Oleh : Mustikasari, SKp., MARS
Pengertian
Pengertian
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1999).
Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan
kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan
internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber
individu.
Berdasarkan kedua definisi maka yang dimaksud mekanisme koping
adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi
perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun
perilaku.
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2
(dua) (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu :
1. Mekanisme koping adiptif
adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan
orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan
seimbang dan aktivitas konstruktif.
2. Mekanisme koping maladaptif
Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja
berlebihan, menghindar.
Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek, salah satunya adalah
aspek psikososial (Lazarus dan Folkman, 1985; Stuart dan Sundeen, 1995;
Townsend, 1996; Herawati, 1999; Keliat, 1999) yaitu :
A. Reaksi Orientasi Tugas
Berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi tuntutan dari
situasi stress secara realistis, dapat berupa konstruktif atau destruktif.
Misal :
- Perilaku menyerang (agresif)
biasanya untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan untuk memuaskan
kebutuhan.
- Perilaku menarik diri
digunakan untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman baik secara fisik atau
psikologis.
- Perilaku kompromi digunakan untuk
merubah cara melakukan, merubah tujuan atau memuaskan aspek kebutuhan
pribadi seseorang.
B. Mekanisme pertahanan ego, yang sering disebut sebagai
mekanisme pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahanan ego adalah sebagai
berikut :
Kompensasi
Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan
secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan
primitif.
Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain
yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.
Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi
berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang
tersebut.
Intelektualisasi (intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu perasaannya.
Introjeksi (Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil
dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam
struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu
dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada
orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat
ditoleransi.
Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima
masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif
yang tidak dapat diterima.
Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang
bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.
Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri
khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini
Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau
ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
Pemisahan (splitting)
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik
atau semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif
di dalam diri sendiri.
Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya
secara normal.
Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat
mengarah pada represi yang berikutnya.
Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tindakan/ perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme
pertahanan primitif.
Daftar Pustaka
Herawani, N. (1999). Mekanisme koping. (makalah). Fakultas Ilmu
Keperawatan UI. Tidak dipublikasikan.
Keliat, B.A. (1999). Penatalaksanaan stres. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran: EGC.
Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress appraisal and
coping. New York: Publishing Company.
Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice
of psychiatric nursing. Sixth edition. St. Louis : Mosby Year Book.
Townsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing:
concepts of care. Second edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Oleh : Mustikasari, SKp., MARS
Pengertian
Pengertian
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1999).
Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan
kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan
internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber
individu.
Berdasarkan kedua definisi maka yang dimaksud mekanisme koping
adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi
perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun
perilaku.
Penggolongan Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2
(dua) (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu :
1. Mekanisme koping adiptif
adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan
orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan
seimbang dan aktivitas konstruktif.
2. Mekanisme koping maladaptif
Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja
berlebihan, menghindar.
Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek, salah satunya adalah
aspek psikososial (Lazarus dan Folkman, 1985; Stuart dan Sundeen, 1995;
Townsend, 1996; Herawati, 1999; Keliat, 1999) yaitu :
A. Reaksi Orientasi Tugas
Berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi tuntutan dari
situasi stress secara realistis, dapat berupa konstruktif atau destruktif.
Misal :
- Perilaku menyerang (agresif)
biasanya untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan untuk memuaskan
kebutuhan.
- Perilaku menarik diri
digunakan untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman baik secara fisik atau
psikologis.
- Perilaku kompromi digunakan untuk
merubah cara melakukan, merubah tujuan atau memuaskan aspek kebutuhan
pribadi seseorang.
B. Mekanisme pertahanan ego, yang sering disebut sebagai
mekanisme pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahanan ego adalah sebagai
berikut :
Kompensasi
Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan
secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan
primitif.
Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain
yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.
Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi
berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang
tersebut.
Intelektualisasi (intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu perasaannya.
Introjeksi (Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil
dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam
struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu
dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada
orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat
ditoleransi.
Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima
masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif
yang tidak dapat diterima.
Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang
bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.
Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri
khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini
Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau
ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
Pemisahan (splitting)
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik
atau semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif
di dalam diri sendiri.
Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya
secara normal.
Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat
mengarah pada represi yang berikutnya.
Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tindakan/ perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme
pertahanan primitif.
Daftar Pustaka
Herawani, N. (1999). Mekanisme koping. (makalah). Fakultas Ilmu
Keperawatan UI. Tidak dipublikasikan.
Keliat, B.A. (1999). Penatalaksanaan stres. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran: EGC.
Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress appraisal and
coping. New York: Publishing Company.
Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice
of psychiatric nursing. Sixth edition. St. Louis : Mosby Year Book.
Townsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing:
concepts of care. Second edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.
0 komentar:
Posting Komentar