MODEL
PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)
Perawat
adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit,
luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley, 1980).
Peran perawat
adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah
kesehatan yang menimpa dirinya (Florence Nigthingale dalam bukunya What it is
and What it is not)
Keperawatan
adalah fungsi unik dari perawat membantu individu sakit atau sehat dalam
melaksanakan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau untuk meninggal
dunia dengan tenang yang dapat dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila
cukup kekuatan, harapan dan pengetahuan (Virginia Handerson, 1958).
Perawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yg mencakup seluruh
siklus kehdpan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1986).
Praktik
keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji
status, menentukan diaagnosa, merencanakan dan mengimplementasi strategi
keperawatan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi respon terhadap perawatan
dan pengobatan (National Council of State Board of Nursing/NCSBN).
Era
globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia
juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).
Menurut Linda
Amiyanti dari RSCM "MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut," .
Saat
ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan
praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Dengan pengembangan
MPKP, diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga
meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.
MPKP ini terdiri dari 4 unsur (karakteristik
model), yaitu :
- Penetapan
jumlah tenaga
keperawatan,
penetapan jenis tenaga keperawatan, penetapan standar Repra, dan
penggunaan
metode modifikasi keperawatan primer.
- Modifikasi
Mengingat
keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di Indonesia - mayoritas tenaga
keperawatan masih lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)-praktik keperawatan
profesional tidak bisa seperti yang dilakukan di negara maju. Yang dilakukan
adalah modifikasi keperawatan primer.
Penetapan
jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat
ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah perawat primer (PP) yang lulusan S1
keperawatan, perawat asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga
lain adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing
dan diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister
spesialis keperawatan.
Tugas Perawat Primer adalah :
- Memberikan tindakan yang bersifat terapi keperawatan
karena bentuk tindakan lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan
kemandirian yang perlu landasan konsep dan teori tinggi.
- Melekukan pertemuan dengan anggota tim kesehatan lain
terutama dokter.
- Mengarahkan dan membimbing perawat lain serta
bertanggung jawab atas semua asuhan keperawatan yang dilakukan.
Tugas Perawat Asosiet adalah membantu
Perawat Primer.
Tugas pembantu keperawatan :
- Membersihkan meja klien
- Menyediakan dan membersihkan peralatan yang digunakan
- Mengantar klien konsul atau membawa pispot ke dan
dari klien
Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar rencana keperawatan yang
ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis keperawatan klien
berdasarkan pengkajian yang dilakukan.
Yang sudah dikembangkan
Standar rencana keperawatan yang sudah
dikembangkan adalah :
- Untuk gangguan sistem pernapasan (tuberkulosis paru,
penyakit paru obstruktif kronik)
- Untuk gangguan sistem pencernaan (sirosis hati)
- Untuk gangguan sistem kardiovaskuler (gagal jantung,
hipertensi)
- Untuk gangguan sistem perkemihan (gagal ginjal,
glomerulonefritis)
- Untuk gangguan sistem imun (AIDS).
Pelayanan
keperawatan profesional mewujudkan dampak positif yang memungkinkan pemberian
asuhan keperawatan klien secara berkesinambungan dan dapat
dipertanggunggugatkan oleh perawat primer.
Berdasarkan
penelitian koasi eksperimen, implementasi MPKP dibeberapa ruang rawat di rumah
sakit dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang dinilai berdasarkan
peningkatan kepuasan klien dan keluarga, peningkatan kepatuhan perawat terhadap
standar, penurunan angka infeksi nosokomial serta lama hari rawat menjadi lebih
pendek. Sampai saat ini MPKP telah diimplementasikan diberbagai Rumah Sakit
diseluruh Indonesia .
Secara
kualitatif, PP ada kebanggaan profesional karena ada otonomi dan kesempatan
mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan dan PA dapat bekerja
lebih terencana. Dokter merasa ada kerja sama yang lebih baik dibanding ruang
lain yang tidak menerapkan MPKP. Kepuasan klien dan keluarga lebih baik. Angka
infeksi nosokomial (infeksi yang ditularkan di rumah sakit) menurun
6. MODEL
TUGAS KEPERAWATAN
Metode kasus
- disebut juga
sebagai perawatan total
- merupakan
model tugas yang paling awal
- berpusat pada
klien
- sbg pelopor
perawatan primer
Metode fungsional.
- Dikembangkan dari konsep manajemen ilmiah yang
digunakan di bidang administrasi bisnis.
- Berfokus pd penyelesaian pekerjaan.
- Dilandaskan pd model efisiensi dan perlindungan yg memberikan kewenangan dan tanggung
jawab kepada orang yg melakukan pekerjaan tersebut.
ex.perawat-manajer.
Batasan
yang jelas diperlukan dalam deskripsi kerja,prosedur,kebijakan,dan jalur
komunikasi.
Kerugian:Perawatan
yang terbagi-bagi dan kemungkinan aspek keperawatan yang tidak dapat di ukur
seperti memenuhi kebutuhan emosional dan dapat diremehkan.
Peran Perawat
Mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
Perubahan
pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan
kemampuan adaptasinya.
Memberikan
konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
Pemecahan
masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
MPKP adalah suatu sistem (struktur,
proses, dan nilai – nilai profesional)yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menompang
pemberian asuhan tersebut, pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di indonesia
belum mencerminkan praktik pelayanan
profesional.
TUGAS PERAWAT
Bertanggung
jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
Mempertahankan
dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan
dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,
sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
07. MODEL TIM KEPERAWATAN
Menurut John Hopkins 1981
Dalam meningkatkan asuhan
keperawatan digunakan model praktik profesional dimana model ini menekankan
pada pengahayatan, nilai-nilai profesi, masalah pengorganisasian keperawatan
dan pemberian tanggung jawab pada perawat profesional dan terdapat konsep
manajemen yang mandiri pada tingkat ruang rawat. Metoda asuhan keperawatan ini
menggunakan model tim keperawatan primer.
Menurut Gillies 1989
” primary
nursing is a method nursing care delivery
that is characterized by strong and continuing bond between the patient
and one particular a nurse who is responsible for planning, administring, and
coordinating the patient’s nurse care troughout an entire episode illness”.
Perawat yang menjadi model tim keperawatan primer
disebut dengan perawat primer ( primary nurse ).
Pada model keperawatan primer terdapat kontinuitas
keperawatan dan bersifat komperhensif serta dapat dipertanggung jawabkan.
Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunukasi dan
koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana
kepulangan pasien. Jika primary nurse sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan
akan didelegasikan ke perawat lain (associate nurse ).
Beberapa keuntungan yang
didapat dari model tim keperawatan ini adalah :antara lain terhadap pasien,
perawat, dokter, dan rumah sakit.
Keuntungan yang dirasakan pasien.......
Pasien merasa di hargai dan dihormati
serta diperlakukan dengan baik karena terpenuhi kebutuhnanya secara individu,
sementara itu pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan bermutu tinggi dan
tercapai pelayanan yang efektf terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi dan advokasi.
Kepuasan yang dirasakan primary nurse …..
Tersedianya berbagai
kesempatan untuk pengembangan diri melalui penerapan ilmu pengetahuan.
Staf medis juga merasakan kepuasaan nya dengan
model
ini ……..
ini ……..
Karena senantiasa mendapat informasi
tentang kesehatan pasien yang delalu diperbaharui dan komperhensif serta
informasinya didapat dari perawat yang benar-benar mengetahuinya.
0 komentar:
Posting Komentar