Seringkali ketika orang
mengucapkan kata sehat, selalu diperjelas yaitu meliputi sehat jasmani dan
sehat rohani. Orang menganggap kedua-duanya penting. Orang tidak merasa cukup
hanya mendapatkan kesehatan jasmani tanpa disempurnakan dengan kesehatan
rohani. Dan begitu pula sehat rohani, harus juga sehat jasmaninya.
Agar jasmaninya sehat, maka orang harus makan secara teratur dan cukup,
berolah raga, menghindar dari makanan dan atau minuman yang merusak tubuh,
dan menjaga atau menghindar dari hal-hal yang menyebabkan badan atau raganya
terganggu. Keluar malam, apalagi di musim dingin misalnya, harus memakai
pakaian yang sesuai dengan kebutuhan itu.
Lalu, bagaimana dengan kesehatan rohani. Kesehatan jenis ini agak susah
dikenali. Kadang-kadang penderitanya sendiri tidak tahu bahwa dirinya lagi
sakit. Sekalipun seseorang sesungguhnya sedang sakit, justru dia menuduh
orang lain yang sakit. Suatu saat, kita saksikan seseorang menyarankan pada
saudara atau temannya agar sabar, padahal justru dirinya sendiri yang sedang
tidak sabar itu.
Penyakit rohani banyak macamnya. Orang yang tidak tahu diri, merasa hebat,
pintar sendiri, jagoan dan juga benar sendiri hingga melahirkan sifat sombong
atau takabur, maka ia sesungguhnya sedang tidak sehat. Orang yang tamak,
bakhil dan ingin menguasai apa saja semuanya, tanpa mau berbagi dengan orang
lain, itu semua pertanda bahwasanya ia tidak dalam keadaan sehat.
Demikian juga orang yang selalu iri, dengki atau hasat terhadap orang lain,
merasa susah dan bahkan marah jika ada orang lain senang, dan sebaliknya
merasa senang jika melihat orang lain lagi susah, adalah termasuk orang yang
sakit ruhani berat. Juga orang disebut sakit rohani manakala ia selalu merasa
ditimpa kekurangan, yakni kekurangan harta, pangkat, jabatan, pengaruh dan
lain-lain. Mereka selalu gelisah, ingin segera mendapatkan sesuatu, padahal
apa yang diinginkannya itu sudah terlalu banyak pada dirinya. Ini semua
adalah penyakit-penyakit ruhani yang sulit dikenali bahkan oleh yang
bersangkutan.
Sebaliknya, orang yang rohaninya sedang sehat adalah mereka yang selalu
bersyukur, merasakan gembira atas nikmat yang diterimanya, merasa cukup,
sabar, ikhlas, ikut senang tatkala temannya gembira mendapatkan untung, ikut
susah tatkala melihat temannya susah, selalu berusaha agar orang lain senang,
tawakal dan mau menerima apa adanya. Semuanya ini adalah tanda-tanda
seseorang yang sedang dalam keadaan sehat rohani.
Penyakit rohani bisa menimpa kepada siapapun, baik kepada orang kaya maupun
orang miskin, pejabat tinggi maupun rakyat biasa, orang pintar maupun kepada
orang bodoh. Penyakit ruhani ini, lebih membahayakan daripada sekedar
penyakit fisik atau jasmani. Penyakit rohani tidak saja berdampak pada yang bersangkutan,
tetapi justru terkena pada orang lain. Orang yang sakit rohani, misalnya
dengki, iri hati atau hasut, maka orang-orang dekatnya, seperti teman atau
tetangga, dan masyarakat lingkungannya akan terkena akibatnya.
Penyakit rohani, sekalipun tidak dirasakan, tetapi dampaknya cukup luas.
Misalnya, lembaga atau kantor yang dipimpin atau terdapat orang yang tidak
sehat ruhaninya kurang bersyukur, dengki, iri hati, hasut, maka institusi itu
secara keseluruhan bisa menjadi tidak sehat. Keadilan, kejujuran, kebenaran
akan sulit diwujudkan, sebagai akibat dari adanya orang-orang yang kurang
sehat itu.
Sebagai contoh tambahan, seorang desa harus menambah penderitaannya akibat
anaknya yang kurang sehat. Anaknya yang dikirim ke kota untuk belajar, sekalipun
dengan kemampuan seadanya, ternyata malas, kurang bersyukur, tidak
bersemangat, mencari enaknya saja, akhirnya gagal menyelesaikan belajarnya.
Kerugian itu tidak saja ditanggung sendiri, tetapi juga oleh orang tuanya,
saudaranya, dan semua yang terkait dengannya. Penyakit rohani bisa datang
kepada siapapun, baik pada orang kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak,
pejabat atau rakyat biasa, orang tua atau muda, guru, dosen maupun mahasiswa
dan bahkan semuanya.
Lalu, bagaimana menghindar atau menyembuhkan penyakit ini. Sebagai seorang
muslim, telah memiliki tuntunan. Yakni, memohon kepada Allah. Seringkali kita
mendengar syair yang indah, terkait tentang penyembuh hati. Disebutkan bahwa
ada lima penyembuh hati, yaitu membaca al Qur’an dengan menghayati maknanya,
sholat malam, banyak berdzikir, berkumpul dengan orang-orang sholeh, dan
sanggup menahan rasa lapar. Syair itu seringkali dilantunkan di masjid atau
musholla setelah adzan dikumandangkan, sebelum sholat berjama’ah dimulai.
Akhirnya, kita semua berharap selalu benar-benar mendapatkan karunia
kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Dalam sebuah pertemuan yang pernah
saya ikuti, seorang pembicara mengungkapkan bahwa memelihara kesehatan
seharusnya dilakukan dengan jalan (1) menjaga kehidupan spiritual, (2) selalu
memahami dan menghayati makna hidup, (3) menjaga konsumsi makanan dan (4)
membiasakan berolah raga secara cukup. Kiranya kita semua sudah tahu kunci
atau langkah menjaga kesehatan itu. Tetapi memang, menggunakan kunci itu
secara istiqomah agaknya sulit, kadang kita lupa, kurang sabar dan ikhlas.
Wallahu a’lam. |
keren blog nya :)
BalasHapusikut promo juga ya, buat anda yang sedang mencari busana muslim sarimbit langsung aja klik/ikuti link di bawah ini :)
http://busanamuslim.co/zenitha