INJEKSI INTRAVENA
Terapi Intravena (IV)
Tujuan pemberian cairan IV ialah
untuk mengoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit. Misalnya seorang
klien yang menderita luka baker derajat tiga yang mengenai 40 % permukaan
tubuhnya, berada dalam kondisi sakit yang kritis dan membutuhkan pengaturan
terapi IV yang teliti karena adanya perubahan keseimbangan cairan elektrolit
yang terus menerus. Seorang klien, yang tidak diizinkan mengonsumsi apapun
melalui mulut selama dua hari setelah appendektomi, menerima penggantian cairan
melalui IV untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Infuse dihentikan ketika dimulai asupan orang normal.
Apabila pemberian cairan IV
dibutuhkan dan diprogramkan oleh dokter, perawat harus mengidentifikasi larutan
yang benar, peralatan, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memulai, mengatur,
dan mempertahankan system. Perawat juga harus mengidentifikasi dan mengoreksi
masalah serta menghentikan infuse.
Tipe larutan
Banyak tersedia larutan
elektrolit siap pakai. Kategori larutan elektrolit terbagi menjadi:
- Isotonik
Yaitu larutan yang memiliki osmolaritas larutan mendekati osmolaritas
plasma.
- Hipotonik : larutan yang memiliki osmolaritas kurang
dari osmolaritas plasma
Isotonic digunakan untuk
penggantian volume ekstrasel (mis: kelebihan volume
cairan setelah muntah yang
berlangsung lama). Sedangkan keputusan untuk menggunakan larutan hipertonik dan
hipotonik didasarkan pada ketidakseimbangan elektrolit yang spesifik. Zat
tambahan tertentu sering kali dimasukkan ke dalam larutan IV, yang tersering
adalah vitamin dan kalium kronida.
Peralatan
Seleksi dan penyiapan peralatan
yang benar memungkinkan pemasangan selang intravena menjadi aman dan cepat.
Karena cairan dimasukkan ke aliran darah, maka membutuhkan teknil steril. Peralatan
standar meliputi larutan dan selang intravena, jarum atau kateter, antiseptic,
turniket, sarung tangan, dan balutan. Sebuah papan penopang untuk membatasi
gerakan tangan juga dapat digunakan untuk beberapa klien. Papan penopang
digunakan untuk mengurangi gerakan ekstermitas saat infuse IV dialirkan atau
untuk mempertahankan ekstermitas tetap pada posisi datar.
Peralatan intravena lain meliputi
wadah larutan, berbagai tipe selang, dan peralatan pengendali volume. Jenis
selang yang digunakan untuk memberikan obat berbeda-beda. Obat yang di berikan
dengan cepat perlu diinfuskan dengan sel infuse yang memiliki tetesan
makro(makrodip), yang mengeluarkan tetesan dalam jumlah besar sehingga cepatnya
frekuensi aliran infuse dapat dipertahankan. Selain itu klien juga membutuhakan
pemanjang selang untuk memudahkan dalam mobilitas atau memfasilitasi perubahan
posisi. Peralatan pengontrol digunakan pada anak-anak, klien yang menderita
gagal ginjal atau gagal jantung, dank lien yang menderita penyakit kritis,
untuk mencegah masuknya volume infuse dalam jumlah besar secara tiba-tiba,dan
kecepatannya tidak terkontrol.
Memasang Selang Intravena
Setelah peralatan dikumpulkan di
sisi tempat tidur, perawat mengkaji klien untuk mencari tempat fungsi vena.
Pungsi vena adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memungsi vena
secara transkutan dengan menggunakan pemflon yang tajam dan kaku (mis: jaru
kupu-kupu atau jarum logam) yang sebagian dilapisi oleh kateter plastic (diatas
kateter jarum atau ONC) atau dengan jarum yang dipasangkan ke spuit. Tujuan
umum pungsi vena adalah mengambil specimen darah, memasukkan obat, memulai
infuse IV, dan menginjeksi radiopaque atau alat perekam jejak radioaktif untuk
pemeriksaan khusus.
Perawat yang mengkaji klien untuk
melihat daerah pungsi vena harus mempertimbangan kondisi, peringatan dan
kontradiksi tentang vena-vena tertentu yang tidak boleh di pungsi. Apabila
memungkinkan semua klien sebaiknya menggunakan ekstremitas yang dominan.
Perawat juga harus berhati-hati karena klien yang berusia sangat muda dan
lansia memiliki vena yang rapuh, perawat harus menghindari vena yang mudah
tergeser, seperti vena di permukaan dorsal tangan.
Tempat pungsi vena yang umum
digunakan ialah tangan dan lengan. Namun, vena-vena superficial di kaki dapat
digunakan jika klien berada dalam kondisi tidak dapat berjalan dan kebijakan
mengizinkan hal tersebut. Penggunaan kaki untuk tempat pemasangan IV lebih umum
dilakukan pada klien pediatric, tetapi biasanya dihindari pada orang dewasa.
Setelah menentukan lokasi tempat
pungsi vena, perawat dengan teliti menjelaskan prosedur kepada klien. Perawat
harus menjelaskan alas an diprogramkannya infuse, hasil yang diharapkan dari
tindakan tersebut dan harapan perawat terhadap klien.
Mengatur kecepatan aliran infus
Setelah
infuse IV difiksasi dan selang IV pasien, perawat harus mengatur kecepatan
infuse sesuai dengan program dokter. Kecepatan infuse yang terlalu lambat dapat
menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan sirkulasi yang lebih lanjut pada klien
yang mengalami dehidrasi, syok atau menderita penyakit kritis. Kecepatan infuse
yang terlalu cepat dapat menyebabkan beban cairan berlebih, yang sangat
berbahaya pada beberapa gangguan ginjal, kardiovaskuler, dan neurologist.
Perawat menghitung kecepatan infuse untuk mencegah pemberian cairan yang
terlalu cepat atau terlalu lambat.
Pompa infuse
Mengatur
aliran cairan IV. Pompa ini dirancang untuk mengalirkan jumlah cairan tertentu
selama periode waktu tertentu atau untuk mengalirkan cairan berdasarkan
kecepatan aliran atau tetesan per menit. Beberapa pompa infuse memiliki alat
elektronik yang menghitung jumlah tetesan yang mengalir dari set pemberian IV.
Semua
pompa infus IV mempunyai alarm yang akan berbunyi jika kantung IV telah kosong,
selang infuse terpelintir, atau berisi udara, atau jika terdapat bekuan di
dalam vena. Apabila alarm berbunyi, perawat memeriksa dan mengoreksi penyebab
masalah.
Kepatenan
Jarum IV
atau kateter memiliki makna bahwa jarum dan kateter terbuka, sehingga larutan
dapat mengalir.
Perawat
dapat menkaji kepatenan IV dengan menurunkan kantong larutan IV di bawah
ketinggian tempat insersi dan mengobservasi adanya aliran balik darah ke selang
infuse. Apabila tidak ada aliran balik darah dan cairan infuse tidak mengalir
dengan mudah pada saat klem penggeser dibuka maka mungkin terdapat bekuan di
ujung kateter. Lekukan atau plintiran pada selang dapat menurunkan kecepatan
aliran. Apabila selang terpelintir dibawah balutan IV, perawat harus membuka
balutan tersebut untuk meluruskan selang.
Mempertahankan sistem
Setelah
system IV dipasang dan kecepatan aliran diatur, perawat harus mempertahankan
system tersebut. Perawat memberikan rasa nyaman dan membantu dalam melakukan
hygiene, makan dan ambulasi.
Karena
klien yang tangannya terpasang selang infuse menemukan adanya kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan kebersihannya. Akan sangat membantu jika klien menggunakan
gaun IV khusus. Gaun tanpa kancing seperti ini diganti dengan melakukan enam
langkah berikut guna memaksimalkan mobilitas dan kecepatan lengan, yaitu:
- lepaskan lengan gaun dari lengan klien
yang tidak terlibat (tidak terpasang IV)
- lepaskan lengan gaun dari lengan klien
yang terlibat (terpasang IV)
- lepaskan botol IV atau kantung dari
tiangnya dan lewatkan kantung tersebut bersama dengan selang IV melalui
lengan gaun
- lepaskan botol IV atau kantung dari
tiangnya dan selang melalui lengan yang bersih kemudian gantungkan pada
tiang IV
- letakkan lengan yang terpasang IV ke
lengan gaun
- letakkan lengan yang tidak terpasang IV
ke lengan gaun
Komplikasi terapi IV
Komplikasi terapi IV ialah
infiltrasi, flebitis, beban cairan berlebih, pendarahan, dan infeksi.
Infiltrasi terjadi ketika cairan
IV memasuki ruang subkutan disekeliling tempat pungsi vena. Hal ini
dimanifestasikan dalam bentuk pembengkakan dan palor di sekitar tempat pungsi
vena. Apabila terjadi infiltrasi, infuse harus dihentikan, dan jika diperlukan,
jarum harus di insersi kembali ketempat yang lain. Untuk mengurangi
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh infiltrasi, perawat meninggikan ekstermitas
klien, yang akan meningkatkan drainase vena dan membantu mengurangi edema, dan
bungkus ekstermitas di dalam hangat selama 20 menit yang akan meningkatkan
sirkulasi dan mengurangi nyeri serta edema.
Flebitis adalah peradangan vena
yang disebabkan oleh kateter atau iritasi kimawi zat aditif dan obat-obatan
yang diberikan secara intravena. Tanda dan gejalanya berupa nyeri, peningkatan
temperature kulit di atas vena dan pada beberapa kasus timbul kemerahan di
tempat insersi atau di sepanjang jalur vena. Pemberian IV harus dihentikan dan
pasang selang IV baru ke dalam vena yang lain. Kompres hangat, lembab dan panas
pada tempat flebitis dapat meredakan rasa nyeri klien. Flebitis berpotensial
membahayakan karena bekuan darah (tromboflebitis) dapat terjadi dan pada
beberapa kasus dapat menyebabkan pembentukan emboli.
Menghentikan infus
Penghentian infuse IV perlu
dilakukan setelah jumlah cairan yang diprogramkan terpenuhi, jika terjadi
infiltrasi, phlebitis atau bekuan di ujung kateter infuse atau jarum. Perawat
yang menghentikan infuse mula-mula membuka plester dan balutan dengan cara yang
sama dengan saat mereka melakukan penggantian balutan infuse setiap hari.
Perawat menggerakkan klem penggeser ke posisi tertutup untuk mencegah tumpahnya
cairan IV. Perawat mengenakan sarung tangan sekali pakai dan menempatkan sebuah
kasa atau kapas alcohol di atas tempat pungsi vena dan dengan menggunakan
tangan yang lain, tarik jarum kateter keluar dari tempat pungsi vena. Perawat
memberi tekanan pada tempat pungsi vena selama 1 sampai 2 menit untuk
mengontrol pendarahan dan mencegah pembentukan hematoma. Klien yang mendapatkan
terapi heparin perlu diberi tekanan lebih lama di tempat pungsi venanya karena
terkait dengan kerja heparin pada mekanisme pembekuan darah.
Mengatur
kecepatan aliran IV
LANGKAH
|
RASIONAL
|
Mikrodip(tetes mikro) : 60 tts/ml
Makrodip(tetes makro) (Perry dan Potter, 1994) :
Abbott Lab. : 15 tts/ml
Travenci
Lab. : 10tts/ml
McGaw
Lab. : 15tts/ml
Baxter : 10 tts/ml
1000
ml : 8 jam = 125 ml/jam
Atau jika
4L diprogramkan untuk 24 jam:
4000 ml :
24 jam = 166,7 atau 167 ml/jam
botol 1: mengalirkan 125 ml/jam.
Mikrodip:
125 ml x 60 tts/mnt =7500= 125tts/mnt
60 mnt 60
Makroodip:
125mlx15tts/mnt
= 31 sampai 32 tts/mnt
60
menit
1) tempatkan
monitor elektronik pada bilik tetesan di bawah asal tetesan dan diatas tinggi
cairan di dalam bilik.
2) Tempatkan
selang infuse IV dengan bagian atas kotak pengontrol searah dengan aliran
(missal: dibagian atas, bagian selang yang terdekat dengan kantung IV dan
dibagian bawah selang yang terdekat dengan klien). Pilih jumlah tts/mnt atau
volume per jam, pintu untuk mengontrol bilik di tutup, nyalakan tombol daya
dan tekan tombol start untuk memulai.
3) Pastikan
bahwa alat pengatur kecepatan tetesan pada selang infuse berada pada posisi
terbuka saat pompa infuse digunakan.
4) Pantau
kecepatan infuse sekurang-kurangnya setiap jam
5) Kaji
kecepatan system IV ketika alarm berbunyi.
1) Tempatkan
peralatan pengontrol volume diantara kantung IV dan insertion spike dari set
infuse
2) Masukkan
cairan yang akan diberikan dalam 2 jam ke dalam peralatan tersebut.
3) Kaji
system IV sekurang-kurangya setiap jam sekali dan tambahkan cairan ke dalam
peralatan. Atur kecepatan aliran.
|
Agar cairan dapat diinfuskan dengan kecepatan yang benar, selang dan
jarum IV harus bebas dari pelintiran, lekukan, dan bekuan darah.
Aliran darah yang cepat ke dalam bilik tetesan mencerminkan
kepatenan selang IV. Mengatur tetesan sesuai kecepatan yang diprogramkan akan
mencegah beban cairan berlebih.
Dapat mengindikasikan kepatenan jarum yang berada di dalm vena.
Tekanan vena lebih besar daripada tekanan di dalam selang IV.
Cairan IV adalah obat-obatan. Pemberian obat ini harus mengikuti
Alat tetes mikro mirip minidrip, secara universal mengeluarkan 60
tts/ml. namun, set pemberian parenteral komersial untuk tetasan makro juga
tersedia. Perawat harus mengetahui factor tetes di dalam set infuse.
Setelah kecepatan setiap jam ditentukan, dengan rumus akan diperoleh
kecepatan aliran yang benar dalam jumlah tts/mnt
Meningkatkan keakuratan kecepatan dalam pemberian cairan.
Memungkinkan cairan infuse mengalir dengan kecepatan yang tetap
selama periode yang diprogramkan.
Memberi perawat petubjuk visual mengenai kebenaran periode waktu
pemberian cairan.
Memungkinkan perawat menghitung kecepatan aliran per menit
berdasarkan rumus berikut:
Volume x factor tetes + waktu infuse dalam menit = tts/mnt
Memastikan kecepatan infuse yang akurat. Menentukan apakah cairan
yang dialirkan terlalu lambat atau terlalu cepat.
Pompa infuse IV memantau cairan berdasarkan kecepatan aliran atau
jumlah tts/mnt. Pompa infuse memiliki monitor elektronik yang menghitung jumlah
tetesan yang mengalir dari set infuse.
Pompa infuse mengalirkan cairan dengan menekan dan memijat selang
sehingga cairan mengalir melalui selang.
Pompa infuse tidak sempurna dan tidak menggantikan fungsi pengkajian
yang akurat dan sering.
Alarm mengindikasikan monitor electronic tidak mendeteksi jumlah
tetesan yang tepat dari bilik tetesan.
Mengurangi resiko peningkatan volume cairan yang mendadak.
Mencegah selang IV agar tidak kering jika perawat tidak kembali
memeriksanya dalam satu jam tepat. Selain itu, jika peningkatan kecepatan
aliran tanpa disengaja, cairan yang paling banyak yang akan didapatkan klien
adalah cairan untuk 2 jam.
Mempertahankan kepatenan system IV.
Apabila timbul tanda dan gejala dehidrasi atau hidrasi yang
berlebihan, maka kecepatan aliran yang diinfuskan harus dirubah. Apabila
tanda-tanda infiltrasi, inflamasi, dan phlebitis muncul maka tempat
pemasangan IV harus diganti.
Mencatat bahwa aliran IV yang diprogramkan sedang diberikan pada
klien.
|
Mengganti larutan dan selang IV
LANGKAH
|
RASIONAL
|
Mengganti larutan intravena
Mengganti Selang Intravena
a.
larutan pertam yang telah digantung selama sehari
b.
adanya lubang pada selang infuse
c.
kontaminasi selang
d.
adanya hambatan pada selang IV (mis: setelah infuse
sel darah merah kemasan, darah lengkap, atau albumin).
e.
Tanggal yang tertera pada selang mengindikasikan
bahwa selang telah terpasang selama 48 jam.
1)
kasa steril berukuran 2 x 2 atau balutan transparan
2)
larutan atau salep yodium-providen
3)
pengangkat zat perekat
4)
swab alcohol
5)
beberapa potong plester atau balutan film poliuretan
6)
sarung tangan sekali pakai
|
memastikan bahwa klien yang
menjalani prosedur adalah klien yang benar.
Mencegah kantung kosong sebelum
diganti. Pemeriksaan mencegah kesalahan pemberian obat.
Mencegah udara memasuki selang
IV dan mempertahankan kepatenan selang dan kateter atau jarum.
Tetap mengalirkan cairan IV ke
vena pada saat kantung diganti.
Mengurangi penularan
mikroorganisme.
Memungkinkan penggantian
larutan yang lama dengan yang baru lebih cepat, lancer dan teratur.
Mencegah kosongnya bilik
tetesan dari sisa larutan pada saat larutan diganti.
Menciptakan kesejajaran dengan
tinggi mata perawat.
Mengurangi resiko keringnya
larutan di dalam bilik tetes dan untuk mempertahankan sterilitas.
Memungkinkan
Mengurangi resiko terbentuknya
embolus udara.
Mengurangi resiko kebocoran selang IV.
Memperbaiki keseimbangan cairan
dan pemberian cairan sesuai program.
Memungkinkan evaluasi respon
yang berkesinambungan terhadap terapi IV.
Penggantian selang mencegah
infeksi.
Prosedur disederhanakan dengan
mengganti selang yang sudah dipasang dengan larutan yang baru.
Lubang pada selang dapat
memungkinkan masuknya bakteri ke dalam aliran darah.
Kontaminasi selang dapat memungkinkan
masuknya bakteri ke dalam aliran darah.
Darah lengkap atau produk
komponen darah dapat menghambat atau menghambat setengah bagian dari selang
IV.
CDC menganjurkan selang tidak
lebih sering dari tiap 48 jam (Gardiner, 1996)
Meningkatkan kerjasama dan
mencegah gerakan ekstermitas secara mendadak, yang dapat membuat jarum atau
kateter berpindah temapat.
Mengurangi penularan
mikroorganisme.
Memungkinkan perawat memiliki
akses yang siap untuk pemasangan set infuse yang baru dan mempertahankan
sterilitas set infuse.
Mengurangi resiko terpapar
virus HIV, hepatitis, dan bakteri lain yang ditularkan melalui darah.
Mengakomodasi lapangan yang
steril untuk adapter jarum steril yang baru sebelum disambungkan ke jarum
atau kateter IV.
Hub jarum harus dapat diakses
untuk memungkinkan transaksi yang lancer saat melepas selang yang lama dan
memasukan selang yang baru.
Mencegah supaya larutan tidak
tumpah setelah kantung yang baru dipasang.
Mencegah masuknya semua larutan
yang tersisa di dalam selang.
Menyediakan surplus di dalam
bilik tetesan sehingga terdapat cukup cairan untuk mempertahankan kepatenan
saat mengganti selang.
Memungkinkan cairan terus
mengalir melalui kateter sementara selang yang baru disiapkan.
Memungkinkan mengalirnya
larutan ke dalam selang infuse yang baru.
Memungkinkan bilik tetesan
terisi cairan dan meningkatkan aliran larutan yang cepat dan lancer melalui
selang yang baru.
Mengeluarkan udara dari selang dan
menggantinya dengan cairan.
Akan memungkinkan insersi
selang yang baru ke dalam hub jarum dengan lancar dan cepat sambil
mempertahankan sterilisai selang infuse.
Mencegah tumpahnya cairan saat
selang dilepaskan dari hub jarum.
Mencegah penggeseran kateter
atau jarum secara tidak sengaja. Mencegah pembentukan bekuan di dalam kateter
atau jarum.
Memungkin larutan memasuki
kateter atau selang.
Mempertahankan aliran infuse
pada kecepatan yang diprogramkan.
Mengurangi infeksi bakteri dari
kulit.
Mengurangi penularan
mikroorganisme.
Mempertahankan kecepatan aliran
terapi IV dan menentukan apakah alat perekat terpasang kuat.
Mencatat prosedur dan mencatat
bahwa tindakan untuk mempertahankan sterilitas dilakukan. Memberikan
informasi yang mudah dilihat oleh semua tenaga perawatan mengenai waktu
penggantian selang IV.
|
Mengganti Balutan IV
LANGKAH
|
RASIONAL
|
Banyak
lembaga mengharuskan perawat menulis tanggal dan waktu pemasangan balutan
pada balutan yang terpasang.
1)
kasa steril berukuran 2 x 2 atau balutan transparan
2)
larutan atau salep yodium-providen
3)
pengangkat plester
4)
kapas alcohol
5)
beberapa potong plester atau balutan film poliuretan
6)
larutan sekali pakai
|
Menginformasikan waktu lamanya
balutan yang sudah terpasang sejak terakhir
kali diganti. Selain itu perawat dapat merencanakan penggantian
balutan.
Kelembaban merupakan media
pertumbuhan bakteri. Kelembaban pada balutan yang steril membuat baluatan itu
terkontaminasi.
Balutan yang tidak merekat
meningktkan resiko kontaminasi bakteri pada pungsi venaatau dapat menyebabkan
kateter bergeser.
Penurunan kecepatan aliran yang
tidak jelas atau nyeri danpembengkakan pada daerah pungsi vena dan
mengharuskan perawat menginfestigasi tempat pemasangan serta kepatenan kateter
IV.
Memungkinkan perawat melengkapi
prosedur secara efisien dan aman.
Membantu memperoleh kerjasama
klien dan memberi kerangka waktu pada klien dalam merencanakan aktivitas
pribadinya.
Mengurangi penyebarab
mikroorganisme.
Mengurangai Mengurangi resiko
terpapar virus HIV, hepatitis, dan bakteri lain yang ditularkan melalui
darah.
Mencegah kateter bergerak tanpa
sengaja. Yang dapat terjadi jika selang kateter terjerat diantara dua lapisan
balutan.
Mencegah cairan IV tumpah dan
membasahi tempat tidur klien, perawat serta lantai.
Mencegah kerusakan vena.
Memeriksa kateter untuk
memastikan bahwa kateter itu beradadalam keadaan utuh.
Mengontrol pendarahan dan
pembentukan hematola.
Memperlihatkan tempat pungsi
vena.
Mencegah kateter atau jarum
bergeser tanpa disengaja.
Residu plester mengurangi
kemampuan plester yang baru untuk merekat baik pada kulit.
Gerakan memutar mencegah
kontaminsi silang dari bakteri di kulit dekat tempat pungsi vena.
Yodium-povidon adalah obat antiinfeksi topical yang mengurangi bakteri di
permukaan kulit.
Mencegah kateter atau jarum
bergesertanpa sengaja.
Larutan atau salep
yodium-povidon merupakan antiseptic topical jenis germisida yang mengurangi
bakteri di kulit dan mengurangi resiko infeksi local atau sistemik. Apabila
digunakan balutan transparan maka larutan yodium-povidon direkomendasika;
salep menggangu perekatan balutan pada kulit.
Memberikan barier untuk melawan
bakteri.
Mengurangi rasa tidak nyaman
saat balutan diangkat.
Mencegah kateter atau jarum
infuse bergerak secara tidak sengaja atau selang infuse terppisah dari
adapter.
Mendokumentasikan penggantian
balutan.
Mengurangi penularan
mikroorganisme.
Memvalidasi bahwa pemasangan IV
paten dan berfungsi dengan baik.
Mendokumentasikan penggantian
balutan, gambaran berfungsinya system IV, dan tempat pungsi vena bebas dari
infeksi.
|
Tujuan injeksi
intravena antara lain:
a. Untuk memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi parental yang lain.
b. Untuk
menghindari kerusakan jaringan.
c. Untuk
memasukan obat dalam volume yang lebih besar.
Pemberian
obat dengan injeksi intravena memberikan reaksi tercepat yaitu ±18 detik karena
obat yang dimasukan melalui satu pembuluh darah langsung bereaksi menuju sel
dan jaringan,sehingga efeknya lebih pesat dan kuat. Tetapi injeksi intravena
dapat memberikan resiko,benda asing langsung ke pembuluh darah yang menimbulkan
reaksi hebat mengakibatkan tekanan darah menurun mendadak hingga terjadi syok.
A. TEMPAT INJEKSI
A. TEMPAT INJEKSI
Dalam
pemberian injeksi intravena harus memperhatikan beberpa hal. Salah satunya
yaitu tempat injeksi. Dibawah ini beberapa bagian tubuh yang biasa di berikan
injeksi intravena:
1. Pada lengan
Ø Vena basalika
Dimulai dari bagian ulnar jaringan vena dorsalis. Meluas kepermukaan anterior lengan cepat dibawah siku dimana bertemu vena mediana kubiti.
Ø Vena sefalika
Berasal
dari bagian radial lengan. Sefalika aksesorius dimulai pada pleksus
Vena jugularisdibelakang lengan depan atau jaringan vena dorsalis.
2. Pada Tungka
Vena jugularisdibelakang lengan depan atau jaringan vena dorsalis.
2. Pada Tungka
Ø Vena
sapheneous
Merupakan
vena yang panjang dan terbesar,dimulai disebelah dorsum kaki vena plantaris
digitis dan menerima cabang-cabang vena.
3. Pada leher
3. Pada leher
Ø Vena jugularis
Vena
jugularis bermuara pada venakava superior. Vena jugularis interna dekstra atau
sinistra menerima darah dari dasar otak. Sedangkan vena jugularis eksterna
dekstra atau sinistra menerima darah dari daerah kepala bermuara pada vena
inominatal
4. Pada kepala
Pemberian
Injeksi pada kepala harus digunakan sesuai dengan kebijakan institusi dan
keinginan dokter,Injeksi ini sering dipilih untuk diberikan pada bayi vena yang
biasa digunakan adalah:
Ø Vena frontalis
Ø Vena
temporalis
A.
PERSIAPAN
I.
Persiapan Klien
- Cek perencanaan
Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi
)
- Kaji riwayat
alergi dan siapkan klien
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
II.
Persiapan Alat
-
Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
- Kapas alkohol 70 %
- Kapas alkohol 70 %
-
Alat tulis
-
Bengkok
-
Kartu obat dan etiket
-
Sarung tangan kalau perlu
B.
PELAKSANAAN
-
Perawat cuci tangan
-
Mengidentifikasi klien, mengkaji rowayat alergi klien dan menyiapkan klien
-
Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
-
Jika perlu menggunakan sarung tangan
-
Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler
atau dari atas ke bawah sekali hapus
-
Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
-
Memasukan jarum dengan sudut 90 O
-
Lakukan aspirasi
-
Memasukan obat secara perlahan – lahan
-
Mencabut jarum
-Alat-alat
dibereskan dan awasireaksi obat terhadap klien
- Perawat cuci tangan
- Perawat cuci tangan
- Catat tindakan yang dilakukan
C.
EVALUASI
-
Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter
dan perhatikian juga respon klien terhadap obat
D.
DOKUMENTASI
Mencatat
tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi /
respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan
0 komentar:
Posting Komentar