Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan
Dalam
hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan
prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan,
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Menurut Walgito,
motivasi memiliki 3 aspek :
Ø Keadaan yang mendorong dan kesiapan
bergerak dalam diri individu yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan
lingkungan dan mental.
Ø Prilaku yang timbul dan terarah
kaena keadaan tersebut.
Ø Sasran dan tujuan yang dikejar oleh
prilku tersebut.
Menurut Plotnik,
motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologi dan patologi yang menyebabkan
seseorang melakukan aktifita dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Seseorang yang termotivasi memiliki 3 ciri :
Ø Anda
terdorong berbuat atau elaksanakan suatu kegiatan.
Ø Anda
langsung mengarahkan energy anda untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Ø Anda
mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda entang pencapaian tujuan
itu.
Sejarah Teori Motivasi
Tahun
1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang
berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan
teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya
teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di
organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.
Teori hierarki kebutuhan
Abraham Maslow, pencetus hierarki
teori kebutuhan
Teori
motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham
Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia
terdapat hierarki dari lima
kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan
fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa
kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor
penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan,
pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow
memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa
aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan
antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat
atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan
dipenuhi secara eksternal.
Teori
kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer
pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun,
penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris
dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan
pendukung yang kuat.
Teori X dan teori Y
Douglas
McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer
mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa
mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut.
Ada empat
asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
- Karyawan
pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk
menghindarinya.
- Karena karyawan tidak menyukai
pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan.
- Karyawan akan mengindari
tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi
ketiga.
- Sebagian karyawan menempatkan
keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan
sedikit ambisi.
Bertentangan
dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia
dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
- Karyawan menganggap kerja
sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
- Karyawan akan berlatih
mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
- Karyawan bersedia belajar untuk
menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai
keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi,
dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
Teori motivasi kontemporer
David McClelland, pencetus Teori
Kebutuhan
Teori
motivasi kontemporer
bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan
kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan
Teori
motivasi kontemporer mencakup:
1.
Teori
kebutuhan McClelland
Teori
kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya.
Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan
sebagai berikut:
- kebutuhan pencapaian: dorongan
untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
- kebutuhan kekuatan: kebutuhan
untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka
tidak akan berperilaku sebaliknya.
- kebutuhan hubungan: keinginan
untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
2.
Teori
evaluasi kognitif
Teori
evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan
ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung
mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah
diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
3.
Teori
penentuan tujuan
Teori
penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai
tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu
seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus
dikeluarkan.
Teori penguatan adalah
teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya
jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu
dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan
tindakan.
5.
Teori
Keadilan
Teori keadilan
adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan
mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian
merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
6.
Teori
harapan
Teori harapan adalah kekuatan
dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada
kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu
tersebut.
Area motivasi manusia
Empat area
utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang
melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan
beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau
kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni
keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan
eksternal
Emosi
Berbagai macam ekspresi dari emosi
manusia
Emosi adalah perasaan intens yang
ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang
atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu,
marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Aspek emosi
Charles Darwin, pengarang buku ”The
Expression of the Emotions in Man and Animals”
Terdapat
aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:
1.
Biologi
emosi
Semua
emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan
terletak di batang otak Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem
limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama.
Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi,
khususnya ketika mereka memperoleh informasi
negatif.
2.
Intensitas
Setiap
orang memberikan respon
yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi
yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian
menjadi penyebab perbedaan tersebut.<emosi/> Pada saat lain, perbedaan
tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
3.
Frekuesi
dan durasi
Suksesnya
pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan
dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus
ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya
mereka berusaha menampilkannya.
4.
Rasionalitas dan emosi
Emosi
adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi
penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar. Dalam suatu organisasi,
kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan
dalam suatu keputusan.
Fungsi emosi
Dalam ”The
Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles
Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk
membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’
orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup
–tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung,
memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku manusia
lain.
Klasifikasi Emosi
Salah satu
cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif
atau negatif. Emosi-emosi positif -seperti rasa gembira
dan rasa syukur- mengekspresikan
sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif
-seperti rasa marah
atau rasa bersalah- mengekspresikan sebaliknya. Emosi tidak dapat netral,
karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.
Sumber-Sumber Emosi dan Suasana Hati
1.
Kepribadian
Kepribadian
memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi
tertentu, contohnya beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan
dengan lebih mudah dbandingkan orang lain, sedangkan orang lain mungkin merasa
tenang dan rileks dalam situasi apa pun.[4]
Intinya, beberapa orang memiliki kecenderungan untuk memiliki emosi apa pun
secara lebih intens atau memiliki intensitas afek (perbedaan individual dalam
kekuatan di mana individu-individu mengalami emosi mereka) tinggi.
2.
Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Orang-orang
cenderung berada dalam suasanan hati terburuk di awal minggu dan berada daam
suasana hati terbaik di akhir minggu.
Tidur adalah salah satu sumber emosi
dan suasana hati
3.
Cuaca
Cuaca memiliki sedikit
pengaruh terhadap suasana hati. Seorang ahli menyimpulkan, "Berlawanan
dengan pandangan kultur
yang ada, data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati
yang lebih baik pada hari yang cerah atau sebaliknya.
4.
Stres
Sebuah penelitian
menghasilkan pernyataan, "Adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang
menimbulkan stres
tingkat rendah menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang
semakin lama seiring berjalannya waktu semakin meningkat.
5. Aktivitas sosial
Orang-orang
dengan suasana hati positif biasanya mencari interaksi
sosial dan sebaliknya, interaksi sosial menyebabkan orang-orang mempunyai
suasana hati yang baik. Jenis aktivitas sosial juga berpengaruh. Penelitian
mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean
lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif
dibandingkan dengan kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk
terus-menerus.
6.
Tidur
Kualitas tidur mempengaruhi suasana
hati. Para sarjana dan pekerja dewasa yang tidak memperoleh tidur yang cukup
melaporkan adanya perasaan kelelahan yang lebih besar, kemarahan, dan
ketidakramahan. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau
kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk
karena hal tersebut memperburuk pengamnbilan keputusan dan membuatnya sulit
untuk mengontrol emosi.
7.
Olahraga
Penelitian
secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga
meningkatkan suasana hati positif.
8.
Usia
Suatu
penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa
emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.
9.
Gender
Dalam
perbandingan antargender,
wanita
menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar dibandingkan pria. Mereka megalami
emosi secara lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun
negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan. Tidak seperti pria, wanita juga
menyatakan lebih nyaman dalam mengekpresikan emosi dan mampu membaca petunjuk nonverbal
dan paralinguistik secara lebih baik.
Batasan Eksternal Pada Emosi
Setiap organisasi
mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-emosi yang dapat
diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat mengekspresikannya.
- Pengaruh-pengaruh
organisasional
- Pengaruh-pengaruh budaya
Sebagai
contoh, di Cina
orang menyatakan bahwa mereka mengalami lebih sedikit emosi positif dan negatif
dibandingkan orang-orang dalam budaya lainnya, dan apa pun emosi yang mereka
alami adalah kurang intensitasnya dibandingkan pada kultur lain.
Kerja emosional
Kerja
emosional adalah situasi saat seorang karyawan mengekspresikan emosi-emosi yang
diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat
kerja. Konsep kerja emosional muncul dari penelitian-penelitian atas pekerjaan
terkait pelayanan, contohnya sebuah maskapai penerbangan mengharapkan pramugari
mereka untuk gembira. Tetapi kerja emosional dapat relevan untuk semua jenis
pekerjaan. Sebagai contoh, seorang manajer
mengharapkan bawahannya untuk bersikap sopan dalam interaksi dengan rekan-rekan
kerja. Tantangan sebenanrnya adalah ketika para karyawan harus menunjukkan satu
emosi sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain. Perbedaan
ini disebut disonansi emosional. Jika dibiarkan, perasaan terkungkung dari
frustasi, kemarahan, dan kebencian akhirnya dapat menyebabkan kelelahan
emosional dan kejatuhan mental.
0 komentar:
Posting Komentar