Asma adalah penyakit paru dengan
karakteristik:
1.
obstruksi saluran napas yang reversible (tetapi tidak
lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan pengobatan
2.
inflamasi saluran napas
3.
peningkatan respon saluran napas terhadap berbagai
rangsangan (hiperaktifitas)
gejala-gejala asma yang
disebabkan oleh obstruksi saluran napas:
1.
batuk
2.
mengi
3.
sesak napas
penyempitan saluran napas dapat
terjadi secara mendadak maupun perlahan-lahan. Perubahan patologis yang
menyebabkan obstruksi jalan napas dapat terjadi pada bronkus ukuran sedang dan
bronkus berdiameter 1 mm. Penyempitan jalan napas disebabkan oleh bronkospasme,
oedema mukosa dan hipersekresi mucus yang kental.
Asma dapat dibagi dalam tiga
kategori :
1.
asma ekstrinsik (alergik), ditemukan pada sejumlah
kecil pasien dewasa dan disebabkan oleh allergen yang diketahui dengan keluarga
yang mempunyai riwayat penyakit atopik termasuk hay-fever, eczema, dermatitis
dan asma. Asma alergik disebabkan oleh kepekaan individu terhadap allergen
dalam bentuk serbuk sari yang dihirup, bulu halus binatang, spora jamur, debu,
serat kain atau yang lebih jarang terhadap makanan seperti susu atau
coklat.Perjalanan terhadap allergen dapat mengakibatkan serangan asma.
2.
asma instrinsik (ideopatik), asma ini ditandai dengan
sering tidak ditemukan factor-faktor pencetus yang jelas. Factor nonspesifik
(seperti flu biasa, latihan fisik atau emosi) dapat memicu serangan asma. Asma
instrinsik lebih sering timbul sesudah usia 40 tahun dan serangan timbul sesudah
infeksi sinus di hidung atau percabangan brakheobronkhial. Makin lama serangan
makin sering dan makin hebat sehingga akhirnya keadaan ini berlanjut menjadi
bronchitis kronik dan kadang-kadang emphysema.
3.
asma campuran, yang terdiri dari komponen-komponen asma
ekstriksik dan instrinsik.
Manifestasi klinik asma mudah
dikenali sesudah factor pencetus segera timbul dipsnea. Berdasarkan
perubahan-perubahan anatomis yang telah dijelaskan behwa kesulitan utama
terletak pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang
selama insiprasi tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus
yang sempit mengalami oedema dan terisi mucus, yang dalam keadaan normal akan
berkontraksi sampai tingkat tertentu pada ekspirasi. Udara terperangkap pada
bagian distal pada tempat penyumbatan sehingga terjadi hiperinflasi progresif
paru.
Asma dapat dibedakan dari
brinkitis kronik dan emphysema karena sifatnya yang intermitten dan berdasarkan
kenyataan bahwa emphysema destruktif jarang terjadi. Serangan asma yang terus
menerus dan tidak dapat ditanggulangi dengan pengobatan bisa dikenal dengan
nama status asmatikus dalam kasus ini fungsi ventilasi dapat sangat memburuk
sehingga mengakibatkan sianosis (kematian).
0 komentar:
Posting Komentar