penulis Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Syariah Tafsir 27 - Juli - 2006 08:45:52
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yg menjadi penyembuh dan rahmat bagi
orang2 yg beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang2 yg dzalim
selain kerugian.”
Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat
نُنَزِّلُ
“Kami turunkan.” Jumhur ahli qiraah membaca dgn diawali nun dan bertasydid.
Adapun Abu ‘Amr membaca dgn tanpa tasydid . Sedangkan Mujahid membaca dgn
diawali huruf ya` dan tanpa tasydid . Al-Marwazi juga meriwayatkan demikian
dari Hafs.
مِنَ الْقُرْآنِ
“dari Al-Qur`an.” Kata min dlm ayat ini menurut pendapat yg rajih
menjelaskan jenis dan spesifikasi yg dimiliki Al-Qur`an. Kata min di sini tdk
bermakna “sebagian” yg mengesankan bahwa di antara ayat-ayat Al-Qur`an ada yg
tdk termasuk syifa` sebagaimana yg dirajihkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu. Kata
min pada ayat ini seperti hal yg terdapat dlm firman-Nya:
وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang2 yg beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yg shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi..”
Kata min dlm lafadz مِنْكُمْ tidaklah bermakna sebagian sebab mereka seluruh
adl orang2 yg beriman dan beramal shalih.
شِفَاءٌ
“Penyembuh.” Penyembuh yg dimaksud di sini meliputi penyembuh atas segala
penyakit baik rohani maupun jasmani sebagaimana yg akan dijelaskan dlm
tafsirnya.
Penjelasan Tafsir Ayat
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan
tentang kitab-Nya yg diturunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yaitu Al-Qur`an yg tdk terdapat kebatilan di dlm baik dari sisi depan maupun
belakang yg diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji bahwa
sesungguh Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin.
Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan kemunafikan kesyirikan
penyimpangan dan penyelisihan yg terdapat dlm hati. Al-Qur`an-lah yg
menyembuhkan itu semua. Di samping itu ia merupakan rahmat yg dengan membuahkan
keimanan hikmah mencari kebaikan dan mendorong utk melakukannya. Hal ini
tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yg mengimani
membenarkan serta mengikutinya. Bagi orang yg seperti ini Al-Qur`an akan
menjadi penyembuh dan rahmat.
Adapun orang kafir yg mendzalimi diri sendiri mk tatkala mendengarkan Al-Qur`an
tidaklah bertambah bagi melainkan semakin jauh dan semakin kufur. Dan sebab ini
ada padaorang kafir itu bukan pada Al-Qur`annya. Seperti firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala:
قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ فِي
آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ
بَعِيْدٍ
“Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adl petunjuk dan penawar bagi orang2 yg beriman.
Dan orang2 yg tdk beriman pada telinga mereka ada sumbatan sedang Al-Qur`an itu
suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adl orang2 yg dipanggil dari tempat yg
jauh’.”
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ
هَذِهِ إِيْمَانًا فَأَمَّا الَّذِيْنَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَهُمْ
يَسْتَبْشِرُوْنَ. وَأَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ
رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُوْنَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat mk di antara mereka ada yg berkata:
‘Siapakah di antara kamu yg bertambah iman dgn surat ini?’ Adapun orang2 yg
beriman mk surat ini menambah iman sedang mereka merasa gembira. Adapun orang2
yg di dlm hati mereka ada penyakit mk dgn surat itu bertambah kekafiran mereka
di samping kekafiran dan mereka mati dlm keadaan kafir.”
Dan masih banyak ayat-ayat yg menjelaskan tentang hal ini.”
Al-’Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata pula dlm menjelaskan
ayat ini:
“Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tdk berlaku utk semua orang
namun hanya bagi kaum mukminin yg membenarkan ayat-ayat-Nya dan berilmu
dengannya. Adapun orang2 dzalim yg tdk membenarkan dan tdk mengamalkan mk
ayat-ayat tersebut tidaklah menambah bagi kecuali kerugian. Karena hujjah telah
ditegakkan kepada dgn ayat-ayat itu.
Penyembuhan yg terkandung dlm Al-Qur`an bersifat umum meliputi penyembuhan hati
dari berbagai syubhat kejahilan berbagai pemikiran yg merusak penyimpangan yg
jahat dan berbagai tendensi yg batil. Sebab ia mengandung ilmu yakin yg dengan
akan musnah tiap syubhat dan kejahilan. Ia merupakan pemberi nasehat serta
peringatan yg dengan akan musnah tiap syahwat yg menyelisihi perintah Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Di samping itu Al-Qur`an juga menyembuhkan jasmani dari
berbagai penyakit.
Adapun rahmat mk sesungguh di dlm terkandung sebab-sebab dan sarana utk
meraihnya. Kapan saja seseorang melakukan sebab-sebab itu mk dia akan menang
dgn meraih rahmat dan kebahagiaan yg abadi serta ganjaran kebaikan cepat
ataupun lambat.”
Al-Qur`an Menyembuhkan Penyakit Jasmani
Suatu hal yg menjadi keyakinan tiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim diturunkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala utk memberi petunjuk kepada tiap manusia menyembuhkan
berbagai penyakit hati yg menjangkiti manusia bagi mereka yg diberi hidayah
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dirahmati-Nya. Namun apakah
Al-Qur`an dapat menyembuhkan penyakit jasmani?
Dalam hal ini para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yg mengkhususkan penyakit
hati; Ada pula yg menyebutkan penyakit jasmani dgn cara meruqyah ber-ta’awudz
dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dlm Tafsir-nya. Demikian
pula disebutkan Asy-Syaukani dlm Fathul Qadir lalu beliau berkata: “Dan tdk ada
penghalang utk membawa ayat ini kepada dua makna tersebut.”
Pendapat ini semakin ditegaskan Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullahu dlm
kitab Zadul Ma’ad:
“Al-Qur`an adl penyembuh yg sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani
demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah tiaporang diberi
keahlian dan taufiq utk menjadikan sebagai obat. Jika seorang yg sakit
konsisten berobat dengan dan meletakkan pada sakit dgn penuh kejujuran dan
keimanan penerimaan yg sempurna keyakinan yg kokoh dan menyempurnakan syarat
niscaya penyakit apapun tdk akan mampu menghadapi selama-lamanya. Bagaimana
mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yg memiliki langit dan
bumi. Jika diturunkan kepada gunung mk ia akan menghancurkannya. Atau
diturunkan kepada bumi mk ia akan membelahnya. mk tdk satu pun jenis penyakit
baik penyakit hati maupun jasmani melainkan dlm Al-Qur`an ada cara yg membimbing
kepada obat dan sebab nya.”
Berikut ini kami sebutkan beberapa riwayat berkenaan tentang pengobatan dgn
Al-Qur`an.
Di antara adl apa yg diriwayatkan Al-Bukhari Muslim dan lain dari hadits
‘Aisyah radhiallahu ‘anha.Beliau radhiallahu ‘anha berkata: “Adalah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkena sihir1 sehingga beliau menyangka bahwa
beliau mendatangi istri padahal tdk mendatanginya.
Lalu beliau berkata: ‘Wahai ‘Aisyah tahukah kamu bahwa Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mengabulkan permohonanku? Dua lelaki telah datang kepadaku.
Kemudian salah satu duduk di sebelah kepalaku dan yg lain di sebelah kakiku.
Yang di sisi kepalaku berkata kepada yg satunya: ‘Kenapa beliau?’
Dijawab: ‘Terkena sihir.’
Yang satu bertanya: ‘Siapa yg menyihirnya?’
Dijawab: ‘Labid bin Al-A’sham lelaki dari Banu Zuraiq sekutu Yahudi ia seorang
munafiq.’
bertanya: ‘Dengan apa?’
Dijawab: ‘Dengan sisir rontokan rambut.’
bertanya: ‘Di mana?’
Dijawab: ‘Pada mayang korma jantan di bawah batu yg ada
di bawah sumur Dzarwan’.”
‘Aisyah radhiallahu ‘anha lalu berkata: “Nabi lalu mendatangi sumur tersebut
hingga beliau mengeluarkannya. Beliau lalu berkata: ‘Inilah sumur yg aku
diperlihatkan seakan-akan air adl air daun pacar dan pohon korma seperti
kepala-kepala setan’. Lalu dikeluarkan. Aku bertanya: ‘Mengapa engkau tdk
mengeluarkan ?’ Beliau menjawab: ‘Demi Allah sungguh Allah telah menyembuhkanku
dan aku membenci tersebar kejahatan di kalangan manusia’.”
Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dlm Shahih- . Juga dlm Shahih- . Juga diriwayatkan
oleh Al-Imam Asy-Syafi’i sebagaimana yg terdapat dlm Musnad Asy-Syafi’i
Al-Asfahani dlm Dala`ilun Nubuwwah dan Al-Lalaka`i dlm Syarah Ushul I’tiqad
Ahlis Sunnah . Namun ada tambahan bahwa ‘Aisyah berkata: “Dan turunlah :
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Hingga selesai bacaan surah tersebut.”
Demikian pula yg diriwayatkan Al-Imam Bukhari rahimahullahu dlm Shahih- dari
hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu beliau berkata:
“Sekelompok2 shahabat Nabi berangkat dlm suatu perjalanan yg mereka tempuh.
Singgahlah mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu
sebagai tamu namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka.
Selang beberapa waktu kemudian pemimpin kampung tersebut terkena sengatan .
Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya penyembuhan namun
sedikitpun tdk membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yg berkata: ‘Kalau sekira
kalian mendatangi sekelompok orang itu mungkin sebagian mereka ada yg memiliki
sesuatu.’
Mereka pun mendatangi lalu berkata: “Wahai rombongan sesungguh pemimpin kami
tersengat . Kami telah mengupayakan segala hal namun tdk membuahkan hasil.
Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu? Sebagian shahabat
menjawab: ‘Iya. Demi Allah aku bisa meruqyah. Namun demi Allah kami telah
meminta jamuan kepada kalian namun kalian tdk menjamu kami. mk aku tdk akan
meruqyah utk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’
Mereka pun setuju utk memberi upah beberapa ekor kambing3. mk dia pun meludahi
dan membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin . Pemimpin
kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan lalu dia berjalan tanpa ada
gangguan lagi.
Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat
berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yg meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan
hingga kita menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kita
menceritakan kepada apa yg telah terjadi. Kemudian menunggu apa yg beliau
perintahkan kepada kita.’
Merekapun menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
melaporkan hal tersebut. mk beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu
memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah dan berilah
untukku bagian bersama kalian’ sambil beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
tertawa.”
Adapun hadits yg diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
خَيْرُ الدَّوَاءِ الْقُرْآنُ
“Sebaik-baik obat adl Al-Qur`an.”
Dan hadits:
الْقُرْآنُ هُوَ الدَّوَاءُ
“Al-Qur`an adl obat.”
Kedua adl hadits yg dha’if telah dilemahkan oleh Al-Allamah Al-Albani
rahimahullahu dlm Dha’if Al-Jami’ Ash-Shagir no. 2885 dan 4135.
Membuka Klinik Ruqyah
Di antara penyimpangan terkait dgn ruqyah adl menjadikan sebagai profesi
seperti hal dokter atau bidan yg membuka praktek khusus. Ini merupakan amalan
yg menyelisihi metode ruqyah di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Asy-Syaikh Shalih Alus Syaikh berkata ketika menyebutkan beberapa penyimpangan
dlm meruqyah:
“Pertama dan yg paling besar adl menjadikan bacaan atau ruqyah sebagai sarana
utk mencari nafkah di mana dia memfokuskan diri secara penuh utk itu. Memang
telah dimaklumi bahwa manusia membutuhkan ruqyah. Namun memfokuskan diri utk
itu bukanlah bagian dari petunjuk para shahabat di masanya. Padahal di antara mereka
ada yg sering meruqyah. Namun bukan demikian petunjuk para shahabat dan
tabi’in.
baru muncul di masa-masa belakangan. Petunjuk Salaf dan bimbingan As-Sunnah dlm
meruqyah adl seseorang memberikan manfaat kepada saudara-saudara baik dgn upah
ataupun tidak. Namun janganlah dia memfokuskan diri dan menjadikan sebagai
profesi seperti hal dokter yg mengkhususkan diri . Ini baru dari sudut pandang
bahwa hal tersebut tdk terdapat pada zaman generasi pertama.
Demikian pula dari sisi lainnya. Apa yg kami saksikan pada orang2 yg
mengkhususkan diri telah menimbulkan banyak hal terlarang. Siapa yg
mengkhususkan diri utk meruqyah niscaya engkau mendapati memiliki sekian
penyimpangan. Sebab dia butuh prasyarat-prasyarat tertentu yg harus dia
tunaikan dan yg harus dia tinggalkan. Serta ‘menjual’ tanpa petunjuk.
Barangsiapa meruqyah melalui kaset-kaset suara-suara di mana dia membaca di
sebuah kamar sementara speaker berada di kamar yg lain dan yg semisal merupakan
hal yg menyelisihi nash. Ini sepantas dicegah utk menutup pintu . Sebab sangat
mungkin akan menjurus kepada hal-hal tercela dari para peruqyah yg
mempopulerkan perkara-perkara yg terlarang atau yg tdk diperkenankan syariat.
1 Sebagian para pengekor hawa nafsu dari kalangan orientalis dan ahli bid’ah
mengingkari hadits yg menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah terkena sihir dan berusaha menolak dgn berbagai alasan batil. Dan telah
kami bantah –walhamdulillah- para penolak hadits ini dlm sebuah kitab yg
berjudul Membedah Kebohongan Ali Umar Al-Habsyi Ar-Rafidhi Bantahan ilmiah
terhadap kitab: Benarkah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
tersihir? Dan kami membahas secara rinci menurut ilmu riwayat maupun dirayah
hadits. Silahkan merujuk kepada kitab tersebut.
2 dlm riwayat lain mereka berjumlah 30 orang.
3 dlm riwayat lain: 30 ekor kambing sesuai jumlah mereka.
Sumber: www.asysyariah.com
Jumat, 18 Oktober 2013
Al-Qur`an Obat Segala Penyakit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar