SEJARAH KEPERAWATAN
Sejarah
keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang perjalanan suatu bangsa, termasuk
sejarah tentang system kesehatan. Meski demikian, pada hakikatnya keperawatan
mempunyai prinsip yang sama, yaitu kepedulian untuk member asuhan keperawtan
kepada klien. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan, maka kita
perlu menelusuri dan menguraikannya sesuai dengan latar belakang perjalanan
suatu bangsa.
ZAMAN PURBA
Orang-orang
pada zaman dahulu
hidup dalam keadaan
primitive. Namun demikian mereka sudah
mampu sedikit pengetahuan dan kecakapan
dalam merawat atau mengobati.
Pekerjaan merawat ini dikerjakan berdasarkan "mother instinct"
yang merupakan suatu naluri
yang bersendi pada pemeliharaan
jenis (melindungi anak, merawat
orang lemah). Perawatan dan pengobatan
secara praktis telah dilakukan
oleh orang-orang
primitive, misalnya:
- Merawat
dan mengobati luka-luka.
- Menurunkan
panas dengan memberikan air minum yang banyak atau perawatannya dengan menggunakan air (kompres).
- Membuka
absoes dengan menggunakan batu-batu tajam.
- Menghentikan
pendarahan dengan menggunakan batu-batu panas.
- Pemakaian
tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan penyakit.
Perkembangan
keperawatan pada zaman purba juga dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan. Manusia
zaman
prasejarah
menganut
kepercayaan
"animisme".
Mereka
beranggapan
bahwa
orang
menderita
sakit
disebabkan
karena
kemasukan
arwah-arwah
(roh-roh).
Orang-orang yang menaruh perhatian terhadap tanda-tanda
penyakit “orang ahli” mengambil tindakan pengobatan terhadap orang sakit
dengan memperhatikan aturan-aturan sebagai berikut:
Ajaran alam
Suatu
kepercayaan
yang menganjurkan
bahwa
alam
sendiri
memberikan
petunjuk-petunjuk
tentang
obat
yang akan
dipakai
misalnya
Luka
yang berdarah
di
beri
balutan
atau
kain
yang berwarna
merah/daun
merah.
Apabila
sakit
kuning
di
beri
obat
minum
dari
akar-akaran
atau
kulit
tumbuhan
berwarna
kuning.
Ajaran transmigrasi
Suatu
ajaran
yang mempercayai
akan
adanya
kekeuatan
daya
pemindahan.
Misal
: Pada
waktu
seorang
wanita
akan
melahirkan,
diberi
air rendaman
daun
dan
membuka
lebar-lebar
semua
pintu.
Pada zaman
sejarah terjadi perkembangan agama dan kepercayaan. Seiring dengan hal
tersebut, terjadi perkembangan keperawatan. Penduduk mesir (5000 SM) menyembah
dewa iris untuk meminta kesembuhan bagi orang yang sakit dan mendirikan kuil
sebagai rumah sakit. Raja asoka di india mendirikan sekolah-sekolah
untuk mendidik para calon perawat. Di yunani mengenal dewa pengobatan yang
disebut Aesculapius dan membangun kuil menyerupai sanatorium untuk merawat
orang-orang yang sakit, dan masih banyak bentuk perkembangan keperawatan
lainnya di berbagai Negara.
ZAMAN PERMULAAN MASEHI
Zaman
ini dipengaruhi oleh perkembangan dan penyebaran dua agama besar, yakni islam
dan Kristen. Kristen mengenalkan keperawatan dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh biarawati, sedangkan islam mengenalkan ilmu pengetahuan yang sngat maju
dalam bidang pengobatan dan perawatan yang dilandasi oleh kasih saying. Banyak
orang yang akhirnya beralih ke Negara islam timur tengah untuk mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pengobatan dan perawatan.
Pada
zaman ini muncul tokoh keperawatan Rufaidah
binti Sa'ad/ Rufaidah
Al-Asamiya. Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah
dimulai sejak Siti Rufaidah pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan
apakah kliennya kaya atau miskin.
Siti rufaidahdiilustrasikan sebagai
perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin,
organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan
pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang
dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam
aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan
masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit.
Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi
bagi profesi perawat di dunia Islam. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan
pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak
dapat dilaporkan, dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit
(preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health
education).
ZAMAN
PERTENGAHAN
Pada zaman ini, terjadi perang besar antar-agama yang dikenal dengan
perang salib. Perang ini membawa banyak derita bagi rakyat: korban luka dan
rterbunuh, kelaparan, berbagai penyakit, dan lain-lain. Untuk mengatasi kondisi
tersebut, mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna memberti pertolongan dan
perawatan pun terus mengalami kemajuan, mulai
dikenal
konsep
P3K, keberadaan
perawat
mulai
dibutuhkan
dalam
ketentraman
dan
timbul
peluang
kerja
bagi
perawat
dibidang
sosial.
Akan tetapi, kiblat pembelajaran untuk ilmu pengobatan dan perawatan yang semula ada di negara islam kini beralih ke negara barat.
Akan tetapi, kiblat pembelajaran untuk ilmu pengobatan dan perawatan yang semula ada di negara islam kini beralih ke negara barat.
Zaman Baru
(Renaisans)
Pada
zaman ini, pengelolaan rumah sakit yang semula dikerjakan oleh pihak gereja
diambil alih oleh sipil. Akhirnya perawatan bagi oprang sdakit pun mengalami
kemundueran karena peran perawat digantikan oleh orang awam yang tidak mengerti
tentang keperawatan.
Pada
zaman ini muncul, muncul seorang tokoh keperawatan yang bernama Florence
Nightingale. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa
Inggris yang berarti “Sang Wanita dengan Lampu”. Ia mengembangkan
suatu model praktik asuhan keperawatan yang menyatakan bahawa kondisi sakit
sewseorang disebabkan oleh factor lingkuyngan, karenanya praktik keperawatan
ditekankan pada perubahan lingkungan yang member pengaruh pada kesehatan.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit
dan kiat-kiat juru rawat. Florence Nightingale memberikan penekanan kepada
pemerhatian teliti kepada keperluan pasien.
ZAMAN MODERN
Kiprah
Florence Nightingale dalam keperawatan rupanya berpengaruh besar pada
perkembangan keperawatan di era berikutnya. Di Inggris, terjadi kemajuan yang
pesat dalam bidang keperawatan. Diantaranya adalah pembangunan sekolah-sekolah
perawatdan pendirian perhimpunan perawat nasional Inggris (British Nurse
Association) oleh Erenwick pada tahun 1887. Perhimpunan ini bertujuan untuk
mempersatukan perawat-perawat yag ada di seluruh Inggris. Kemudian, pada 1 Juli
1899, Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga yang disebut International
Council Of Nurses (ICN).
Setelah era tersebut, dunia keperawatan
terus berkembang dengan pesat. Kondisi ini mendorong munculnya tokoh-tokoh
penting dalam keperawatan.
- Hildegard E. Peplau (1952). Ia menekankan bahwa
hubungan antar-manusia merupakan dasar bagi perawat untuk mengkaji proses
hubungan dengan pasien.
- Idea Jean Orlano (1961). Ia menekankan bahwa
keperawatan bertujuan untuk merespons perilaku klien dalam memenuhi
kebutuhannya dengan segera.
- Virginia Handerson (1966). Ia menekankan bahwa
perawat hanya membantu pasien dalam melakukan hal yang tidak dapat ia lakukan sendiri agar
kemandirian pasien meningkat.
- Sister Calista Roy (1970). Ia menekankan bahwa peran
perawat adalah untuk member kemudahan bagi pasien guna mengembangkan
kemampuan penyesuaian diri pasien.
- Martha E. Roger (1970). Ia menekankan bahwa manusia
mempunyai sifat alamiah yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan.
Dan
masih banyak lagi tokoh keperawatan lain yang tidak disebutkan di sini. Lebih
kanjut, perkembangan keperawatan di dunia bukan hanya berfokus pada aspek
pelayanan, tetapi juga pada jenjang pendidikan keperawatan. Di tingkat dunia,
pendidikan keperawatan sudah mencapai tingkat doctoral. Sayangnya, kondisi ini berbeda dengan
perkembangan pendidikan keperawatan di Negara kita.
Sejarah Perkembangan Keperawatan di
Indonesia
Seperti
telah dijelaskan di awal, tidak banyak literature yang membahas sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia .
Akan tetapi, sebagaimana sejarah perkembangan pada umumnya, sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia
juga dipengaruhi oleh latar belakang sejarah bangsa Indonesia . Ini berkaitan dengan
hegemoni yang diterapkan bangsa Eropa dan Jepang terhadap Indonesia . Tidak bias kita pungkiri
bahwa peran penjajah berpengaruh besar terhadap perkembangan keperawatan di Indonesia .
Secara umum, sejarah perkembangan keperawatan di Indonesiaterbagi atas enam
masa sesuai dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia .
ZAMAN VOC (1602-1799)
Untuk
kepentingan usaha perdagangan tentara Belanda, pada 1799 didirikan Binnen
Hospital di Batavia (sekarang Jakarta ).
Rumah sakit ini memanfaatkan tenaga perawat yang berasal dari Bumi Poetra (kaum
terjajah) yang disebut dengan pembantu orang sakit (POS). setelah VOC bubar,
didirikan sejumlah usaha dalam bidang kesehatan, antara lain Dinas Kesehatan
Tentara (Militaire Gezondsheids Dients) dan Dinas Kesehatan Rakyat (Burgrlijke
Gezondsheids Dients).
Zaman Penjajahan
Belanda I (1799-1811)
Tidak ada usaha
kesehatan yang menonjol pada masa ini. Secara umum, pemerintah hanya
melanjutkan apa yang telah dirintis oleh pendahulunya (VOC).
ZAMAN PENJAJAHAN INGGRIS(1811-1816)
Pada
masa ini, mulai berkembang sebentuk usaha kesehatan yang dipelopori oleh
Raffles. Usaha ini meliputi kegiatan vaksinasi cacar secara missal, perbaikan
perawatan kesehatan jiwa, dan perawatan bagi para tahanan.
Zaman Penjajahan
Belanda II (1816-1942)
Setelah
pemerintahan diserahkan kembali kepada Belanda, usaha kesehatan di Indonesia
semakin maju. Pada masa ini, pemerintah berhasil meluncurkan undang-undang
kesehatan yang disusun oleh Prof. Dr. Reinwardt. Selain itu, pada tahun 1819,
Residen V Pabst mendirikan sebuah rumah sakit Stadsverband dan berkedudukan di
Glodok. Rumah sakit ini kemudian berganti nama menjadi Central Burgerlijke
Ziekeninrichting dan dipindahkan ke
Salemba.
Pada
tahun 1852, Dr. W. De Bosch mendirikan Sekolah Dokter Jawa yang kemudian berkembang
menjadi STOVIA (1988). Ia juga menyelenggarakan program persiapan pendidikan
kebidanan pada tahun 1852, walaupun pada akhirnya program ini ditutup pada
tahun 1875. Pada tahun yang sama (1875), pemerintah mendirikan rumah sakit jiwa
pertama di Bogor ,
diikuti dengan rumah sakit jiwa Lawang (1894) dan rumah sakit jiwa Magelang
(1923). Dengan semakin banyaknya rumah sakit jiwa yang berdiri, dibukalah
pendidikan perawat jiwa pada tahun 1940 di Bogor .
Selain
rumah sakit pemerintah, di Indonesia berkembang pula sejumlah rumah sakit
swasta. Diantaranya adalah rumah sakit Cikini di Jakarta , St.Carolus di JakartaSt. Borromeus
di Bandung, dan Elisabeth di Semarang. Seiring dengan kemajuan tersebut,
pemerintah pun mulai mendirikan sekolah pendidikan bagi perawat. Sekolah
pendidikan keperawatan pertama didirikan di RS. Cikini pada tahun 1900.
ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG (1942-1945)
Pada
zaman ini dunia keperawatan Indonesia
mengalami kemunduran. Wabah penyakit menyebar dimana-mana akibat minimnya
suplai obat-obatan. Tidak hanya itu, kita bahkan terpaksa menggunakan daun
pisang dan dan pelepah batang pisang sebagai ganti balutan yang persediaannya
sangat tipis.
ZAMAN KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG
(1945-sekarang)
Pada
awal kemerdekaan banyak ditemui kekurangan dalam dunia keperawatan, namun
keadaan ini mulai berubah dengan mulai didirikannya sejumlah institusi
pendidikan keperawatan sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Dari
penjelasan diatas, bias kita simpulkan bahwa sejarah perkembangan keperawatan
di Indonesia
tidak hanya berlangsung di tatanan praktik – dalam hal ini layanan keperawatan,
tetapi juga didunia pendidikan keperawatan. Tidak ayal lagi, pendidikan
keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan.
Seperti kita ketahui, keperawatan merupakan profesi yang bersentuhan langsung
dengan hidup dan kehidupan manusia. Karenanya, perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya, salah satunya melalui kependidikan keperawatan yang
berkelanjutan.
Tidak bias dipungkiri perkembangan dunia keperawatan
di Indonesia
sejalan dengan perjalanan bangsa ini.Pada masa VOC profesi perawat sudah ada, dimana perawat
direkrut dari Bumi Poetra yang dipekerjakan di rumah sakit sebagai pembantu
orang sakit (zieken oppaser). Ketika itu belum ada pendidikan keperawatan.
Tahun 1913, program pendidikan keperawatan yang pertama didirikan di Rumah
Sakit Semarang
(Depkes RI, 1989)
Tahun
1930 pendidikan keperawatan setara dengan SMP sekarang ini, syaratnya adalah
peserta didik harus lulusan Sekolah Rakyat (SD saat ini). Lama pendidikan 3
tahun dan setelah lulus maka peserta
didik akan mendapat sertifikat Diploma A. Tahun 1940 dibuka Sekolah Perawat Jiwa di Bogor dan
lulusannya mendapat sertifikat Diploma B. Pada saat yang sama dibuka sekolah
bidan dengan syarat lulus perawat 3 tahun ditambah pendidikan kebidanan 1
tahun, lulusan mendaopat sertifikat Diploma C. Tahun 1950, dibuka Sekolah Guru
Perawat di Bandung. Tahun 1952 didirikan Sekolah Pengatur Rawat di Rumah Sakit
Tantja Badak.Sekolah Pengatur Rawat berubah menjadi Sekolah Perawat Kesehatan
yang merupakan jenjang pendidikan terendah bagi perawat. Tahun 1962 didirikan
akademi keperawatan di Jakarta .
Puncak
perkembangan akper tahun 1994, ditandai dengan semakin menjamurnyaakper-akper
swasta di seluruh nusantara. Hingga saat ini terdapat lebih kurang 361 akper di
Indonesia.Saat ini terdapat sejumlah tantangan dan kecenderungan yang berdampak
pada profesi akibat adanya perubahan global.
Pergeseran pola
masyarakat Indonesia
dari agraris ke industrialis, dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern.
Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit
degenerative,Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat saat ini
membuat masyarakat Indonesia
lebih kritis dengan menuntut pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Analisis
International Council of Nurses (1977 dalam Yani, 1977) yang menyatakan pada
tahun 2020, di seluruh dunia akan terjadi perubahan global; peningkatan
populasi lansia; penurunan angka kelahiran terutama Negara Barat; peningkatan
insidensi penyakit kronis; perkembangan kebebasan social; penyakit AIDS yang
masih menjadi masalah; kesehatan jiwa yang akan menjadi masalah utama.
Untuk
menghadapi tantangan ini dibutuhkan tenaga perawat yang berkualitas, dan upaya
yang dinilai efektif dan sangat startegis untuk mencetak tenaga perawat yang
professional adalah melalui pengembangan pendidikan keperawatan.
Tahun 1985
dibukalah program pendidikan sarjana keperawatan pertama di Universitas Indonesia . Program
studi ilmu keperawatan kedua dibuka di Universitas Padjajaran BandungSaat ini Indonesia telah
memiliki Fakultas Keperawatan
0 komentar:
Posting Komentar