Tinjauan Literatur E-Health dan Personal Digital
Assistants (PDA)
Dalam
dunia keperawatan, istilah ‘nursing informatics’ pertama kali digunakan
oleh Scholes dan Barber (Booth, 2006) untuk menjelaskan penggunaan teknologi komputerisasi
dalam praktek keperawatan. Sedangkan dalam dunia kesehatan secara umum,
penggunaan berbagai macam perangkat teknologi dalam pemberian layanan kesehatan
tersebut lebih dikenal dengan istilah e-Health (Royal College of
Nursing, 2006), yang mencakup:
1.
Pemantauan dan manajemen pasien melalui pesan teks dari perawat spesialis ke
handphone
pasien
2. Penggunaan
internet oleh pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai sakit yang diderita
dan sumber fasilitas kesehatan yang tersedia baginya
3.
Penggunaan internet oleh tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan informasi
mengenai tatalaksana dan protap/pedoman yang ada
4.
Pemindahan catatan pasien dari metode yang tradisional menjadi pencatatan elektronik
melalui jaringan yang aman untuk menjamin tersedianya sumber informasi bagi
klien, dimanapun dan kapanpun mereka membutuhkan
Komputer
dapat membantu dalam mengurangi tingkat kesalahan, menstandarisasi rencana
asuhan keperawatan dan mendokumentasikan semua hal tentang pasien (Town, 1993,
dalam Potter & Perry, 1997/2005). Kelebihan lain dari komputerisasi adalah
menghindari terkontaminasinya catatan pasien terhadap segala bentuk produksi
klien seperti keringat, darah dan lainnya. Henry, et al (1994, dalam Potter &
Perry, 1997/2005) menemukan bahwa terjadi kontaminasi yang tinggi pada dokumen
keperawatan dalam bentuk kertas. Kontaminasi tersebut berbentuk cairan darah,
dan produk lainnya dari pasien HIV/AIDS. Hal tersebut sangat berbahaya bagi
kesehatan perawat. Terobosan terkini dalam komputerisasi dokumentasi
keperawatan yaitu dengan mengembangkan sistem link lokal. Sistem ini
dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan dengan
menggunakan media yang dikenal dengan Personal Digital Assistance (PDA).
2.2 Pengertian Personal Digital Assistance
(PDA)
PDA
adalah
sebuah alat komputer genggam portabel, dan dapat dipegang tangan yang didesain
sebagai organizer individu, namun terus berkembang mengikuti tuntutan kebutuhan
masyarakat. PDA pada awalnya banyak digunakan sebagai pengorganisir
pribadi, tetapi karena perkembangannya, kemudian bertambah banyak fungsi
kegunaannya, seperti kalkulator, penunjuk jam dan waktu, permainan komputer,
pengakses internet, penerima dan pengirim surat elektronik (e-mail), penerima
radio, perekam video, dan pencatat memo. Dengan menggunakan PDA (komputer
saku) ini, kita dapat menggunakan buku alamat dan menyimpan alamat, membaca
buku elektronik, menggunakan GPS dan masih banyak lagi fungsi yang lain.
Versi PDA yang lebih canggih dapat digunakan sebagai telepon genggam,
akses internet, intranet, atau extranet lewat Wi-Fi atau Jaringan
Wireless. Salah satu cirri khas PDA yang paling utama adalah fasilitas
layar sentuh.
PDA
pertama
kali muncul pada tahun 1986 dengan diluncurkannya The Psion Organizer II. PDA
pertama ini berbentuk seperti komputer genggam yang dilengkapi dengan keyboard
dan layar yang kecil. Ditambah dengan fitur-fitur dasar seperti alarm, jam,
kalender, kalkulator, serta telepon. Bisa disimpulkan PDA adalah penggabungan
antara telepon genggam dengan PC (Personal Computer). Pada tahun 1993,
sebuah vendor yaitu Apple, meluncurkan produk Newton Messagepad dengan fitur
yang lebih lengkap daripada sebelumnya. Seperti tambahan catatan digital, agenda,
dan lainya. Fitur dari Newton inilah yang belakangan dijadikan aplikasi standar
untuk PDA termasuk layar sentuh yang sangat sensitif dan slot memori eksternal.
Namun pada tahun 1998 Apple menghentikan produksi Newton karena bentuknya
yang terlalu besar, harganya yang mahal serta penggunaannya yang rumit. Tahun
1996 PalmPilot memperkenalkan Palm Computing dengan harga yang lebih murah,
bentuk yang muat disaku, dan menggunakan baterai AAA sehingga lebih efisien dan
mudah digunakan. Lebih jauh, produk ini memiliki kapasitas memori yang lebih
besar untuk menyimpan data kontak, catatan dan agenda. Pada bulan November
tahun 1996 Microsoft meluncurkan Windows CE yang kemudian diadopsi oleh
sejumlah perusahaan komputer seperti HP, Casio, Compact, dll. Perkembangan
terkini, PDA lebih sering digunakan sebagai sarana komunikasi nirkabel.
Fitur yang ditawarkan juga saat ini lebih mengacu untuk menujang gaya hidup konsumen
sebagai pengguna internet.
2.3 Cara Kerja Personal Digital Assistance
(PDA)
Sebagai
komputer genggam, PDA memiliki processor dan sistem operasi
layaknya komputer biasa. Sistem operasi ini merupakan peranti lunak utama pada PDA.
Cara kerjanya sama seperti sitem operasi pada komputer seperti Windows XP,
Mac OS, tetapi didesain khusus untuk PDA. Terdapat dua kesamaan
sistem operasi pada PDA yaitu Palm dan Pocket PC (Windows
Mobile). Keduanya bekerja dengan program piranti lunak yang berbeda, jadi
walaupun berisikan banyak dokumen seperti gambar, musik dan lainnya yang bisa
dipakai namun tidak pada pemrogaman. Pada penyimpanan data tanpa kartu memori,
disimpan dalam RAM dengan ukuran puluhan MegaByte sedangkan sumber energinya
berasal dari baterai isi ulang. Selain itu bisa juga menggunakan adaptor yang
disambungkan ke tenaga listrik.
Banyak
tenaga kesehatan yang menghabiskan waktu di luar gedung (misalnya saat melakukan
home care). Saat ini dengan menggunakan PDA yang ditunjang dengan
program software yang sesuai, maka memungkinkan bagi tenaga kesehatan untuk membawa
data-data mengenai pasiennya hanya dalam genggaman tangannya (Spikol, 2005).
Beberapa keuntungan dari penggunaan PDA sebagaimana yang diungkapkan
Spikol, antara lain pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi pasien, tingkat
keamanan pasien yang lebih tinggi, dan meningkatkan efisiensi (Spikol, 2005).
Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis PDA dikembangkan oleh
Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto,
Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan.
Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non
emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable
Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat
digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi
dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input
dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada
peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan
keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita
and Iseki, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan Sally juga menunjukkan hasil
serupa, dimana didapatkan bahwa penggunaan PDA oleh perawat membantu dalam
pengambilan keputusan (91%), menunjang keamanan pasien (89%), dan meningkatkan
produktivitas (75%) (Sally et all, 2009).
2.4 Penggunaan
PDA
Penggunaan
PDA dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan sangat bermanfaat dalam
meningkatkan mutu dan kualitas asuhan pelayanan kesehatan. Kualitas atau mutu
pelayanan keperawatan di berbagai tatanan layanan kesehatan sangat bergantung
kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan
yang berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan
efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan sistem dari suatu institusi
pelayanan. Akses yang mudah, sistem analisis yang cepat dan tepat, sehingga
keputusan dan tindakan keperawatan dengan cepat pula dapat dilakukan.
Penggunaan
PDA dalam pemberian pelayanan keperawatan pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Hal yang lebih diutamakan yaitu
adanya kontinyuitas dokumen keperawatan. Kontinyuitas dokumen yang baik akan
dapat memberikan informasi yang tepat tentang perkembangan status kesehatan klien.
Pemantauan ini sangat penting mengingat bahwa asuhan keperawatan merupakan
suatu siklus proses yang saling mempengaruhi. Berawal dari pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, intervensi sampai dengan evaluasi. Data yang berkesinambungan
akan mempengaruhi kualitas siklus tersebut. Selain itu fungsi, seluruh dokumen
keperawatan yang tercatat dalam PDA yang berkaitan dengan status klien
adalah sangat penting karena selain digunakan sebagai alat komunikasi juga
dapat sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat kepada klien (dapat
dijadikan barang bukti di pengadilan bila terjadi pengaduan hukum oleh klien).
Pelatihan
dalam menggunakan perangkat lunak atau sistem operasional sangat penting
dilakukan. Kualitas dokumen keperawatan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas
sistem yang digunakan, tetapi juga dipengaruhi oleh kualitas pengguna sistem
tersebut. Peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam pemakaian dilakukan
melalui pelatihan secara berkesinambungan dan penerapan system monitoring.
Karena input data yang kurang baik akan berdampak pada kesalahan interpretasi
data pengambilan keputusan terhadap pasien.
Penggunaan
PDA oleh perawat dapat menekan waktu pada pendokumentasian asuhan
keperawatan karena dengan menggunakan PDA, perawat dapat melakukan pendokumentasian
segera setelah selesai melakukan tindakan keperawatan mengingat alat
dokumentasinya (PDA) senantiasa berada di genggaman perawat. Hal ini
memberi waktu lebih banyak pada perawat untuk melakukan perawatan yang mereka
harus lakukan. Selain itu, penggunaan PDA oleh perawat, maka perawat dapat
mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi
obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien,
membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat
dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan
membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email,
alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk
program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan
pasienperawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi
komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi
menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing).
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat
meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence,
meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja
perawat.
Terlepas
dari semua kelebihan yang didapatkan dari penerapan teknologi informasi berbasis
PDA, bukan berarti penggunaan PDA tanpa kelemahan. Permasalahan
yang mungkin muncul berkaitan dengan penggunaan PDA sebagai alat bantu
yaitu ketidaksiapan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, oleh karena itu
mungkin dibutuhkan teknisi keperawatan yang mendalami bidang tersebut (nursing
informatics), sehingga teknisi tersebut dapat mengembangkan lebih jauh
penggunaan PDA dalam praktek keperawatan, selain juga dapat menjadi
narasumber/fasilitator bagi perawat lain dalam memahami penggunaan PDA dalam
praktek keperawatan. Selain itu, penerapan sistem informasi berbasis PDA juga
memerlukan dana yang tidak sedikit, karena membutuhkan pembangunan baik
perangkat software, hardware, jaringan network, serta pelatihan bagi tenaga
operasionalnya. Alasan ini pula yang kemungkinan membuat kebanyakan institusi
pemberi layanan kesehatan belum dapat menerapkan teknologi ini.
2.5 Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer
di RS. Jepang
Terobosan
terkini dalam komputerisasi dokumentasi keperawatan dengan mengembangkan sistem
link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link
lokal seperti wifi, wlan. Media yang digunakan yaitu personal digital
assistance (PDA). Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani,
Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang.
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang
asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau
dalam keadaan non emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable
Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan
dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA
yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data.
Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan
kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam
keadaan darurat
0 komentar:
Posting Komentar