkan  tarikan kebawah yang cukup besar  pada otot  detrusor  untuk  meransang  kontraksi.  Kontraksi  otot – otot perineum dan sfingter  externa dapat  dilakukan secara volunteer , sehingga  mencegah urin untuk  mengalir  melalui uretra  atau mehentikan  aliran urin saat sedang  berkemih .

Proses ini disebabkan adanya reflek saraf atau reflek mikturisi yang akan mengosongkan kandung kemih atau jika prosesnya gagal, setidaknya akan menyebabkan keinginan berkemih yang disadari.Meskipun refleks mikturisi adalah refleks medulla spinalis yang bersifat autonom, refleks ini dapat dihambat atau di fasilitasi oleh pusat-pusat di korteks serebri atau batang otak.


Pengeluaran urin secara volunteer biasanya dimulai dengan cara berikut : Mula-mula, orang tersebut secara volunter mengkontraksikan otot perutnya, yang akan meningkatkan tekanan didalam kandung kemih dan memungkinkan urin tambahan memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior dalam keadaan di bawah tekanan, sehingga meregangkan dindingnya. Hal ini memicu reseptor regang, yang mencetuskan refleks mikturisi dan secara bersamaan menghambat sfingter uretra eksterna. Biasanya seluruh urin akan dikeluarkan dan menyisakan lebih dari 5 sampai 10 mL urin di dalam kandung kemih.

0 komentar:

Posting Komentar